H. Dedi
Kusmana, S.Pd
|
CIAMIS (Lawunews.Com)
Pemuda sebagai generasi penerus bangsa sudah saatnya menjadi pelopor terdepan demi kemajuan negeri. Khusus untuk pelajar, bukti perjuangan seba¬gai pelopor kemajuan negeri adalah dengan belajar yang tekun dan sungguh-sungguh, jujur, disiplin dan berakhlaqul qarimah.
Demikian disampaikan Kepala Unit Pelaksana Teknis Pendidikan (UPTD) Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis, H. Dedi Kusmana, S.Pd saat mem¬berikan, sambutan kepada ratusan siswa pada peringatan Sumpah Pemuda ke-85 yang dilaksanakan di lapangan Sepakbola Sadananya, Senin, (28/10).Menurut H. Dedi, di pundak generasi muda maju mundurnya negeri Indonesia ini. Apabila generasi mudanya kuat, solid, cerdas dan berakhlaqul qarimah, maka Indonesia akan maju. Tetapi sebaliknya, apabila generasi mudanya hancur, maka hancurlah masa depan Indonesia. "Ini saatnya yang muda menjadi pelopor terdepan sebagai generasi penerus. Belajar yang tekun, jadilah manusia yang cerdas intelektual dan soleh emosional, maka Insya Allah Indonesia ini akan maju menjadi negara yang besar,"kata H. Dedi memberi semangat kepada para peserta peringatan Hari Sumpah Pemuda yang terdiri dari para pelajar SD, SMP, SMA dan SMK serta para PNS, TNI dan Polri.
Lebih jauh H. Dedi yang dipanggil akrab Dedi Unay ini menanggapi perayaan Hari Sumpah Pemuda yang menurutnya tanggal 28 Oktober 2013 yang baru lalu, segenap bangsa Indonesia khususnya para pemuda memperingati Hari Sumpah Pemuda.
Upacara seremonial untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda pun digelar di berbagai tempat, baik di lingkungan birokrasi, perguruan tinggi maupun di sekolah-sekolah.
Tentu saja setiap perayaan hari Sumpah Pemuda, isi dari sumpah pemuda pun dibacakan kembali, terutama pada acara seremonial, Satu Nusa dan Satu Bangsa. Tidak terlalu banyak perubahan alias para pemuda masih berpegang teguh pada sumpahnya, karena para pemuda tempo dulu dan pemuda jaman sekarang masih tetap mengaku sebagai anak bangsa Indonesia (satu bangsa) dan tinggal di Kepulauan (Nusa) yang berada di Indonesia.
Namun yang jadi masalah sekarang adalah bahwa para pemuda jaman sekarang tampaknya sudah tidak atau kurang lebih berpegang teguh pada sumpahnya dalam hal Satu Bahasa. Pasalnya, anak muda sekarang banyak yang merasa bangga jika berbicara dalam bahasa asing (terutama Bahasa Inggris) ketimbang bahasanya sendiri (Indonesia).
Harus diakui bahwa bahasa Inggris memang merupakan bahasa Internasional yang bisa digunakan di negara manapun sebagai bahasa pergaulan atau percakapan sehari-hari. Harus diakui pula bahwa jaman sekarang adalah jaman kemajuan teknologi, dimana banyak teknologi baru berasal dari luar negeri yang dalam panduan dan penggunaan teknologi tersebut menggunakan bahasa Inggris, sehingga kemahiran berbahasa Inggris memang sudah sewajarnya dimiliki oleh para pemuda sekarang untuk mengimbangi kemajuan jaman.
Namun tentu saja penggunaan Bahasa Inggris tersebut jangan sampai kebablasan, sampai-sampai para mahasiswa, pejabat dan kalangan lainnya merasa lebih pintar jika berbicara diselingi dengan Bahasa Inggris. Ironisnya lagi dalam sejumlah acara TV swasta nasional pun kebanyakan acaranya menggunakan Bahasa Inggris, padahal banyak kosakata Bahasa Indonesia yang sebenarnya bisa dijadikan judul acara TV, papar H. Dedi.
“Semua penggunaan Bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya dalam kehidupan sehari-hari dikalangan masyarakat Indonesia sebenarnya tidak jadi masalah kalau dulu tidak ada sumpah pemuda di Indonesia. Namun karena dulu ada sumpah pemuda, yang salah satu sumpahnya Satu Bahasa Bahasa Indonesia maka tentu saja segenap bangsa Indonesia harus memegang teguh pada sumpah tersebut,” pungkasnya. (Mamay/Dian)
No comments:
Post a Comment