Puspen TNI (Lawunews.Com)
Panglima
TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko melakukan teleconference dengan seluruh
jajaran Panglima Komando Utama (Pangkotama) TNI dari Sabang sampai Merauke di
seluruh Indonesia untuk mengecek kesiapan prajurit TNI dalam pengamanan
Pemilihan Presiden (Pilpres) tanggal 9 Juli 2014, di Pusat Pengendalian
Operasi (Pusdalops) Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur, Jumat (4/7/2014).
Pada teleconference tersebut, Panglima
TNI menyampaikan tujuh perintah Presiden RI yang diberikan kepada Panglima TNI
dalam Rapat Kabinet Terbatas Bidang Polhukam kemarin, terkait Pengamanan Pilpres
2014, yaitu : Pertama, seluruh jajaran TNI dan Polri
agar tidak menganggap ringan situasi, tidak under estimate. Lebih baik
siap menghadapi kemungkinan apapun yang akan terjadi. Bahwa situasinya aman
terkendali kita syukuri, tapi kalau ada gangguan tiba-tiba maka TNI dan Polri siap
mengatasi keamanan dalam negeri. Kedua, sebelum tanggal 9 Juli 2014 hingga
beberapa hari setelah itu atau hingga situasi benar-benar dinyatakan aman, maka
jajaran Polri dan TNI siap dan siaga. Operasi dan kegiatan keamanan yang
dilakukan Polri dan TNI terus dilakukan. Presiden tidak ingin mendengar
alasan ketidaksiapan, ketidaksiagaan, terhadap apa pun yang terjadi.
Ketiga, disamping penyelenggara Pemilu, jajaran Kepolisian
dibantu TNI untuk mencegah dan menindak semua pelanggaran hukum berkaitan
dengan Pilpres. Seperti aksi-aksi kekerasan, perusakan pembakaran yang mungkin
dapat terjadi dari siapapun yang dilakukan oleh pihak manapun. TNI dan Polri
harus adil, harus netral tapi tidak memberikan toleransi terhadap perilaku
seperti itu. Keempat, Polri harus membantu penyelenggara
Pemilu jika ada pelanggaran terhadap aturan Pemilu apalagi kejahatan seperti
politik uang, intimidasi atau paksaan uang terhadap penduduk yang mestinya
merdeka menggunakan hak pilihnya. Tidak boleh dibiarkan, aturan sudah jelas
tinggal dijalankan tidak pandang bulu. Negara tidak melakukan pembiaran dan
harus dapat mencegah agar masyarakat tidak main hakim sendiri.
Kelima, Polri dibantu TNI untuk melakukan koordinasi
dengan jajaran KPU, jajaran Bawaslu pusat dan daerah, jajaran pemerintah dan
daerah, pers dan media massa yang juga akan menyiarkan semua kegiatan Pemilihan
Presiden tahun 2014. Koordinasi sangat penting agar apa pun yang dilakukan
tidak merugikan masyarakat luas. Keenam,
Menkopolhukam untuk memimpin dan mengendalikan langsung semua operasi
pengamanan yang dilakukan oleh jajaran Polri bersama jajaran TNI. Ketujuh, Presiden RI akan memantau terhadap
proses pemungutan suara dan hari-hari setelah itu. Dan apabila negara perlu
melakukan tindakan bagi keamanan tanah air Presiden akan memberikan instruksi.
Dalam teleconference tersebut Panglima
TNI juga memberikan beberapa instruksi kepada seluruh jajaran TNI antara lain :
Pertama, seluruh prajurit TNI harus dalam keadaan
siap siaga, karena prajurit TNI adalah prajurit yang terlatih. Harus
disadari bahwa yang dihadapi adalah rakyat kita sendiri, oleh karena itu
prajurit TNI harus dapat mengendalikan diri dan menjaga emosi dengan baik dan
tidak mudah terpancing. Kedua, berkaitan dengan pantauan
situasi. Saya minta kepada Panglima di daerah menggunakan unsur-unsur intelijen
yang ada di daerah, baik BIN, Bais TNI ataupun unsur Intelijen pemerintah
daerah agar mendapatkan informasi yang baik dan benar.
Ketiga, lakukan pengecekan seluruh alat utama yang
akan digunakan termasuk perlengkapannya dan yakini betul bahwa alat utama
tersebut dalam keadaan siap untuk dioperasikan. Keempat, seluruh jajaran Panglima Komando Wilayah
harus menginstruksikan kepada seluruh prajurit dibawahnya tentang apa yang
harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Kelima, Pusat Komando Taktis (Puskotis) untuk
Panglima TNI berada di Kantor Panglima TNI, Jl. Merdeka Barat No. 2, Jakarta
Pusat.
Autentikasi :
Kadispenum Puspen TNI, Kolonel Inf Bernardus Robert
No comments:
Post a Comment