Tuesday, September 17, 2013

LAPAN Gelar Sosialisasi SADEWA

CIAMIS.(LawuNews.com)
  Bencana adalah merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan / atau faktornon alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Setelah ditetapkannya UU No. 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana maka penyelenggaraan penanggulangan bencana bukan hanya tanggungjawab pemerintah tetapi semua pihak baik masyarakat maupun dunia usaha. 
  Adapun pelaksanaan dilakukan secara terarah, terpadu dan terkoordinasi dari mulai prabencana, saat bencana dan pasca bencana. Konsep penanggulangan bendana saat ini telah mengalami pergeseran paradigma dari konvensional ke yang ke holostik, dimana pada awalnya menurut pandangan konvensional bencana dianggap sebagai suatu peristiwa atau kejadian yang tidak terelakan suatu peristiwa yang tidak dapat dihindari, sehingga penangannnya lebih bersifat pemberian bantuan dan kedaruratan dan berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan darurat berupa pangan, penampungan darurat, kesehatan dan penanganan krisis. Penanggulangan dilakukan dengan tujuan menekan tingkat kerugian, kerusakan dan pemulihan keadaan. 
   Adapun paradigma yang berkembang berikutnya adalah diarahkan pada penanganan bencana dan mitigasi yang tujuannya untuk meningkatkan kapasitas, kapabilitas penguatan masyarakat menghadapi bencana dan identifikasi daerah-daerah rawan bencana, mengenali pola-pola yang dapat menimbulkan kerawanan bencana di wilayahnya. Selanjutnya paradigma penanggulangan bencana berkembang lagi mengarah kepada faktor-faktor kerentanan kepada masyarakat yang kini disebut paradigma pembangunan, upaya yang dilakukan bersifat berintegrasikan upaya penanggulangan bencana dengan program pembangunan misalnya melalui penguatan ekonomi, penerapan teknologi, pengentasan kemiskinan dsb. 
   Paradigma yang terakhir adalah paradigma pengurangan resiko. Pendekatan ini merupakan perpaduan dari sudut pandang teknis dan ilmiah dengan perhatian kepada faktor-faktor sosial, ekonomi dan politik dalam perencanaan pengurangan bencana, dalam paradigma ini penanggulangan bencana bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengelola dan menekan resiko terjadinya bencana. Hal terpenting dalam pendekatan ini adalah memandang masyarakat sebagai subjek dan bukan objek dari penanggulangan bencana, hal tersebut diutarakan Bupati Ciamis melalui Asisten Daerah Pembangunan dan Kesejahteraan rakyat Sekda Ciamis, Drs. HM Soekiman, sewaktu memberikan sambutan pada acara pembukaan sosialisasi.
   Sistem Peringatan Dini Bencana Berbasis Satelit (SADEWA) di hotel Tyara Plaza, Kamis (12/9) dihadapan para narasumber dari Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN) serta dihadiri para SKPD, pimpinan organisasi, lembaga perguruan tinggi, insan pers, serta tamu undangan lainnya. Dalam indeks rawan bencana yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Ciamis, kata Soekiman, Kabupaten Ciamis termasuk dalam wilayah yang memiliki resiko bencana yang cukup tinggi yaitu dengan skor 104, rangking ke 22 dari 494 Kabupaten / Kota di Indonesia, ditambah pula dengan masih rendahnya kapasitas masyarakat dalam pengurangan resiko bencana. 
   Secara umum terdapat 8 jenis ancaman bencana yang berpotensi terjadi di Kabupaten Ciamis meliputi, banjir, longsor, gempa bumi, tsunami, angin puting beliung, kebakaran, kekeringan dan wabah penyakit (KLB), kata Soekiman. Kepala BPBD Kabupaten Ciamis, Drs. Dicky Erwin Djuliadi, M.Si menambahkan BPBD Kabupaten Ciamis dalam upaya pengurangan resiko bencana telah menyusun beberapa dokumen perencanaan Pengurangan Resiko Bencana (PRB), rencana aksi daerah PNB rencana kontigensi gempa bumi dan rencana kontigensi tanah longsor. Saat ini BPBD yang difasilitasi oleh Internasional Organitation For Migration (IOM) sedang menyusun rencana kontigensi banjir bandang. Dan perlu dipahami bahwa dalam konteks kesiapsiagaan, Kabupaten Ciamis membutuhkan adanya perangkat/ sistem peringatan dini yang canggih sehingga dalam penanggulangan bencana dapat dilaksanakan dengan cepat dan tepat dengan harapan dapat menekan timbulnya korban jiwa. 
  Saat ini atas pengajuan dari BPBD Kabupaten Ciamis didukung Pemkab Ciamis pihak LAPAN memberikan bantuan berupa pemasangan perangkat SADEWA yaitu sistem peringatan dini bencana berbasis satelit untuk direncanakan melengkapi sarana prasarana Pusdalops BPBD Kabupaten Ciamis. Perangkat tersebut sangat bermanfaat bukan hanya berfungsi sebagai peringatan dini bencana namun juga untuk kepentingan pertanian, pungkas Dicky (Mamay/Dian/Red).

No comments:

Koprasi Warga Cimahi Mandiri Menggelar RAT Tepat Waktu

Cimahi (LawuPost)  Koperasi yang sehat dan baik adalah Koperasi yang mampu melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) tepat waktu, dan Rap...