|
Net |
BANJAR.LawuNews
Keprihatinan mendalam atas mencuatnya kembali kasus perkosaan yang terjadi di wilayah Kota Banjar (23/7) kasus tersebut semakin menambah rentetan peristiwa cabul dan pelecehan terhadap perempuan di wilayah Priangan Timur ini.
Pada kenyataannya, sebagaimana diberitakan di beberapa media baik cetak maupun elektronik, beberapa waktu belakangan ini, aksi perkosaan dan pelecehan terhadap perempuan, bahkan banyak di antaranya menimpa anak-anak perempuan di bawah umur, terjadi di antaranya di Kabupaten Sumedang, Kota Banjar, Kabupaten Garut, Kabupaten Ciamis dan juga Kabupaten / Kota Tasikmalaya.
Kenyataan ini tentu saja membuat khawatir, terutama para orang tua yang memiliki anak perempuan. Mengapa kasus mesum ini terus terjadi belakangan ini? Bahkan banyak korbannya yang masih anak-anak?
Tak bisa dipungkiri, sejumlah kasus perkosaan dan pelecehan seksual tersebut di antaranya di stimulasi oleh minuman keras, sebagaimana terjadi di Kota Banjar beberapa waktu lalu, serta akibat pengaruh tayangan video porno yang saat ini mudah didapat oleh masyarakat.
Nasib nahas menimpa Dri (20), gadis warga Dusun Tembungkerta Desa Sukamukti Kecamatan Pataruman Kota Banjar Minggu (21/) malam. Wanita perawan itu direnggut kehormatannya akibat diperkosa oleh 2 orang pria yang baru dikenalnya. Selain itu Dri juga harus dirawat di RSUD Banjar karena mengalami luka-luka lebam, akibat terjatuh dari motor saat berusaha kabur dari cengkraman pelaku.
Kejadian ini berawal ketika Dri baru saja berbuka puasa di rumahnya. Kemudian datang Nining, teman sekaligus tetangganya. Ketika itu Nining mengajak jalan-jalan, dan langsung disambut oleh Dri. "Saya sempat melarangnya, karena sudah malam dan saat itu waktunya salat tarawih. Tapi dia memaksa, bahkan dia perginya pun ketika saya pergi ke belakang," kata Ny. Siti, ibu korban.
Meski tanpa restu ibu, Dri akhirnya pergi bersama Nining dan empat orang teman pria.
Mereka menuju ke rumah milik Yayan di Dusun Kertajaya Desa Sukajaya Kecamatan Pamarican Ciamis. Di rumah itu mereka kemudian menggelar pesta miras dengan membeli minuman keras jenis Anggur Merah. Menurut pengakuan Dri, dia tidak ikut minum kendati sempat dipaksa oleh para pria tersebut. Namun petaka terjadi ketika minuman keras itu mulai bereaksi mengotori pikiran teman-temannya.
Dua orang pria yang berinisial SEP dan LUK mendekat dan membujuk Dri untuk mau melayani birahinya. Terang saja Dri menolak, namun karena dipaksa akhirnya dia tak berdaya. Dibawah ancaman dan paksaan, Dri mengaku diperkosa 2 orang pria secara bergiliran yang dikenalnya dengan inisial SEP dan LUK.
Saat diminta komentarnya tentang kejadian itu, Yayan siempunya rumah mengaku tidak tahu menahu. "Setelah mereka datang, tak lama kemudian saya keluar rumah. Jadi tidak tahu apa yang terjadi," kata Yayan. Hanya saja, ketika dia kembali sekitar pukul 10 malam, dia mendapati Dri tengah menangis di kamar.
Saat ditanya, menurut Yayan, Dri tak menjawab. Begitu pula dengan LUK dan SEP.
"Saya mah tidak tahu apa-apa," elak Yayan. Akhirnya Dri pun diantar pulang oleh SEP. Namun ketika sampai di depan rumahnya, motor malah terus melaju. Tentu saja hal itu membuat Dri ketakutan. Ya, dia takut dibawa kabur lagi sehingga dia pun berontak. Tapi hal itu justru malah membuat dirinya terjatuh dari motor. Melihat Dri jatuh, lelaki tersebut bukannya menolong namun malah kabur.
Dalam keadaan terluka di bagian wajah dan kepala, Dri merangkak mencari pertolon-gan di tengah kegelapan malam. Beruntung karena lokasinya tak jauh dari pabrik PT. Alba, korban akhirnya ditolong oleh sejumlah Satpam yang tengah berjaga di sekitar perusahaan. Korban pun kemudian dilarikan ke RSUD Banjar.
Babak Belur
Saat ditemui di RSUD Banjar, Dri tampak shock dengan apa yang menimpanya. Selain fisiknya babak belur, psikisnya pun tampak masih tertekan. "Dia belum bisa banyak bercerita, jadi soal identitas pelaku pun belum bisa diketahui.
Hanya pria berinisial SEP dan LUK," kata Agus, paman korban. Menurut Agus, Dri memang baru beberapa bulan tinggal di Banjar. Sebelumnya dia bersama orangtuanya tinggal di Lampung. Sehingga belum banyak teman yang dia kenal di Kota Banjar.
"Ya istilahnya anak itu seperti "kuda leupas tina gedogan". Biasanya jarang gaul dan main-main karena tinggal di perkebunan, sekarang dia bisa punya teman dan bermain, jadi "maceuh". Jadi pada prinsipnya dia itu anak yang polos," kata Agus. Dia juga menegaskan bahwa pihaknya akan menuntut keadilan atas musibah ini. Dia berharap polisi bisa mengungkap kasus ini dan menghukum pelakunya.
Kanit Reskrirn Polsek Patarirman, Aiptu Olin Sumarlin mengaku masih mendalami kasus ini. "Karena lokasi kejadiannya masuk wilayah Kecamatan Pamarican, maka penanganan kasusnya pun dilakukan Polsek Pamarican. Kami banya membackup," kata Olin.
Kasus ini mendapat sorotan dari Ketua Lembaga Bantuan Hukum Solidaritas Masyarakat Kesejahteraan Rakyat (LBH-SMKR), Teteng, SH.
Menurutnya perlu kesadaran semua pihak dalam menghadapi wabah asusila ini. Selain pihak keamanan yang dituntut terus bekerja meminimalkan peredaran miras, video mesum, narkoba dan zat adiktif lainnya, para orang tua, tokoh agama, tokoh pendidik, pengusaha warnet, pakar IT, dan lainnya, harus melakukan upaya semesta agar anak-anak dan remaja kita tidak menjadi korban. Karena bukannya tidak mungkin, dampak dari peredaran miras dan video porno ini terjadi juga di lingkungan kita.
Pada saat bersamaan, kita juga berharap agar penegakkan hukum terhadap para pelaku perkosaan dan pelecehan seksual ini bisa ditegakkan dengan memberi hukuman yang seberat-beratnya.
Hal ini diharapkan memberikan efek jera, bukan saja kepada pelaku namun juga sebagai sock terapi bagi masyarakat lainnya untuk tidak mencoba-coba bertindak kriminal perkosaan atau pencabulan.
Peran para pemuka agama untuk membantu mengatasi situasi ini, tentu sangat pula kita harapkan. Bukan saja dengan meningkatkan pembinaan umat, tetapi juga membantu mendorong aparat Kepolisian untuk menjerat secara hukum para pelaku peredaran video porno, miras dan lainnya, memproses hukum para pelaku pencabulan dan juga mendorong para pihak baik pendidik maupun lembaga lainnya untuk melakukan razia atas miras, hape yang menyimpan video mesum, warnet pengakses tayangan mesum dan penyakit masyarakat lainnya yang kurang bisa menjadi pemicu kasus perkosaan dan pencabulan,” tegas Teteng. (Mamay/Dian/Red)