Puspen TNI (Lawunews.Com)
“Didalam menjalankan tugas ini, saya ingin menekankan. Kita harus pedomani sikap netral, tegas dan profesional. Netral dalam arti TNI tidak boleh memihak ke kanan atau ke kiri didalam mengatasi situasi ini, pandangannya harus lurus untuk kepentingn bangsa dan negara, bukan untuk kepentingan partai politik, itu bukan urusan kita. Tegas, tidak pandang bulu dan harus profesional”. Hal ini disampaikan oleh Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko saat melaksanakan teleconference dengan para Pangkotama Ops jajaran TNI di ruang kerja Jl. Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (17/07/2014).
Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan
bahwa perkembangan situasi saat ini supaya dicermati dengan
baik, karena menuju ke tanggal 22 Juli 2014 waktunya sungguh sangat singkat.
Kepada para Pangkotama yang ada di daerah, Panglima berpesan supaya melihat
perkembangan dari rencana pengumpulan suara di KPU Provinsi betul-betul harus
yakin semuanya akan berjalan dengan baik dan lancar serta jangan sampai
terdadak.
KPU adalah center of gravity.
Center of gravity nya adalah KPU. Lancar
atau tidaknya Pemilu adalah di KPU,
untuk itu Panglima TNI memerintahkan kepada seluruh Pangkotama untuk mengamankan
KPU di daerahnya masing-masing dengan sebaik-baiknya, serta melakukan
latihan-latihan simulasi pengamanan KPU di lapangan dan pengecekan kesiapan
personel, logistik, taktik dan morilnya.
Terkait dengan sikap profesionalitas dalam pengamanan Pemilu,
Panglima TNI memerintahkan kepada para Pangkotama untuk tidak membagikan munisi tajam kepada prajuritnya yang
bertugas di lapangan karena tidak ada musuh yang harus dibunuh. Disamping itu juga untuk menghindari apabila
ada orang-orang di luar TNI yang ingin membuat skenario, ingin melakukan atau
membuat situasi dengan mentrigger, karena
munisi tajam itu menjadi trigger,
sehingga kalau nanti ada munisi tajam berarti itu diluar prajurit TNI yang
menembak.
Selanjutnya Panglima TNI berpesan kepada para Pangkotama untuk meyakinkan
kepada seluruh prajurit bahwa tugas pengamanan Pemilu adalah dalam rangka melaksanakan
amanah Undang-Undang diantaranya apabila terjadi kerusuhan, tugas TNI adalah
melindungi masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini harus dipahami oleh seluruh
prajurit agar mereka tidak ragu-ragu bertindak di lapangan. Apabila situasi
menghendaki negara memanggil TNI, maka seluruh prajurit TNI harus memberikan
pengabdian yang terbaik bahkan pengorbanan bila diperlukan. Tugas untuk
kepentingan negara adalah di atas segala-galanya. Yang terakhir agar para
komandan di lapangan harus tahu betul atas apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh
dilakukan oleh prajuritnya.
Turut hadir mendampingi Panglima TNI dalam teleconference tersebut adalah Asintel Panglima TNI Laksda TNI Amri
Husaini, Waasops Panglima TNI Laksma TNI Darwanto, M.AP dan Kapuspen TNI Mayjen
TNI M. Fuad Basya.
Authentikasi :
Kadispenum Puspen TNI, Kolonel Inf Bernardus Robert
No comments:
Post a Comment