Penolakan terhadap kehadiran Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Indonesia terus meluas. Organisasi-organisasi mahasiswa ternama pun ikut lantang menolak keberadaan ISIS. Negara seperti Indonesia yang majemuk dan moderat tidak perlu mengimpor konflik yang menumbuhkan benih radikalisme. Sehingga pemerintah harus menyikapi secara tegas kelompok radikal yang berpotensi menciptakan konflik dan kekerasan. Gerakan ISIS ini perlu disikapi secara cerdas dan efektif bukan melalui opini, tetapi melalui penegakan hukum. Karena ada instrument hukum yang mampu mengatasinya seperti UU Ormas. Jika ada Ormas yang tidak sesuai dengan Pancasila, membahayakan NKRI, mengganggu keamanan dan tidak memenuhi persyaratan sebagai Ormas, maka pemerintah seharusnya langsung menindak tegas demi tegaknya hukum dan kewibawaan negara.
Kehadiran ISIS dirasakan masyarakat menjadi ancaman baru bagi dunia termasuk Indonesia karena sangat radikal dalam ideologi dan gerakannya baik terhadap umat Nasrani maupun juga penganut Islam yang tidak sealiran. Karenanya, dunia perlu menyikapi ISIS secara cerdas dan efektif. Sehingga keresahan tidak meluas di masyarakat. Selain itu, bangsa Indonesia juga harus cermat karena jangan sampai ISIS menjadi proyek baru war on terror di Indonesia dan dunia. Sama halnya juga seperti yang diungkapkan Anggota Komisi A DPRD Jabar Deden Darmansyah saat ditemui di Gedung DPRD Jabar, Bandung beberapa waktu yang lalu.
Menurut Deden, Kehadiran ISIS di Indonesia yang belakangan ini ramai dibicarakan diyakini tidak akan berkembang di Jawa Barat. Selain kesigapan aparat, keberadaan kelompok tersebut tidak akan meraih simpati mengingat tingkat kecerdasan dan religi warga Jabar sudah dianggap baik meski kampanye ISIS mudah dilakukan, seperti melalui penyebaran video di internet, namun masyarakat bumi Parahyangan ini tidak akan mudah dipengaruhi oleh ajakan kelompok tersebut. Ujarnya Masih menurut deden "Aliran ini hanya akan mudah masuk ke orang-orang yang pemahaman agamanya kurang," Deden berpendapat, seluruh wilayah Jabar tergolong aman dari kelompok-kelompok aliran keras.
"Di Jabar tidak perlu khawatir, saya rasa tidak ada daerah yang berpotensi lahirnya kelompok garis keras, termasuk ISIS," tandasnya. Kendati begitu, Deden meminta aparat keamanan dan pemerintah tetap berupaya dalam mencegah berkembangnya kelompok garis keras, termasuk ISIS. Deden meminta aparat keamanan dan pemerintah terus melakukan koordinasi dengan masyarakat agar kelompok-kelompok tersebut tidak berkembang di Jabar. "Kami pun di DPR akan berkomunikasi dengan masyarakat, karena masyarakat yang lebih dulu tahu jika ada kelompok-kelompok seperti itu," kata Deden seraya meminta peran aktif masyarakat dengan segera melapor jika menemukan kehadiran kelompok seperti ISIS. Deden menilai ISIS sebagai kelompok berbahaya yang bisa merusak persatuan dan kesatuan Indonesia. Bahkan, ISIS merupakan kelompok teroris yang tidak boleh dibiarkan.’’. "Orang-orang ISIS ini kan masuk juga sebagai daftar teroris menurut kepolisian," Tegas Deden. (Riswan P)
No comments:
Post a Comment