TASIKMALAYA.(LawuNews.com)
Penggunaan kondom sebagai salah satu pencegah penularan penyakit HIV atau AIDS oleh masyarakat di Kabupaten Tasikmalaya masih belum maksimal. Hal itu bisa terlihat dan pencapaian distribusi kondombulan Juli hingga Desember 2013 dari target sebanyak 12.083, yang terdistribusikan baru sekitar 4.902 atau sebanyak 40,57 persen.
"Untuk itu melalui kegiatan ini kita ingin lebih mendorong instansi terkait di Kabupaten Tasikmalaya agar lebih aktif lagi dalam upaya penanggulangan HIV/ AIDS yang salah satunya dengan mendistribusikan kondom yang dirasakan sejauh ini masih belum maksimal," ujar Ketua Yayasan Akses Indonesia (Yaldn), Iwan Ruswan, pada kegiatan Rapat Kooordinasi Penanggulangan HIV/AIDS di Kabupaten Tasikmalaya, di RM Genah Calik, Jalan Ir. H. Djuanda, Kota Tasikmalaya.
Selain itu kata Iwan, indikast masih lemahnya "stakeholder" dalam hal penanggulangan atau pencegahan penyebaran penyakit HIV/AIDS terlihat dari pencapaian masyarakat yang mendapat layanan tes HIV dari target 2.896 hanya mendapat hasil 416 atau hanya sekitar 14,36 persen. "Bahkan puskesmas yang melayani untuk tes HIV hanya sebagian kecil saja atau tidak semua puskesmas bisa melayani tes HIV," katanya.
Dikhawatirkan lanjut dia, jika informasi penyakit HIV/AIDS ini tidak maksimal ter-sampaikan ke masyarakat, yang terjadi adalah ketidaktahuan masyarakat terhadap penyakit tersebut, sehingga penularannya akan terus meningkat.
"Sekarang ini HIV/IDS itu sudah banyak terjadi di tatanan hidup rumah tangga sebagai akibat ketidaktahuan masyarakat terhadap bagaimana cara penularan HIV/AIDS," ujar Iwan.Kaitannya dengan dinas kesehatan lanjut Iwan, dikarenakan dinas kesehatan selain instansi yang memang menangani kesehatan masyarakat, dinas kesehatan juga memiliki banyak program yang bisa digunakan untuk turut mensosialisasikan masalah penyakit HIV/AIDS ke masyarakat.
"Salah satu contoh saat ini ada program barn di dinas kesehatan dimana untuk setiap ibu hamil diharuskan memeriksakan dirinya untuk mengetahui yang bersangkutan bebas atau tidaknya dari penyakit HIV," tuturnya.
Iwan menambahkan, berdasarkan data yang ada, kasus HIV AIDS dari tahun 2004 hingga Agustus 2013 telah terjadi 105 kasus HIV AIDS dimana pada laki-laki sebanyak 70 kasus, terbanyak pada golongan umur 20-29 tahun (35 Kasus), dan pada perempuan sebanyak 35 kasus terbanyak pada golongan umur 20-29 tahun (22 kasus).
"Jika dilihat dari data tersebut, kesimpulannya HIV AIDS banyak terjadi pada golongan usia produktif," ujar Iwan. Kasus HIV AIDS yang terjadi sejak tahun 2004 - Agustus 2013 di Kabupaten Tasikmalaya tersebut terjadi di 28 Kecamatan dari 40 Kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Dimana kasus terbanyak ada di Kecamatan Singaparna sebanyak 19 kasus, dengan banyaknya kasus terjadi pada ibu; rumah tangga yaitu sebanyak 22 persen, tidak diketahui 20 persen, tidak bekerja 19 persen, dan wiraswasta 19 persen. (Mamay/Dian/Red)
No comments:
Post a Comment