Prof.
Dr. H Suherli, M.Pd
|
Pada Diesnatalis Univer¬sitas Galuh ini telah berlang¬sung kegiatan seminar, sarasehan, bakti sosial, pentas seni, penataan dan penghijauan lingkungan, temu alumni, dan kegiatan lain yang ditutup de¬ngan kegiatan Wisuda Gelom¬bang," ujarnya.
H. Suherli mengatakan, setiap tahun kepercayaan masya¬rakat terhadap Universitas Galuh terus meningkat. Kepercayan tersebut merupakan peluang dan tantangan untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan dan pendidikan. Sehingga Unigal menghasilkan lulusan yang kompeten, kom¬petitif dan berkualitas. "Kami akan terus berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan berkualitas dan bermanfaat bagi kemajuan masyarakat. Meski, kami menyadari proses perubahan sis¬tem akademik saat ini memer¬lukan berbagai macam unsur pendukung," ujarnya. Untuk itulah, Kata H. Suherli, Unigal telah menetapkan stan¬dar layanan mutu yang harus dijalankan oleh seluruh civitas academica. "Sungguh tidak mudah mencapai suasana akademik yang berkualitas. Karena memer¬lukan indaktor dan tolok ukur yang signifikan. Teruta¬ma pada raw input-proses-out put penyelenggaraan tridharma perguruan tinggi," ujarnya.
Menurut H. Suherli, Universitas Galuh meru¬pakan Perguruan Tinggi yang digagas oleh para pendirinya agar dapat berpartisipasi da¬lam pengembangan Sumber Daya Manusia, khususnya bagi masyarakat Jawa Barat Bagian Timur dan Jawa Tengah ba¬gian Barat. Peran serta Uni¬versitas Galuh dalam pengem¬bangan SDM ini dilakukan melalui proses pendidikan pada 18 program studi yang tersebar pada 7 Fakultas dan 2 program studi pada Program Pascasarjana. Peran serta Universitas Ga¬luh tersebut, kata H. Suherli, ten¬tu saja sangat berkontribusi pada peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) ke Per¬guruan Tinggi yang turut pula menentukan Indeks Pendi¬dikan, sebagai salah satu pe¬nentu Indeks Pembangunan Manusia Indonesia.
"Oleh karena itu, perhatian pemerintah baik pusat maupun daerah kepa¬da Perguruan Tinggi Swasta harus proporsio¬nal sebab yang be¬lajar di PTS juga Warga Negara Indonesia dan jumlahnya men¬capai 70% lebih banyak daripada mahasiswa yang belajar di PTN," ujarnya.
Jika PTN mendapat bantu¬an operasional PTN, Tambah H. Suherli maka sepatutnyalah PTS pun mendapat perlakuan yang seimbang karena dikoto¬mi kedua jenis Perguruan Tinggi ini tidak berlaku lagi ketika suatu prodi akan mengakreditasikan Program Stu¬dinya. "Jangan ada dikotomi an¬tara PTN dan PTS; oleh kare¬na itu melalui momen wisuda ini, kami menyerukan kepada Pemerintah Pusat dan juga Pemerintah Daerah, baik Provinsi Jawa Barat maupun Kabupaten Ciamis agar dapat membantu kami dalam men¬jalankan tugas Tridharma, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada ma¬syarakat. Tanpa bantuan dari pemerintah, Universitas Galuh akan mengalami kesulitan dan hambatan dalam menjalankan tugas tersebut secara maksi¬mal," ujarnya.
Sementara dalam persannya kepada para wisudawan, H. Suherli menyampaikan, wisuda hari ini bukan merupakan akhir dari proses pendidikan yang ditempuh, dari "penggalian dan pendalaman keilmuan, karena pada dasarnya pendidikan sepanjang hayat. Oleh karena itu, teruslah menggali ilmu dan belajar, baik melalui pengamatan terhadap alam semesta maupun melafui membaca berbagai informasi dari media cetak maupun elektronik yang tersedia. Pada hari ini Saudara dinobatkan sebagai insan terpelajar. Ciri insan terpelajar adalah memiliki kecerdasan, budi pekerti luhur, berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohani, cakap, kreatif dan mandiri. Dengan demikian, Saudara akan dinilai posifiif oleh masyarakat bukan dari ijazah atau gelarnya, tetapi sejauh mana Saudara mampu mengimplementasikan hakikat dan ciri-ciri insan terdidik tersebut di masyarakat. Karni ingin mengajak wisudawan untuk belajar ilmu padi, semakin berisi padi itu maka semakin merunduk. Tetaplah Saudara bersahaja dalam bersikap, tetap benar dan kreatif dalam bertindak, “kata H. Suherli.
Ditempat terpisah, Ketua Yayasan Pendidikan Galuh Dida Yuda Negara, SH. M.Si menegaskan, wisuda bukan hanya sekedar seremonial maha¬siswa meraih gelar akademik, tapi sebagai bekal awal mencapai keberhasilan selanjutnya. Dida juga mengamatkan kepada para wisudawan, alumni dan maha¬siswa senantiasa menjaga nama baik almamater Universitas Ga¬luh.
"Setelah meninggalkan dunia akademik, wisudawan akan me¬masuki kehidupan bermasyarakat yang lebih luas, sekaligus meng¬hadapi tantangan yang kian berat. Alumni Unigal jangan hanya me¬ngandalkan ijazah belaka, tapi harus dikembangkan melalui peningkatan kemampuan diri secara kreatif dan inovatif, serta teguh menjaga nama baik almamater¬nya, " ujarnya.
Menurut Dida, Unigal telah melahirkan puluhan ribu alum¬nus yang sudah berkiprah diberbagai lapangan kerja. Hal ini sebagai kebanggaan sekaligus tantangan bagi untuk terus me¬lahirkan alumni yang berkualitas.
"Respon positif dari masyarakat menunjukan penggemblengan di Unigal tidak sia-sia. Unigal telah memberi warna dan dinamika da¬lam setiap detak jantung dinami¬ka pembangunan di Indonesia pada umumnya dan Jawa Barat pada khususnya, "ujar Dida.
Meski banyak keberhasilan yang diraih, civitas Academica Unigal jangan pernah lengah. Karena harapan masyarakat ter¬hadap perguruan tinggi swasta sangat tinggi.
Oleh karena itu peningkatan kualitas harus di¬lakukan secara konsisten dan berkelanjutan. "Peran Universitas Galuh tidak hanya memberikan peroses pembelajaran kepada generasi bangsa, tapi mampu menunjukan karya bakti yang bisa dirasakan sesuai tuntutan dan ke-butuhan yang berkembang di masyarakat," ujarnya.
Dida menambahkan, Kemajuan Unigal di usianya yang ke 15 ini tidak lepas dari dukungan semua pihak. Jalinan kerjasama baik dengan pemerihtah pusat, pemerintah Daerah, Organisasi Profesi, dunia usaha, masyarakat, swasta maupun alumni sangat penting untuk terus dikembangkan.
"Kepada semua pihak kami haturkan terima kasih, semoga tali persaudaraan dan jalinan ker¬jasama dapat ditingkatkan dimasa datang untuk mewujudkan visi misi Unigal menjadi Universitas Unggulan yang Berdaya Saing Global pada tahun 2030," ujarnya. (Mamay/Dian/Red).
No comments:
Post a Comment