CIAMIS.(LawuNews.com)
Pendidikan merupakan suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah faktor budaya dan lingkungan. Lingkungan yang sehat, indah, dan nyaman akan memberikan suasana yang kondusif kepada seluruh warganya. Dalam hal ini siswa, guru, Tenaga Administrasi Sekolah (TAS),dan petugas lain sehingga mereka dapat melakukan aktivitas pendidikan sesuai yang diharapkan. Sebaliknya lingkungan yang kotor, penuh sampah, dan tidak sehat sangat mengganggu terhadap proses belajar mengajar.
Sangatlah tidak mudah untuk menciptakan lingkungan yang bersih, asri, dan rindang yang dapat memberikan kenyamanan kepada seluruh warga sekolah untuk beraktivitas, apabila tidak didukung oleh seluruh warga sekolah. Dalam hal ini peran serta Kepala sekolah , guru, Tenaga Administrasi, dan para siswa merupakan faktor yang sangat penting, karena lingkungan yang sehat dan bersih hanya dapat dibentuk dan dibangun melalui kekompakan dari berbagai aspek tersebut.
Program pengembangan budaya dan lingkungan sekolah merupakan tanggung jawab bersama yang harus dilaksanakan secara rutin, utuh dan menyeluruh. Pengembangan budaya dan lingkungan sekolah tidak dapat dilaksanakan sesekali atau dua kali atau hanya dilaksanakan oleh perseorangan akan tetapi harus berkelanjutan dan berkesinambungan sehingga lingkungan sekolah benar-benar menunjang terhadap proses belajar mengajar yang dilaksanakan.
Hal itu dikemukakan Kepala SMPN 1 Cihaubeuti, Drs, Ruhiyat, MM didampingi Ketua Koordinator Sekolah Berbudaya Lingkungan SMPN 1 Cihaurbeuti, Dindin Iskandar, S.Pd. Menurut Ruhiyat, pengembangan program budaya dan lingkungan sekolah di SMPN 1 Cihaurbeuti merupakan hal yang perlu dikembangan secara lebih khusus dan sungguh-sungguh melalui para PKS dan guru-guru yang mengajar topik lingkungan hidup , sehingga sekolah memiliki kemampuan dan kesadaran untuk memelihara lingkungan yang dapat menunjang terhadap proses belajar mengajar yang dilaksanakan.
Program pengembangan Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL) di SMP Negeri 1 Cihaurbeuti memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah, menciptakan lingkungan sekolah yang rindang dan hijau dengan menanami berbagai tumbuh-tumbuhan, menciptakan budaya bersih bagi seluruh warga sekolah.
Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif yaitu sekolah sehat, sekolah indah, dan sekolah nyaman yang dapat menunjang kelancaran proses belajar mengajar, menumbuhkan kesadaran untuk hidup bersih, sehat, dan indah, menumbuhkan sikap kritis dan mampu memahami lingkungan sekitar, membangun kesadaran sedini mungkin tentang pentingnya daya dukung lingkungan bagi kehidupan dan mencegah terjadinya pencemaran (polusi) lingkungan, kata Ruhiyat.
Program pengembangan sekolah berbudaya lingkungan, kata Ruhiyat adalah merupakan kegiatan pembinaan dalam upaya peningkatan budaya mencintai tumbuh-tumbuhan, hidup sehat, indah, dan nyaman di lingkungan kelas dan lingkungan sekolah dengan sasaran, pembuatan pedoman penataan lingkungan fisik sekolah/ tamanisasi, pembuatan pedoman tata tertib atau kode etik bagi siswa, guru dan warga sekolah umumnya, pembuatan pedoman kegiatan-kegiatan lain yang melibatkan pihak luar sekolah, pembuatan pedoman lain dalam kerangka pengembangan kegiatan anak, kerja sama dengan pihak lain dalam bidang pengembangan budaya dan lingkungan fisik, sosial dan keamanan sekolah, penataan taman, air, sanitasi dan pengolahan sampah dan mengadakan lomba-lomba kesehatan, kebersihan, kerindangan dan kenyamanan.
“Hasil yang diharapkan dari program SBL ini adalah, memiliki kesadaran dari seluruh unsur personal sekolah, yaitu guru, siswa dan Tenaga Administrasi menjaga kebersihan lingkungan sekolah, terwujudnya lingkungan yang tertata secara asri, terwujudnya tamanisasi lahan-lahan kosong, terjalinnya keharmonisan dalam kegiatan-kegiatan yang melibatkan pihak luar sekolah, erwujudnya pedoman-pedoman pengembangan kegiatan siswa, terjalinnya kerja sama dengan pihak luar dalam pengembangan budaya dan lingkungan fisik, sosial serta keamanan sekolah, adanya pemisahan sampah organik dan an organik serta pengelolaan sampah dengan teknik bank sampah dan terciptannya keindahan, kerindangan, ketertiban, kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kekeluargaan ( 7 K ),” papar Ruhiyat.Suatu program dapat dilaksanakan dengan baik dan berhasil apabila memiliki strategi yang tepat. Program pengembangan budaya dan lingkungan SMPN 1 Cihaurbeuti mengacu pada analisis SWOT (strength, Weakness, Oportunity, and Treatment), yaitu kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan perbaikan, pungkas Ruhiyat. (Mamay/Dian/Red)
No comments:
Post a Comment