CIAMIS (Lawunews.Com)
Diduga tidak sesuai bestek rangka baja ringan bangunan ruang kelas baru di SMAN 1 Ciamis ambruk, Rabu (31/10) dini hari menimbulkan suara gemuruh sehingga mengagetkan warga di sekitar kampus SMAN 1 Ciamis, diperkirakan rangka . baja ringan yang baru dipasang genting tersebut ambruk ketika turun hujan.
Wakil Kepala Sekolah SMAN 1 Ciamis, Drs. Edi Kosasih menuturkan berdasarkan laporan dari satpam piket dan staf TU yang kebetulan pada waktu itu kebagian piket, diperkirakan kejadian sekitar pukul 13.40 WIB.
Sebelumnya ia tidak menyangka jika rangka yang menggunakan kontruksi dari baja ringan akan rubuh. “Satpam lapor ke saya bahwa ada atap dua ruangan ambruk secara tiba-tiba dan menimbulkan suara yang sangat kencang, hingga warga sekitar sekolah kaget,” kata Edi. Dengan kejadian itu, Edi sangat menyayangkan sekali. Sebab proyek yang dikerjakan rekanan dengan menelan dana Rp. 365 juta itu bisa berdampak pada keselamatan jiwa siswa. “Beruntung ini terjadi pada malam hari dan bangunannya belum digunakan sehingga tidak memakan korban jiwa, tapi dari kejadian ini kami timbul kecemasan karena pekerjaan yang dikerjakan oleh rekanan yang sama dari total dana sebesar Rp. 365 juta itu untuk 3 ruang RKB.
Kebetulan ruang yang satunya terpisah dari 2 ruang yang ambruk yang saat ini bangunannya sudah mencapai sekitar 95 persenan. Kami minta bangunan yang satunya lagi untuk dievaluasi sebelum digunakan untuk kegiatan KBM,” ucap Edi.
Padahal menurut Edi, dirinya mengaku selalu melakukan pengawasan pada bangunan tersebut, bahkan juga sering melakukan komunikasi dengan pelaksana yang berada di lapangan. “Jika dilihat konstruksi bangunannya seperti yang sudah bagus, saya tidak menyangka bisa terjadi seperti ini, mungkin saya kurang paham dengan kontruksi jadi saya menganggap ini bagus, tutur Edi.
Pihak sekolah meminta agar pihak penyedia jasa pembangunan ini secepatnya bertanggung jawab. Kebetulah masih ada satu ruang lagi yang sedang dibangun.
Sementara itu Ketua Komisi IV DPRD Ciamis, Hendra S Marcusi sat meninjau langsung peristiwa itu mengatakan jika bnagunan tersebut tidak berkualitas karena atap yang menggunakan baja ringan tersebut rubuh bukan karena dari faktor bencana alam.
“Rubuhnya ini terkesan ujug-ujug tidak ada hujan atau angin kencang, yang jelas rekanan tidak memikirkan kualitas bangunan,”ucapnya.
Hendra meminta, secepatnya pihak yang berkompeten segera menyelidiki penyebab robohnya rangka baja ringan tersebut.
Hendra berharap, pada rekanan yang mengerjakan proyek khususnya proyek harus mengutamakan kualitas, karena jika terjadi seperti ini bisa menjadi hambatan dalam kegiatan pendidikan. “Intinya dalam pembangun rekanan jangan asal-asalan,” ujarnya.
Senada dengan Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Ciamis, pemerhati sosial dan pembangunan Kabupaten Ciamis Muhamad Bar berpendapat aplikator pemasangan atap dengan baja ringan disinyalir tidak memiliki sertifikat atau bukan dengan ahlinya.
Lanjut Bar, ini harus ada tindakan tegas dari pihak terkait. Kejadian itu bisa masuk ranah hukum karena ada kelalaian dari perusahaan dan aplikatornya.
“Saya minta pemerintah harus berani memverifikasi perusahaan baja ringan jangan sampai kepentingan oknum pejabat ikut main baja ringan, hal ini sebagai pembelajaran Ciamis kedepan untuk melangkah sesuai dengan proses lelang yang benar. Jangan hanya dengan dalih penyerapan anggaran terkesan pekerjaan atau pelaksanaan pembangunan terlalu dipaksakan” tutur Bar. (Mamay/Dian)
No comments:
Post a Comment