Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menegaskan kedatangannya ke Turki,
bukan kunjungan biasa. Selain memenuhi udangan sebagai narasumber utama dalam seminar Internasional Democratic and Economic Youth Summit (DEYS) 2013, juga melakukan penjajagan kerjasama ekonomi antara Provinsi Jawa Barat dengan Istanbul.
Hal senada diungkap Ketua Pengarah DEYS Arya Sandhiyuda, mahasiswa doktoral Hubungan Internasional pada Universitas Fatih-Istanbul, di Istanbul, Jumat (26/10). "DEYS, membahas dinamika demokrasi dan masalah ekonomi," tuturnya.
Ditambahkan, DEYS diikuti ratusan mahasiswa asal Indonesia yang sedang mengikuti pendidikan di berbagai perguruan tinggi di Eropa dan Asia. Lebih lanjut Heryawan menyatakan, pihaknya terus mendorong pengusaha lokal Jawa Barat untuk bermitra dengan sejumlah investor di Turki. Apalagi, khusus tekstil, sangat terbuka dan strategis untuk melakukan penjajagan kerjasama. "Apalagi selama ini, investor tekstil Turki belum masuk dalam pasar Indonesia. Bahkan di kawasan Asia sekalipun," ujarnya. Hal itu terungkap, saat Heryawan beserta rombongan yang terdiri dari Direktur Utama Bjb Bien Subiantoro, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Ferry Sofwan, Kepala Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah Jawa Barat Dadang Ma'soem dan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Nunung Sobari ke LTB, pabrikan tekstil terbesar di Turki pada hari yang sama. Menanggapi hal itu, pemilik LTB, Fatih Cakoglu optimis, kerjasama dengan Indonesia, khususnya pihak pengusaha Jawa Barat dapat berjalan. "Kami berharap dengan pertemuan ini dapat memberikan pencerahan sekaligus peluang bisnis tekstil antara Turki dengan Indonesia, khususnya Jawa Barat," ungkapnya bersemangat. Apalagi, lanjut Cakoglu, LTB kini memiliki 6.500 pegawai dengan 200 cabang di sejumlah negara di kawasan Amerika Serikat, Rusia, Eropa dan Amerika Selatan. Sehingga tak heran Heryawan menyebut Turki memiliki potensi yang besar dalam merajut kerjasama dengan para pengusaha di Jawa Barat. "Potensi investasi Turli sangat besar," kata Heryawan. Untuk itu, Heryawan meminta kepada Ferry Sofwan dan Dadang Ma'soem untuk memperdalam dan menindaklanjuti potensi kerjasama investasi tersebut. Sementara Ferry menjelaskan bahwa kerjasama antar Turki-Indonesia saat ini baru sebatas pengiriman benang sintetis dan filamen untuk membuat karpet. "Ekspor filamen ke Turki menempati 80 persen ekspor Indonesia ke Turki," jelas Ferry. Sementara Dadang menyatakan akan semakin ekonomis bila Turki membuka pabrik karpet di Jawa Barat. Hak itu akan menekan biaya operasional pengiriman barang. Menurutnya ada beberapa lokasi usaha yang bisa dimanfaatlan para calon investor Turki. "Kita akan bantu untuk prosesnya sehingga bisa dibangun," tuturnya.(Hum Prov Jabar/Suparman)
Ditambahkan, DEYS diikuti ratusan mahasiswa asal Indonesia yang sedang mengikuti pendidikan di berbagai perguruan tinggi di Eropa dan Asia. Lebih lanjut Heryawan menyatakan, pihaknya terus mendorong pengusaha lokal Jawa Barat untuk bermitra dengan sejumlah investor di Turki. Apalagi, khusus tekstil, sangat terbuka dan strategis untuk melakukan penjajagan kerjasama. "Apalagi selama ini, investor tekstil Turki belum masuk dalam pasar Indonesia. Bahkan di kawasan Asia sekalipun," ujarnya. Hal itu terungkap, saat Heryawan beserta rombongan yang terdiri dari Direktur Utama Bjb Bien Subiantoro, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Ferry Sofwan, Kepala Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah Jawa Barat Dadang Ma'soem dan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Nunung Sobari ke LTB, pabrikan tekstil terbesar di Turki pada hari yang sama. Menanggapi hal itu, pemilik LTB, Fatih Cakoglu optimis, kerjasama dengan Indonesia, khususnya pihak pengusaha Jawa Barat dapat berjalan. "Kami berharap dengan pertemuan ini dapat memberikan pencerahan sekaligus peluang bisnis tekstil antara Turki dengan Indonesia, khususnya Jawa Barat," ungkapnya bersemangat. Apalagi, lanjut Cakoglu, LTB kini memiliki 6.500 pegawai dengan 200 cabang di sejumlah negara di kawasan Amerika Serikat, Rusia, Eropa dan Amerika Selatan. Sehingga tak heran Heryawan menyebut Turki memiliki potensi yang besar dalam merajut kerjasama dengan para pengusaha di Jawa Barat. "Potensi investasi Turli sangat besar," kata Heryawan. Untuk itu, Heryawan meminta kepada Ferry Sofwan dan Dadang Ma'soem untuk memperdalam dan menindaklanjuti potensi kerjasama investasi tersebut. Sementara Ferry menjelaskan bahwa kerjasama antar Turki-Indonesia saat ini baru sebatas pengiriman benang sintetis dan filamen untuk membuat karpet. "Ekspor filamen ke Turki menempati 80 persen ekspor Indonesia ke Turki," jelas Ferry. Sementara Dadang menyatakan akan semakin ekonomis bila Turki membuka pabrik karpet di Jawa Barat. Hak itu akan menekan biaya operasional pengiriman barang. Menurutnya ada beberapa lokasi usaha yang bisa dimanfaatlan para calon investor Turki. "Kita akan bantu untuk prosesnya sehingga bisa dibangun," tuturnya.(Hum Prov Jabar/Suparman)
No comments:
Post a Comment