Komandan
Jenderal (Danjen) Akademi TNI Marsda TNI Bambang Samoedro, S.Sos.,M.M didampingi Gubernur AAL Laksda TNI Taufiqoerrochman, S.E., Gubernur
AAU Marsda TNI Tabri Santoso, S.E. dan Wagub Akmil Brigjen TNI Sumedy,
S.E.,M.M. memberikan pembekalan kepada 453 orang Calon Perwira Remaja (Capaja) lulusan Akmil, AAL
dan AAU di Gedung Graha Sabang Merauke (GSM) Akademi Angkatan Udara,
Yogyakarta, Minggu (22/6/2014).
Dalam kesempatan tersebut, Danjen Akademi TNI menyampaikan arahan kepada
Capaja TNI yang akan diambil sumpah dan dilantik menjadi Perwira TNI pada
tanggal 26 Juni 2014. Salah satu inti pembekalan di akhir pendidikan Capaja TNI
sebelum Praspa mengandung makna dan nilai yang sangat penting, sebagai
modal dalam mengawali karier sebagai Perwira Remaja TNI, dengan harapan para
perwira remaja dapat memperoleh bekal yang berharga dalam mengawali pengabdian
kepada bangsa dan negara melalui TNI.
Lebih lanjut Marsda TNI Bambang Samoedro,
S.Sos.,M.M. mengatakan bahwa selama empat tahun
Capaja mengikuti pendidikan di akademi, senantiasa bersama dalam suka dan duka,
dalam belajar dan berlatih, dengan perangkat kendali pendidikan yang telah
diprogramkan sesuai dengan tuntutan akademi masing-masing. Hal tersebut
merupakan basis dari pembentukan dan penguatan integrasi spiritual,
sebagai calon Perwira TNI dan sebagai kader pimpinan TNI di masa depan. Sejak
awal pendidikan mulai dari Menchandra Akademi TNI, Capaja telah dididik bersama
secara integratif, diantaranya kegiatan Bhineka Eka Bhakti, Latihan Integrasi
Taruna Wreda (Latsitarda), Pekan Integrasi dan Kejuangan Taruna serta kegiatan
integratif lainnya.
Marsda TNI Bambang Samoedro menambahkan bahwa perkembangan globalisasi dunia saat ini sangat
dinamis, termasuk didalam teknis strategi perang. Perang modern kedepan
sarat dengan upaya adu domba dan provokasi. Paradigma perang modern
adalah perang kecanggihan otak, kecanggihan sistim, kecanggihan peralatan
tempur dan juga kecanggihan logistik, bukan lagi hanya perang secara konvensional
atau tradisional. Karena itu para Capaja harus mempersiapkan diri secara
maksimal agar mampu memahami dan berperan serta mengantisipasi segala
efek yang mungkin diakibatkannya.
Disadari atau tidak, bahwa pengetahuan dan kemampuan
yang saudara peroleh selama mengikuti pendidikan di Akademi TNI,
tentunya masih sangat jauh dari cukup apalagi sempurna. Oleh karenanya,
tidak ada kata cukup untuk ilmu pengetahuan dan wawasan, jangan pernah berhenti
dalam menggali dan menimba ilmu.
Di tempat yang sama Kepala Pusat Pembinaan Mental
(Kapusbintal) TNI Laksma TNI Dr. Asep Saepudin, SAg. M.Kum menyampaikan bahwa berdasarkan perhitungan masa kerja menjadi prajurit TNI bagi perwira
mencapai usia 58 tahun, maka para Perwira Remaja yang saat ini berusia 22
tahun, nanti akan menjalani pengabdian kepada negara dan bangsa Indonesia selama kurun waktu +
36 tahun, sebuah pengabdian yang sangat panjang yang tentu saja akan menghadapi
berbagai suka dukanya pengabdian menjadi TNI, menghadapi tantangan tugas yang
tidak ringan serta menghadapi godaan-godaan yang sangat banyak, oleh karena itu
perlu kesiapan mental yang tangguh, postur tubuh/fisik yang stabil dan ideal
serta intelektual yang cerdas, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi masa kini dan masa yang akan datang.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, untuk memelihara kesiapan mental
dalam menjalani pengabdian agar selamat dan berhasil dengan sukses mencapai
puncak karier, memerlukan bekal pengabdian kepada negara dan bangsa
sebagai berikut : Pelihara dan Pertahankan Jati Diri TNI, sebagai Tentara Rakyat, yaitu tentara yang berasal dari warga Negara Indonesia, mengikuti seleksi
ketat dan pendidikan ketentaraan. Sebagai Tentara Pejuang, yaitu
tentara yang berjuang menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan tidak
mengenal menyerah dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya.
Sebagai Tentara Pejuang, akan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau kelompok, akan mendahulukan kewajiban dari pada menuntut hak. Tentara
Nasional, yaitu tentara kebangsaan Indonesia yang bertugas demi kepentingan
negara di atas kepentingan daerah, suku, ras dan golongan agama.
Sebagai Tentara Nasional Indonesia harus siap sedia ditempatkan dimana saja di
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai Tentara
Nasional Indonesia harus mengutamakan persatuan dan kesatuan serta soliditas
dalam menjalankan tugasnya.
Sebagai Tentara Profesional, yaitu tentara yang terlatih, terdidik,
diperlengkapi secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis dan
dijamin kesejahteraannya, serta mengikuti kebijakan politik Negara yang
menganut prinsip demokrasi, supremasi sipil, hak asasi manusia, ketentuan hukum
nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi. Agar kita menjadi
Tentara Profesional, maka harus terus menambah pengetahuan dengan membaca buku
atau pengalaman para senior yang berhasil dalam penugasannya, terus berlatih
agar memiliki keterampilan yang mumpuni, serta bertanggungjawab atas
pelaksanaan tugas yang dipercayakan kepada kita. Ciri-ciri Tentara
Profesional antara lain memiliki pengetahuan yang luas (knowledge),
keterampilan (skill), pengalaman (experience) dan tanggungjawab (responsibility),
kreatif dan inovatif serta peka terhadap perkembangan lingkungan.
Sementara Wakil Ketua I Dewan Pimpinan Pusat Legiun
Veteran Republik Indonesia (LVRI) Pusat Mayjen TNI (Purn) Sukotjo Tjokroatmodjo
juga memberikan pembekalan kepada Capaja TNI terkait nilai-nilai Kejuangan
dalam kondisi kekinian.
Mayjen TNI (Purn) Sukotjo Tjokroatmodjo yang lahir
di Kertosono 87 tahun silam menekankan kepada Capaja lulusan Akademi TNI bahwa generasi penerus bangsa harus memahami ‘sejarah
perjuangan bangsa’ serta menanamkan ‘nilai-nilai kejuangan’ yang didasari
Pancasila dan UUD 1945 sehingga menjadi karakter yang melekat di dalam
diri bangsa Indonesia untuk diimplementasikan dalam pengabdiannya kepada bangsa
dan negara sampai kapanpun.
Generasi penerus TNI ke depan harus dapat menerapkan nilai-nilai kejuangan
bangsa dalam setiap penugasannya khususnya dalam mempertahankan dan mengisi
kemerdakaan. Adapun “nilai-nilai juang”
dari para seniornya (‘Veteran-Pejuang’), seperti antara lain : keberanian, rela berkorban, ulet serta tangguh, tanpa pamrih, percaya kekuatan sendiri
dan cinta tanah air. Nilai-nilai kejuangan ini menjadi pendorong semangat tempur
dalam menghadapi musuh negara, perlu diwarisi oleh generasi penerus bangsa saat
ini (untuk menghadapi permasalahan bangsa kedepan).
Authentikasi :
Kabid Penerangan Praspa TNI Tahun 2014, Kolonel Sus Drs. Bintang Yudianta
No comments:
Post a Comment