Saturday, October 19, 2013

Ombak Pangandaran Menelan Korban

PANGANDARAN.(Lawunews.Com)
   Seorang nelayan, Dedi (35) asal Kelurahan Bojong Karegis. Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat ditemukan sudah tewas. Tubuhnya mengapung di antara karang-karang di Pantai Karangpakis, Kecamatan Nusawungu, Cilacap, Jawa Tengah. Dedi tenggelam dan menghilang di Pantai Selok (Cilacap, selama dua hari terakhir, jenazahnya ditemukan nelayan setempat pada Kamis malam sekitar pukul 21.10. Koordinator Pos Badan iSearch and Rescuei Nasional (Basarnas) Cilacap, Tri Joko Priyono, mengatakan, tubuh korban terbujur kaku di antara karang-karang Pantai Karangpakis yang berbatasan dengan Kabupaten Kebumen. Korban sudah terbawa arus laut sekitar 20 kilometer ke arah timnr dari lokasi nelayan tersebut tengge¬lam. “Kita mendapat laporan dari nelayan setempat adanya temuan mayat. Mereka tidak berani mengevakuasi sehingga meminta bantuan Basarnas, kita segera mengirim petugas untuk evakuasi,” kata Trijoko Jumat. (11/10). Jenazahnya langsung dibawa ke RSUD Cilacap berdasarkan pemeriksaan tubuh korban sudah mengembung dan badannya penuh luka, diduga akibat menabrak karang saat hanyut.
    Berdasarkan pemeriksaan dengan ciri-ciri yang ada ditubuhnya Basarnas memastikan jika jenazah tersebut adalah Dedi, nelayan yang tenggelam di Pantai Selok. Pada Rabu (9/10) pagi, Dedi dan rekannya Chandra warga Tegal mau pulang ke Cilacap setelah semalam mencari ikan. Korban dengan perahu Vodka Java yang ditumpanginya terbelah dua setelah dihantam ombak besar. Chandra selamat setelah berhasil berenang hingga ke pantai, sedangkan Dedi terseret arus gelombang, dan menghilang selama dua hari. Sebenarnya setelah menerima laporan adanya kecelakaan laut, Basarnas mengirim tim untuk melakukan pencarian, namun terjadi gelombang pasang dan angin kencang yang berhembus di pantai selatan Jateng. Kondisi tersebut diakui menghambat pencarian. Kekerapan gelombang tinggi dan angin menyebabkan korban hanyut semakin menjauh. "Lokasi korban saat ditemukan sudah berada 20 kilometer itu artinya gelombang laut yang menghempas korban sangat kuat. Biasanya korban kecelakaan di laut terseret antara 5-10 km. Saat ini gelombang di laut selatan masih tinggi, di pantai mencapai 2 - 3 meter. 
    Selain itu Gelombang tinggi yang melanda Pantai Barat Pangandaran Selasa malam lalu mengakibatkan sejumlah warung di pinggir pantai dan seorang nelayan hilang disapu gelombang. Salah seorang pemilik warung di depan Pondok Seni yang warungnya hilang disapu gelombang, Ny. Rusman (48) warga Banyuasin Pangandaran mengatakan, pada saat kejadian dirinya sudah pulang ke rumah. "Saya diberitahu teman, dan waktu itu sudah tidur, namun ada yang datang ke rumah memberitahu bahwa warung hilang terbawa gelombang," ungkapnya. Ny. Rusman mengaku, kejadian warung miliknya yang hilang disapu gelombang merupakan kejadian yang kedua kalinya. Beberapa tahun lalu warungnya juga pernah hilang tersapu tsunami, kini mengalami lagi dan semua isi warungnya habis. "Barang jualan habis semua, untuk hari esok apa yang harus dijual, modal tidak punya," kata Ny. Rusman, Kamis (10/10). Dirinya mengharapkan bantuan dari Pemerintah sebab waktu kejadian tsunami mendapat bantuan sebesar Rp. 5 juta. "Kemarin sudah ada yang mendata kerusakan warung di sekitar pantai, sugan wae aya bantosan ti Pamarentah," tambahnya. (Mamay/Dian)

No comments:

Koprasi Warga Cimahi Mandiri Menggelar RAT Tepat Waktu

Cimahi (LawuPost)  Koperasi yang sehat dan baik adalah Koperasi yang mampu melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) tepat waktu, dan Rap...