Ilustrasi |
CIAMIS.(LawuNews.com)
Iklim yang tidak menentu akhir-akhir ini membuat 38 hektare area pesawahan di 51 desa di wilayah Kabupaten Ciamis mengalami kekeringan. Kekeringan itu tersebar di 10 Kecamatan di wilayah Kabu¬paten Ciamis. Yang paling parah terjadi di Kecamatan Cipaku dengan 13 desa yang mengalami kekeringan.Kepala Seksi Produksi Serelia Dinas Pertanian Ciamis Kisma, Kamis (3/10) mengatakan, penyebab kekeringan di Ciamis itu adalah iklim yang tidak menentu dan penggunaan pupuk yang tidak sesuai sehingga serapan air ke dalam tanah lebih cepat. "Tetapi kekeringan yang terjadi di C'iamis ini masih dalam tingkatan ringan masih bisa disiasati dan belum mengalami puso," kata Kisma.Dikatakan Kisma, di Ciamis ada 1.425 hektare sawah yang terancam kekeringan. Salah satu upaya untuk menanggulangi dengan menyiram padi dibantu dengan pompa air atau dengan membuat sumur di area pesawahan.
"Cara-cara antisipasi bisa dilakukan jika stok air di sungai masih ada, begitu juga dengan pembuatan sumur di area pesawahan," ucap Kisma. Kemudian kekeringan juga terjadi pada lahan jagung. Ada tiga desa di Kecamatan Rancah yang mengalami kekeringan, dan 65 hektar sawah yang terancam akan mengalami kekeringan.
"Jika petani tidak cepat melakukan langkah-langkah antisipasi, maka akan mengalami puso, maka dengan itu para petani lebih baik secepatnya mengambil langkah antisipasi," ujar Kisma.
Kisma menambahakan, sudah tiga tahun kebelakang ini terjadi iklim yang tidak menentu seperti ini, saat ini memasuki bulan September namun masih dalam musim kemarau."Di sini harus ada kecepatan tanggap dari masing-masing petani untuk mengantisipasi seperti kemarau sekarang, iklim saat ini sudah tidak bisa diprediksi oleh perhitungan bulan," ucap Kisma.Cadangan beras Kabupaten Ciamis mencapai 213 ribu ton. Cadangan tersebut bisa mencukupi kebutuhan 1,7 juta jiwa penduduk Ciamis hingga 10 bulan ke depan. Cadangan beras terbesar ada di rumah tangga petani dan 57 lumbung pangan. Sisanya ada di pedagang, penggilingan padi, dan rumah tangga konsumen.Demikian ditegaskan Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Ciamis, Hj. Titin didampingi Kabid Ketersediaan Pangan, Mamat kepada LawuNews.com di Ruang Kerjanya, Menurutnya, kalau untuk kebutuhan masyarakat Ciamis, cadangan beras tersebut untuk 10 bulan ke depan. Tapi beras Ciamis bukan hanya untuk warga Ciamis saja, melainkan juga untuk memenuhi kebutuhan luar daerah.Besarnya surplus beras Ciamis, kata Titin, salah satunya karena banyak lahan sawah yang masih ditanami padi disaat musim kemarau basah sekarang ini.
Meski demikan, tidak dipungkiri ada sebagian lahan pesawahan yang tidak bisa ditanami padi, terutama sawah yang mengandalkan irigasi non teknis."Anomali cuaca saat ini terkadang menguntungkan bagi petani, seharusnya kemarau tapi tetap ada hujan. Biasanya disebut kemarau basah," ujarnya.
Dari 36 kecamatan di Kabupaten Ciamis dan Pangandran, kata Titin, hanya 6 kecamatan yang cadangan berasnya cukup untuk 1 sampai 2 bulan kedepan, yaitu Kecamatan Ciam Cijeungjing, Cikoner Rajadesa dan Jatinagara.
"Minimnya cadangan ber di enam kecamatan tersek karena tidak seimbangnya ar, pesawahan dengan jumlah penduduk, tapi bisa diatasi di kecamatan yang surplus berasnya sangat tinggi," ujarnya.
Mengantisipasi musim kemarau dari pantauan LawuNews.com petani di Desa Handapherang Kecamatan Cijeungjing menanam jagung hibrida. Salah seorang petani jagung Asep Ridwan (22) merigaku sawahnya tidak teraliri air sejak musim tanam padi kemarin. Makanya dia lebih memilih menanam jagung pada areal sawahnya seluas 50 bata. Untuk menanam jagung menghabiskan modal 400.000 sudah termasuk ongkos buruh tanam. Dalam kurun waktu dua bulan jagung sudah siap panen. Dari 50 bata menghasilkan 3,5 kwintal jagung. Sementara harga jagung saat ini mencapai Rp 3.500 per kilogram. "Lumayan saja keuntungan yang didapat dari menanam jagung, dari pada sawah tidak di-tanami sama sekali," ujarnya.
Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman wilayah Ciamis, Ahmad Hidayat mengimbau kepada para petani agar mengoptimalkan sawahnya yang kekeringan dengan menanami jagung maupun tanaman palawija lainnya. (Mamay/Dian)
No comments:
Post a Comment