Ciamis (Lawunews.Com)
Wilayah Kabupaten Ciamis pasca pemisahan dengan DOB Kabupaten Pangandaran terdiri dari 26 Kecamatan, 7 kelurahan, 258 desa. Bila dihasilkan dengan hasil pendataan tahun 2012 terdapat penambahan desa dari 261 menjadi 265 bertambah 4 desa. Atas fakta tersebut, selain kehilangan penduduk Kabupaten Ciamis juga kehilangan beberapa aset-aset baik bangunan, peternakan, pertanian serta pariwisata. Disini penulis mencoba memberikan masukan kepada pemerintah Kabupaten Ciamis bagaimana menggali potensi wisata menjadi sumber-sumber pemasukan PAD (Pendapatan Asli Daerah).
Semoga tulisan ini menjadi bahan kebijakan pemerintah Kabupaten Ciamis dalam mengelola sektor pariwisata.Pariwisata menurut J. Spilliane 1987: 21 di definisikan sebagai perjalanan dari satu tempat ketempat lain, berbagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi social, budaya, alam dan ilmu. Pada masa saat ini, orang semakin merasa perlu melakukan perjalanan parawisata yang salah satu alasannya, untuk mengatasi kejenuhan dalam kegiatan sehari-hari. Menurut Waters 1995 dalam J. Sheldon, pariwisata tercatat sebagai industri terbesar di dunia yang memberikan sumbangan berarti pada ekonomi nasional dan regional.
Pada tahun 1995 lalu, dunia pariwisata dapat memberikan nilai lebih dari 200 juta lapangan kerja yang dapat disediakan oleh industri pariwisata meningkat menjadi 300 juta. Pariwisata menyumbang sebesar 11,4 % dari GDP dunia selama tahun 1995 dengan jumlah output keseluruhan mencapai US$ 3,4 triliun. (Lembaga perjalanan dan pariwisata, 1995 dalam J.Sheldon). Pariwisata juga merupakan kekuatan besar pada arena diluar ekonomi. Banyak perjalanan didorong oleh kebutuhan pendidikan, budaya, bisnis serta pelesir dan petualang, sehingga membawa dampak besar pada struktur social dana. Namun demikian seluruh perjalanan mengakibatkan orang orang berinteraksi dan berkomunikasi dengan cara cara bau yang berbeda. Sehingga menimbulkan lebih banyak konektivitas.
Pembangunan kepariwisataan memiliki landasan hukum yaitu. 1. Garis-Garis Besar Haluan Negara Bab IV pola umum Pelita Keempat tentang arah dan kebijaksanaan pembangunan pariwisata. 2. Keputusan Presiden No. 48 Tahun 1983 tentang penanganan khusus penataan ruang dan penertiban serta pengendalian pembangunan kawasan pariwisata kawasan wisata Puncak dan wilayah jalur Jakarta, Bogor Puncak Cianjur. Arah dan kebijaksanaan pembangunan kepariwisataan menunjukkan bahwa pembangunan kepariwisataan perlu ditingkatkan untuk memperluas kerja dan kesempatan berusaha, meningkatkan penerimaan devisa serta memperkenalkan alam dan kebudayaan Indonesia. Pembinaan serta pengembangan pariwisata dilakukan dengan tetap memperhatikan, terpeliharanya kebudayaan kepribadian Nasional dan kelestarian lingkungan hidup.
Pembinaan dan pengembangan pariwisata dalam negeri ditingkatkan dengan tujuan lebih mengenal alam dan kebudayaan bangsa dalam rangka memupuk cinta tanah air dan menanamkan jiwa, semangat serta nilai-nilai 1945, disamping untuk memperluas lowongan kerja. Dalam rangka pengembangan pariwisata perlu diambil langkah-langkah dan pengaturan lebih terarah berdasarkan kebijakan terpadu, antara lain berupa peningkatan kegiatan promosi dan pendidikan kepariwisataan, penyediaan sarana dan prasarana serta peningkatan mutu dan kelancaran pelayanan.
Produk pariwisata (perjalanan) adalah sebuah produk yang unik dan spesifik. Beberapa karakteristiknya yang berbedakan dari produk-produk lainnya dan banyak melibatkan informasi atau promosi. Karena heterogenitas, intangibilitas (ketidaknyataan) dan perisabilitasnya. Dalam lingkup internasional; terbukti industri pariwisata merupakan industri jasa yang banyak melibatkan informasi.Kebutuhan informasi atau promosi pariwisata sangat ditunjang oleh pers. Pers menurut undang undang tentang Pers No. 40/ 1999 adalah lembaga social dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia.
Pers dikelola oleh perusahaan pers yang badan hukum Indonesia yang menyelenggarakan usaha pers meliputi perusahaan media cetak, media elektronik, dan kantor berita, serta perusahaan media lainnya yang secara khusus menyelenggarakan, menyiarkan atau menyalurkan informasi. Keberadaan Pers menunjang kemajuan pariwisata melalui pengelolaan dan penyampaian informasi kepada orang atau daerah atau Negara lain. Khusus untuk Jawa Barat yang banyak memiliki objek wisata seperti gedung-gedung bersejarah di Kota Bandung, daerah wisata pegunungan di daerah perkebunan PTPN VIII dan objek budaya seperti kesenian daerah, membutuhkan pers sebagai media informasi dan promosi sehingga akan lebih dikenal dan dikunjungi wisatawan baik domestic maupun manca negara.
Pengaruh Pariwisata Terhadap Pembangunan Daerah
Produk pariwisata sebenarnya bukanlah suatu produk yang nyata, pariwisata merupakan rangkaian jasa orang yang tidak hanya mempunyai segi-segi yang bersifat ekonomis, tetapi bersifat social, psikologis dan alamiah. Jasa jasa yang diusahakan oleh berbagai perusahaan itu terkait menjadi satu produk wisata. Perusahaan-perusahaan yang terkait dalam industri pariwisata, diantaranya penginapan, angkutan wisata, perusahaan perjalanan, restoran dan perusahaan hiburan. Jenis-jenis pariwisata dibagi berdasarkan motivasi adalah :
a.Pariwisata untuk menikmati perjalanan (pleasure tourism), wisata ini dilakukan oleh orang yang berlibur. Untuk melihat hal-hal baru, untuk menikmati keindahan alam dan mengetahui hikayat masyarakat setempat.
b.Pariwisata untuk rekreasi (recreation tourism), pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang untuk memanfaatkan sehari-hari liburnya untuk beristirahat, memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohani yang ingin menyegarkan keletihan dan kelelahannya.
c.Pariwisata untuk kebudayaan (cultural tourism), jenis pariwisata ini berdasarkan motivasi, seperti ingin mempelajari adat istiadat, kelembagaan dan cara hidup rakyat negara lain untuk mengunjungi monument bersejarah dan peninggalan peradaban masa lalu.
d.Pariwisata untuk olah raga (sport tourism), jenis wisata ini dapat dibagi dua yakni big sport event, yaitu peristiwa-peristiwa olah raga besar seperti olimpiade, kejuaraan sky dunia, kejuaraan tinju dunia dan lain-lain sporting tourism of practitioners yaitu peristiwa olah raga bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktekan sendiri seperti pendakian gunung, olah raga berkuda, berburu memancing dan lain-lain.
e.Pariwisata untuk berdagang (business tourism), jenis ini berupa professional trips, kunjungan ke pameran atau kunjungan instalasi teknis.
f.Pariwisata untuk berkonvensi (convention tourism), peranan jenis pariwisata ini, makin lama makin penting. Banyak negara yang menyadari besarnya potensi ekonomi dan jenis pariwisata konvensi.
Pengaruh Pariwisata Terhadap Pembangunan Daerah
Produk pariwisata sebenarnya bukanlah suatu produk yang nyata, pariwisata merupakan rangkaian jasa orang yang tidak hanya mempunyai segi-segi yang bersifat ekonomis, tetapi bersifat social, psikologis dan alamiah. Jasa jasa yang diusahakan oleh berbagai perusahaan itu terkait menjadi satu produk wisata. Perusahaan-perusahaan yang terkait dalam industri pariwisata, diantaranya penginapan, angkutan wisata, perusahaan perjalanan, restoran dan perusahaan hiburan. Jenis-jenis pariwisata dibagi berdasarkan motivasi adalah :
a.Pariwisata untuk menikmati perjalanan (pleasure tourism), wisata ini dilakukan oleh orang yang berlibur. Untuk melihat hal-hal baru, untuk menikmati keindahan alam dan mengetahui hikayat masyarakat setempat.
b.Pariwisata untuk rekreasi (recreation tourism), pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang untuk memanfaatkan sehari-hari liburnya untuk beristirahat, memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohani yang ingin menyegarkan keletihan dan kelelahannya.
c.Pariwisata untuk kebudayaan (cultural tourism), jenis pariwisata ini berdasarkan motivasi, seperti ingin mempelajari adat istiadat, kelembagaan dan cara hidup rakyat negara lain untuk mengunjungi monument bersejarah dan peninggalan peradaban masa lalu.
d.Pariwisata untuk olah raga (sport tourism), jenis wisata ini dapat dibagi dua yakni big sport event, yaitu peristiwa-peristiwa olah raga besar seperti olimpiade, kejuaraan sky dunia, kejuaraan tinju dunia dan lain-lain sporting tourism of practitioners yaitu peristiwa olah raga bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktekan sendiri seperti pendakian gunung, olah raga berkuda, berburu memancing dan lain-lain.
e.Pariwisata untuk berdagang (business tourism), jenis ini berupa professional trips, kunjungan ke pameran atau kunjungan instalasi teknis.
f.Pariwisata untuk berkonvensi (convention tourism), peranan jenis pariwisata ini, makin lama makin penting. Banyak negara yang menyadari besarnya potensi ekonomi dan jenis pariwisata konvensi.
Untuk wilayah Jawa Barat, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata telah menetapkan produk wisata unggulan antara lain : 1. Kebun Binatang Bandung, 2. Saung Aklung Mang Ujo, 3. Maribaya, 4. Air Panas Sari Ater, 5. Gunung Mas PTPN VIII Puncak Bogor, 6. Kebun Raya Bogor, 7. Taman Safari Bogor, 8. Pelabuhan Ratu Sukabumi, 9. Cipanas Garut, 10. Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya, 11. Pantai Pangandaran.
Penetapan produk tersebut didasarkan kepada kriteria-kriteria yaitu : 1. Memiliki daya tarik industri, 2. Memiliki infrastruktur/ prasarana yang memadai seperti jaringan jalan, alat telekomunikasi, air bersih, listrik, dll, 3. Memiliki
sarana pokok, penunjang dan pelengkap yang memadai yaitu : sarana pokok : akomodasi/ hotel, restoran/ rumah makan, sarana penunjang seperti kios cenderamata, money changer serta sarana pelengkap seperti : Puskesmas, Pos keamanan. 1. Akses aksessibilitas yaitu, kemudahan untuk mencapai objek dan daya tarik wisata, pintu masuk atau pintu gerbang. 2. Adanya kunjungan wisatawan.3. Tersedianya pelayanan kepada wisatawan. Seperti : tourist information center, tempat peribadatan dan keamanan. 4. Adanya aktivitas wisatawan seperti : berenang, potografi, memancing, bersantai dan menikmati pemandangan.
Pengaruh pariwisata terhadap pembangunan daerah terlihat pada pengaruhnya kepada kehidupan masyarakat setempat, yang dapat dibagi atas tiga pengaruh yaitu : pengaruh bidang ekonomi, sosial, budaya dan berpengaruh dibidang politik. Dalam bidang ekonomi, pengaruh dan dampak pariwisata mencakup standarisasi fasilitas-fasilitas pariwisata, meningkatnya keperluan akan barang dan jasa, meluasnya kesempatan kerja, berkembang aneka ragam kerajinan dan terjadinya siklus perekonomian disekitarnya.
Dalam bidang sosial budaya, pengaruh pariwisata meliputi adanya pertumbuhan penduduk yang cukup pesat di wilayah wisata, sebagai akibat dari migrasi pencari kerja ke wilayah tersebut, meningkatnya mobilisasi kerja, mundurnya aktivitas gotong royong, berkembangnya konflik antar generasi (khusus generasi muda dengan generasi tua).
Mundurnya usia kawin rata-rata dan mengecilnya anggota keluarga adanya perubahan dalam stratifikasi sosial dan munculnya cara-cara baru dalam menilai tinggi rendahnya status, masuknya ide baru, terjadi gejolak sosial deveance yang meliputi : kejahatan, bunuh diri, abortus dan penyakit kelamin dan adanya komersialisasi kebudayaan. Dalam bidang politik, pengaruh pariwisata antara lain meliputi : dapat dieksplotasi oleh kelompok tertentu untuk memaksakan kehendak politiknya, berkembangnya politisasi dalam pengambilan keputusan dan perubahan mekanisme pengambilan keputusan dari pola konsensus ke pola mayoritas Keseluruhan gambaran diatas memberikan perspektif, bahwa pengaruh pariwisata terhadap masyarakat penerimaan pada hakekatnya berdimensi ganda yaitu berpengaruh positif dan pengaruh negatif.
Fenomena ini seperti ini agaknya bersifat alamiah. Masalahnya selanjutnya bagi suatu masyarakat yang ingin meningkatkan pariwisata adalah bagaimana di satu pihak berusaha meningkatkan pengaruh positif yang ditimbulkan oleh pariwisata dan pihak lain membatasi dan mengurangi pengaruh negatif dari pariwisata tersebut.
Peranan Pers Terhadap Pariwisata
Menurut Undang-Undang tentang Pers No. 40/ 1999, disebutkan fungsi pers adalah media informasi, komunikasi, edukasi, hiburan dan kontrol sosial serta lembaga ekonomi Pers juga melaksanakan peranannya berupa : memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui, menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi mendorong terwujudnya supremasi hukum, hak azasi manusia serta menghormati kebhinekaan, mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan benar, melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal yang berkaitan dengan kepentingan umum, dan memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
Peranan Pers Terhadap Pariwisata
Menurut Undang-Undang tentang Pers No. 40/ 1999, disebutkan fungsi pers adalah media informasi, komunikasi, edukasi, hiburan dan kontrol sosial serta lembaga ekonomi Pers juga melaksanakan peranannya berupa : memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui, menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi mendorong terwujudnya supremasi hukum, hak azasi manusia serta menghormati kebhinekaan, mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan benar, melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal yang berkaitan dengan kepentingan umum, dan memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
Pers turut berperan memajukan industri pariwisata, karena berkembangnya industri pariwisata menciptakan banyak informasi untuk informasi produk dan tujuan serta informasi penumpang.Pers dapat melakukan penyebaran info pariwisata melalui media cetak, seperti surat kabar maupun media elektronik seperti Televisi, radio dan internet dari suatu daerah atau kepada negara lain. Informasi produk dan seperti : objek-objek wisata berupa objek sejarah, wisata alam dan wisata budaya. Sebagai media informasi, pers yang menggunakan media elektronik telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Contohnya dengan internet, promosi pariwisata daerah atau negara dilakukan dengan membuat web site atau situs-situs objek wisata, sehingga setiap orang dibelahan bumi ini dapat mengakses informasi tersebut. Arus informasi membuat dunia terasa semakin sempit. Setiap negara menjadi bordeless atau tanpa pembatas informasi bebas keluar masuk.
Perkembangan teknologi informasi wisata menghasilkan produk informasi sangat beraneka ragam dan sangat diperlukan untuk pengembangan pariwisata. Ada informasi yang bersifat statis dan ada juga yang bersifat dinamis yang digunakan swasta serta ada yang dibuat instansi-instansi publik. Perbedaan-perbedaan jenis informasi perjalananan akan membutuhkan teknologi informasi yang berbeda pula.
Kemajuan informasi dan pariwisata menghasilkan multiplier effect yaitu banyak effect atau pengaruh. Sebagai contoh program salah satu televisi, yang menyampaikan informasi seluruh objek-objek wisata yang ada di Indonesia. Multiplier effect yang timbul adalah promosi produk kecantikan kulit, promosi produk pakaian dan promosi perlengkapan berpetualang, promosi salah satu mobil digunakan untuk daerah pedalaman dan masih banyak peluang iklan atau promosi produk lain yang mengakibatkan pertumbuhan investasi dan akhirnya pertumbuhan ekonomi meningkat.
Kesimpulan
Kemajuan informasi dan pariwisata menghasilkan multiplier effect yaitu banyak effect atau pengaruh. Sebagai contoh program salah satu televisi, yang menyampaikan informasi seluruh objek-objek wisata yang ada di Indonesia. Multiplier effect yang timbul adalah promosi produk kecantikan kulit, promosi produk pakaian dan promosi perlengkapan berpetualang, promosi salah satu mobil digunakan untuk daerah pedalaman dan masih banyak peluang iklan atau promosi produk lain yang mengakibatkan pertumbuhan investasi dan akhirnya pertumbuhan ekonomi meningkat.
Kesimpulan
Dari tulisan diatas dapat disimpulkan : Provinsi Jawa Barat memiliki produk pariwisata unggulan yang memiliki nilai jual promosi yang sangat tinggi. Peranan pers dalam pengembangan pariwisata unggulan sangat besar dan pada gilirannya melalui informasi yang akurat, faktual, berimbang, menarik dan melalui pemberitaan yang bertanggungjawab akan menghasilkan suatu multiplier effect perkembangan ekonomi kerakyatan, sehingga dengan demikian julukan “Nyamuk Pers” yang dulu sering terdengar tidak pada tempatnya tapi insan pers lebih tepat dijuluki “Tawon Pers” yang dapat menghasilkan madu yang menyehatkan.
Saran
1.Untuk pertumbuhan ekonomi kerakyatan melalui pengembangan pariwisata dperlukan adanya sinergi antara pemerintah, pengusaha pariwisata dan “Tawon Pers”.
2.Diperlukan adanya jaminan eamanan bagi steak holders pariwisata melalui kepastian hukum (Law Enforcment).
Saran
1.Untuk pertumbuhan ekonomi kerakyatan melalui pengembangan pariwisata dperlukan adanya sinergi antara pemerintah, pengusaha pariwisata dan “Tawon Pers”.
2.Diperlukan adanya jaminan eamanan bagi steak holders pariwisata melalui kepastian hukum (Law Enforcment).
Harus diakui pasca kehilangan Pangandaran ciri khas icon Ciamis sampai saat ini masih belum jelas. Tinggal sekarang pemerintah Kabupaten Ciamis bagaimana caranya meningkatkan potensi –potensi wisata yang ada seperti penataan obyek wisata karangkamulyan, curug tujuh, astana gede, kampung adat kuta dan lainnya, serta menggali potensi lainnya yang bisa ditata dan dikembangkan pasca hilangnya Pangandaran.
Sebagai bahan perbandingan kenapa Kabupaten Kuningan yang tidak mempunyai laut bisa berhasil dalam penataan obyek wisatanya dengan luas wilayah yang lebih sedikit dibandingkan Kabupaten Ciamis, sementara Kabupaten Ciamis dengan wilayah yang cukup luas serta masih banyak tempat-tempat alami yang belum tersentuh, kaya akan peninggalan-peninggalan situs-situs purbakalanya sampai saat ini masih belum tergali.(Ditulis oleh Aa Mamay)
No comments:
Post a Comment