Ciamis (Lawunews.Com)
Sejumlah calon anggota DPRD Kabupaten Ciamis mengaku “cape” blusukan ke daerah-daerah terpencil yang jauh dari kawasan perkotaan. Pasalnya, para caleg yang semula akan mengkampanyekan dirinya kepada masyarakat, namun justru diminta oleh masyarakat untuk menjelaskan tentang tata cara pencoblosan.
Saeppudin, SH, MH, salah seorang caleg mengaku kaget dan heran karena banyak masyarakat yang tidak tahu menahu soal partai politik yang akan dipilihnya. "Kalau tidak tahu soal nama dan foto caleg itu wajar-wajar saja. Tapi kalau tidak tahu tentang partai politik, saya rasa itu keterlaluan," kata Aep kepada Awak Media di kediamannya di Lingkungan Sikuraja Kecamatan Ciamis, Kamis (10/4).
Bahkan yang tadinya akan memperkenalkan diri atau mengkampanyekan dirinya sendiri kepada masyarakat, justru akhirnya malah menyosialisasikan tentang tata cara pemilu yang merupakan tugas KPU. "Saya datang ke suatu kampung di pelosok Ciamis untuk kampanye diri saya dan partai. Tapi malah banyak masyarakat yang menanyakan tentang partai politik secara keseluruhan. Waktu teh kalahkah beak ku nerangkeun pemilu. Saya khawatir pemilu tahun ini banyak yang golput, karena masyarakat banyak yang tidak tahu," kata Aep.
Caleg dari PPP Nomor urut 13 untuk duduk di DPRD Ciamis itu, menilai kurang antusiasnya masyarakat terhadap pemilu kali ini, karena masyarakat sudah jenuh dengan partai politik. "Masyarakat tidak lagi respek terhadap parpol," katanya.
Bahkan menurut Aep, masyarakat sekarang tidak melihat orang atau program dari caleg atau parpol itu sendiri. "Masyarakat lebih menilainya dengan transaksional. Biaya transaksional itu dalam pemilu tahun ini paling tinggi," kata Aep.
Pada akhirnya, kata Ketua Peradi Ciamis - Banjar itu, siapa caleg yang memiliki biaya besar tentunya akan lebih berpeluang untuk terpilih ketimbang caleg yang memiliki pengalaman atau pintar. Aep pun tak menampik kalau pemilu tahun ini golongan putih (golput) akan meningkat. "Jadi masyarakat itu sudah pusing mau memilih siapa. Cara mencoblosnya juga sudah dibikin pusing tujuh keliling. Namun begitu tidak menutup kemungkinan masyarakat itu akan lebih simpel mencoblos partai politiknya ketimbang mencoblos caleg yang harus dicari dulu," ucapnya.
Disinggung masalah calon DPD yang dalam surat suaranya lengkap dipasang fotonya, Aep pun tidak menampik pula jika mantan Bupati Garut Aceng HM Fikri akan terpilih. "Ya Aceng diuntungkan, selain dikenal, ada fotonya dan juga nomor urut satu." katanya.
Sementara itu, caleg dari Partai Demokrat, Raden Alex menyatakan kalau pemilu tahun ini masyarakat itu sudah pintar. Bahkan terkadang banyak caleg yang tertipu oleh ulah masyarakat atau tim sukses. "Caleg juga banyak yang kena tipu. Masyarakat terhadap caleg banyak yang minta ini minta itu. Tapi dalam pelaksanaannya, entah siapa yang dicoblosnya," ujarnya. (tim)
Saeppudin, SH, MH, salah seorang caleg mengaku kaget dan heran karena banyak masyarakat yang tidak tahu menahu soal partai politik yang akan dipilihnya. "Kalau tidak tahu soal nama dan foto caleg itu wajar-wajar saja. Tapi kalau tidak tahu tentang partai politik, saya rasa itu keterlaluan," kata Aep kepada Awak Media di kediamannya di Lingkungan Sikuraja Kecamatan Ciamis, Kamis (10/4).
Bahkan yang tadinya akan memperkenalkan diri atau mengkampanyekan dirinya sendiri kepada masyarakat, justru akhirnya malah menyosialisasikan tentang tata cara pemilu yang merupakan tugas KPU. "Saya datang ke suatu kampung di pelosok Ciamis untuk kampanye diri saya dan partai. Tapi malah banyak masyarakat yang menanyakan tentang partai politik secara keseluruhan. Waktu teh kalahkah beak ku nerangkeun pemilu. Saya khawatir pemilu tahun ini banyak yang golput, karena masyarakat banyak yang tidak tahu," kata Aep.
Caleg dari PPP Nomor urut 13 untuk duduk di DPRD Ciamis itu, menilai kurang antusiasnya masyarakat terhadap pemilu kali ini, karena masyarakat sudah jenuh dengan partai politik. "Masyarakat tidak lagi respek terhadap parpol," katanya.
Bahkan menurut Aep, masyarakat sekarang tidak melihat orang atau program dari caleg atau parpol itu sendiri. "Masyarakat lebih menilainya dengan transaksional. Biaya transaksional itu dalam pemilu tahun ini paling tinggi," kata Aep.
Pada akhirnya, kata Ketua Peradi Ciamis - Banjar itu, siapa caleg yang memiliki biaya besar tentunya akan lebih berpeluang untuk terpilih ketimbang caleg yang memiliki pengalaman atau pintar. Aep pun tak menampik kalau pemilu tahun ini golongan putih (golput) akan meningkat. "Jadi masyarakat itu sudah pusing mau memilih siapa. Cara mencoblosnya juga sudah dibikin pusing tujuh keliling. Namun begitu tidak menutup kemungkinan masyarakat itu akan lebih simpel mencoblos partai politiknya ketimbang mencoblos caleg yang harus dicari dulu," ucapnya.
Disinggung masalah calon DPD yang dalam surat suaranya lengkap dipasang fotonya, Aep pun tidak menampik pula jika mantan Bupati Garut Aceng HM Fikri akan terpilih. "Ya Aceng diuntungkan, selain dikenal, ada fotonya dan juga nomor urut satu." katanya.
Sementara itu, caleg dari Partai Demokrat, Raden Alex menyatakan kalau pemilu tahun ini masyarakat itu sudah pintar. Bahkan terkadang banyak caleg yang tertipu oleh ulah masyarakat atau tim sukses. "Caleg juga banyak yang kena tipu. Masyarakat terhadap caleg banyak yang minta ini minta itu. Tapi dalam pelaksanaannya, entah siapa yang dicoblosnya," ujarnya. (tim)

No comments:
Post a Comment