Bandung (Lawunews.Com)
Pembangunan sarana dan prasarana monorel di kawasan Bandung raya akan dimulai pada 2014 dan diharapkan selesai pada 2016. Penilaian beberapa pengamat transportasi terkait dengan proyek Monorel Bandung Raya yang selalu mengkhawatirkan akan berpotensi dari berbagai rintangan, terkait pembebasan lahan atau pendanaan sepertinya dapat diselesaikan oleh Pemerintah Jawa Barat.
Hal tersebut terlihat dari keseriusan Pemerintah Jawa Barat yang dipimpin Ahmad Heryawan telah melakukan berbagai konsep matang mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pendanaan, dan komitmen Pemerintah. Monorel yang nantinya beroperasi di perlintasan gemuk yang ramai dilintasi orang dengan kemampuan kapasitasnya yang banyak akan membuat manfaat Monorel lebih terasa.
Tampaknya Pemerintah Jawa Barat dengan dua Pemerintah Kota dan tiga Pemerintah Kabupaten sudah memikirkan ketersediaan lahan Monorel. Sekalipun tak membutuhkan lahan yang luas namun ketersediaan lahan sangat penting agar proses pembangunan bisa lancar. Walau penyediaan lahan juga dinilai tidak akan mudah atau terbilang sulit.
Keseriuan dari Gubernur Jawa Barat telah terjawab setelah dilakukannya Nota kesepahaman atau penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) bersama Walikota Bandung H Ridwan Kamil, Walikota Cimahi Atty Suharti, Bupati Bandung Dadang Nasser, Bupati Garut Rudi Gunawan, Wakil Bupati Bandung Barat Yayat Soemitra Yang mewakili Bupati Bandung Barat dan Sekda Sumedang Zaenal Alimin mewakili Bupati Sumedang yang dilakukan di Aula Barat Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (8/4/2014) Lalu.
Rencana pembangunan Monorel ini mendapat sambutan dari Kepala Daerah yang ikut teken MoU. Bupati Kabupaten Bandung, Dadang H Nasser misalnya, Nasser berjanji mendukung dengan percepatan perizinan serta pembebasan lahan yang akan digunakan dalam pembangunan Monorel mengingat proyek seksi I akan dimulai dari wilayah Kabupaten Bandung.
Hal yang sama juga mendapat sambutan dari Walikota Bandung Ridwan Kamil, Pemerintah Kota Bandung sangat mendukung Terminal Leuwi Panjang yang akan dibangun menjadi stasiun utama sekaligus komersil atau bisnis. Bukan tanpa alasan, pendapatan dari sektor bisnis ini akan menjadi pemasukan tambahan untuk subsidi pembangunan terminal. Bahkan terminal Leuwi Panjang bisa menjadi multi fungsi. Saat ini sedang kita kaji, yang penting ada revolusi transportasi untuk warga,"Ujar Kamil disela-sela acara tesebut.
Rencananya Ground Breaking dapat dilakukan pada juli atau paling lambat awal agustus tahun ini (2014). Untuk Seksi I dengan rute (Tanjung Sari-Leuwi Panjang), Selanjutnya Pemerintah menargetkan jika seksi pertama tersebut berjalan mulus maka 3 seksi akan menyusul. Saat Itu pada sambutannya, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, kepadatan penduduk menjadi pemasalahan utama perkotaan terutama terkait pergerakan manusia dan barang. Jika setiap warga bergerak menggunakan kendaraan pribadi maka akan menimbulkan kemacetan luar biasa. Melihat kondisi tersebut, maka dibutuhkan transportasi massal seperti Monorel.
Bandung perlu mencontoh kota besar lain seperti Hongkong dan Singapura. Meski padat penduduk, namun kedua kota tersebut dapat mengatasi masalah kemacetan dengan menghadirkan transportasi massal. Untuk itu kehadiran Monorel akan menjadi solusi menangani persoalan kemacetan. Transportasi massal ini juga bagian dari kebutuhan masyarakat urban.
Saat ini, sebagian besar investasi Monorel masih berasal dari China. Ke depan, teknologi dari negeri tirai bambu ini dapat ditiru sebagai bagian dari transfer teknologi. Heryawan optimistis Ke depan teknologi dari negeri tirai bambu ini dapat ditiru sebagai bagian dari transfer teknologi ini. Pendapatnya itu muncul karena Indonesia khususnya Jabar punya banyak Perguruan Tinggi. Alasannya China akan lebih terbuka karena sama-sama dari Asia, anak bangsa bisa asal diberi kesempatan.
Sementara itu untuk untuk persiapan proyek pembangunan Monorel di Bandung Raya investor dari Cina memberikan hibah senilai 50 milyar dalam bentuk masterplan pembuatan Monorel tersebut. Investor Cina ini akan mengatur siapa saja yang akan diajak bekerjasama termasuk menyusun kerangka acuan kerja disamping itu Tenaga ahli dari ITB juga turut serta dan terlibat dalam penyusunan masterplan tersebut. Pemerintah Provinsi Jawa Barat sendiri memlalui Dinas Perhubungan Jawa Barat juga menyusun detail rencana tata ruang yang didalamnya termasuk sarana perkereta-apian
Heryawan-pun mengaku tidak khawatir mengingat lahan yang dibutuhkan relatif kecil, hanya untuk tiang pancang. Lahan yang digunakan memanfaatkan lahan pemerintah. Jika monorel di sini bagus maka akan kita tawarkan untuk Bogor dengan rute Bogor-Jakarta-Ciawi," Tandasnya. (Riswan P)
No comments:
Post a Comment