Ciamis (Lawunews.Com)
Penyebaran penyakit HIV/AIDS di Kabupaten Ciamis saat ini cukup memprihatinkan Hingga bulan April, Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Ciamis mencatat ada 9 kasus HIV/Aids. Maka dari itu perlu adanya penguatan kelembagaan untuk menghimbau dan mensosialisasikan tentang HIV/Aids kepada masyarakat luas, baik tentang ciri-ciri, gejala, cara pencegahan sehingga bisa mendeteksi penularan HIV/Aids.
Warga Ciamis yang terjangkit virus mematikan HIV/AIDS terus bertambah. Sejak tahun 1999 hingga tahun 2013 mencapai 182 kasus.Dari jumlah tersebut 131 di antaranya pengidap HIV dan 51 kasus pengidap AIDS. Bahkan pada awal tahun 2014 saja hingga bulan April tercatat 9 kasus HIV dan 8 AIDS. Tidak dipungkiri meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS dipicu oleh penyakit kelamin sebagai salah satu pintu penularan HIV/AIDS, di antaranya Spilis dan Gonore/GO (Kencing Nanah).
Sejak tahun 1999 jumlah masyarakat yang mengidap penyakit spilis di Kabupaten Ciamis mencapai 373 kasus. Dan yang cukup mencengangkan penderita kencing nanah mencapai 1.967 kasus. Kencing Nanah merupakan salah satu penyakit Menular Seksual (PMS) yang perlu diwaspadai. Biasanya, kata Akasah, GO menginfeksi uretra pada pria dan pada, wanita uretra atau leher rahim atau keduanya. Infeksi dapat menyebar ke usus besar, tenggorokan, anus, dan organ pada panggul.
Jika Gonore tidak segera ditangani dapat menyebabkan masalah serius. Pada wanita, jika Gonore dibiarkan dapat menjalar hingga uterus, tuba fallopi, dan indung telur. Hal ini dapat menyebabkan luka dan Penyakit Radang Panggul yang dapat mengarah pada kemandulan.
Gonore disebabkan oleh virus Neisseria gonorrhoeae. Penyakit tersebut ditularkan dari satu orang ke orang lain dengan cara berhubungan seksual melalui vagina oral, atau pun anal. Tak hanya itu, seorang Ibu hamil yang terkena penyakit ini, dapat menularkan penyakitnya pada bayi yang dilahirkannya. Bayi yang dilahirkan oleh ibu pengidap gonore beresiko terinfeksi pada membrane mukosa mata. Jika tidak ditangani segera dapat menyebabkan kebutaan.
Oleh karena itu, KPA Kabupaten Ciamis akan akan terus mensosialisasikan bahaya penyakit menuar seksual yang bisa menjadi pintu masuk virus HN/AIDS. Namun dia mengakui, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui secara detil perilaku menyimpang yang dapat memicu penularan HIV/AIDS. “Salah satu cara untuk mencegah penularan HIV/AIDS dengan tidak melakukan kontak seksual yang bisa mengakibatkan terjangkit PMS seperti GO dan Spilis.
Warga Ciamis yang terjangkit virus mematikan HIV/AIDS terus bertambah. Sejak tahun 1999 hingga tahun 2013 mencapai 182 kasus.Dari jumlah tersebut 131 di antaranya pengidap HIV dan 51 kasus pengidap AIDS. Bahkan pada awal tahun 2014 saja hingga bulan April tercatat 9 kasus HIV dan 8 AIDS. Tidak dipungkiri meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS dipicu oleh penyakit kelamin sebagai salah satu pintu penularan HIV/AIDS, di antaranya Spilis dan Gonore/GO (Kencing Nanah).
Sejak tahun 1999 jumlah masyarakat yang mengidap penyakit spilis di Kabupaten Ciamis mencapai 373 kasus. Dan yang cukup mencengangkan penderita kencing nanah mencapai 1.967 kasus. Kencing Nanah merupakan salah satu penyakit Menular Seksual (PMS) yang perlu diwaspadai. Biasanya, kata Akasah, GO menginfeksi uretra pada pria dan pada, wanita uretra atau leher rahim atau keduanya. Infeksi dapat menyebar ke usus besar, tenggorokan, anus, dan organ pada panggul.
Jika Gonore tidak segera ditangani dapat menyebabkan masalah serius. Pada wanita, jika Gonore dibiarkan dapat menjalar hingga uterus, tuba fallopi, dan indung telur. Hal ini dapat menyebabkan luka dan Penyakit Radang Panggul yang dapat mengarah pada kemandulan.
Gonore disebabkan oleh virus Neisseria gonorrhoeae. Penyakit tersebut ditularkan dari satu orang ke orang lain dengan cara berhubungan seksual melalui vagina oral, atau pun anal. Tak hanya itu, seorang Ibu hamil yang terkena penyakit ini, dapat menularkan penyakitnya pada bayi yang dilahirkannya. Bayi yang dilahirkan oleh ibu pengidap gonore beresiko terinfeksi pada membrane mukosa mata. Jika tidak ditangani segera dapat menyebabkan kebutaan.
Oleh karena itu, KPA Kabupaten Ciamis akan akan terus mensosialisasikan bahaya penyakit menuar seksual yang bisa menjadi pintu masuk virus HN/AIDS. Namun dia mengakui, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui secara detil perilaku menyimpang yang dapat memicu penularan HIV/AIDS. “Salah satu cara untuk mencegah penularan HIV/AIDS dengan tidak melakukan kontak seksual yang bisa mengakibatkan terjangkit PMS seperti GO dan Spilis.
“Demikian disampaikan Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Ciamis H. Akasah MBA saat rapat koordinasi dalam rangka penguatan kelembagaan anggota KPA di aula Setda Kab Ciamis Senin beberapa waktu lalu. Hadir pada kesempatan itu Bupati Ciamis H Iing Syam Arifien, Sekda Ciamis H Herdiat, Asda 2 H M Soekiman, seluruh Kepala Dinas dan Camat se-Kabupaten Ciamis.
Menurut H. Akasah saat ini dalam menjalankan program penanggulangan HIV/Aids pihaknya telah bekerjasama dengan LSM Wisma Ciamis untuk menguatkan lembaga KPA hingga tingkat Desa. Namun belum seluruh Desa menjadi sasaran. Saat ini lanjutnya, baru terbentuk 10 Warga Peduli Aids (WPA) di sepuluh Kecamatan di Kabupaten Ciamis.
"Diharapkan dengan terbentuknya WPA di tiap kecamatan bisa menjadi wadah agar masyarakat mengenal apa itu HIV/Aids. Sehingga masyarakat nantinya akan peka terhadap penularan penyakit tersebut," katanya.
Sementara itu Bupati Ciamis H Iing Syam Arifien menegaskan penyebaran HIV/aids di Indonesia semakin meningkat termasuk juga di tatar Galuh Ciamis. "Oleh sebab itu penanganan masalah HIV/Aids harus serius," ujarnya.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan kata Bupati, hingga April 2014 tercatat 140 kasus HIV dan 59 kasus Aids. Kasus tersebut tercatat dari 2012 sebanyak 33 kasus, 13 di Pangandaran dan 20 di Kabupaten Ciamis. Tahun 2013 ada 42 kasus, 16 dari Pangandaran dan 26 Ciamis sementara hingga April 2014 tercatat sudah ada 9 kasus HIV/Aids di Kabupaten Ciamis.
Menurut H Iing penyebab tingginya kasus HIV/Aids disebabkan karena mobilitas tinggi baik dari perkembangan zaman dan kehidupan masyarakat hingga tingginya mobilitas ekonomi masyarakat.
Maka dari itu disampaikan H Iing, pencegahan dan penanggulangannya diperlukan dukungan sarana yang memadai serta kordinasi yang kuat antara instansi terkait serta sosialisasi dan pemahaman kepada masyarakat. (tim)
Menurut H. Akasah saat ini dalam menjalankan program penanggulangan HIV/Aids pihaknya telah bekerjasama dengan LSM Wisma Ciamis untuk menguatkan lembaga KPA hingga tingkat Desa. Namun belum seluruh Desa menjadi sasaran. Saat ini lanjutnya, baru terbentuk 10 Warga Peduli Aids (WPA) di sepuluh Kecamatan di Kabupaten Ciamis.
"Diharapkan dengan terbentuknya WPA di tiap kecamatan bisa menjadi wadah agar masyarakat mengenal apa itu HIV/Aids. Sehingga masyarakat nantinya akan peka terhadap penularan penyakit tersebut," katanya.
Sementara itu Bupati Ciamis H Iing Syam Arifien menegaskan penyebaran HIV/aids di Indonesia semakin meningkat termasuk juga di tatar Galuh Ciamis. "Oleh sebab itu penanganan masalah HIV/Aids harus serius," ujarnya.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan kata Bupati, hingga April 2014 tercatat 140 kasus HIV dan 59 kasus Aids. Kasus tersebut tercatat dari 2012 sebanyak 33 kasus, 13 di Pangandaran dan 20 di Kabupaten Ciamis. Tahun 2013 ada 42 kasus, 16 dari Pangandaran dan 26 Ciamis sementara hingga April 2014 tercatat sudah ada 9 kasus HIV/Aids di Kabupaten Ciamis.
Menurut H Iing penyebab tingginya kasus HIV/Aids disebabkan karena mobilitas tinggi baik dari perkembangan zaman dan kehidupan masyarakat hingga tingginya mobilitas ekonomi masyarakat.
Maka dari itu disampaikan H Iing, pencegahan dan penanggulangannya diperlukan dukungan sarana yang memadai serta kordinasi yang kuat antara instansi terkait serta sosialisasi dan pemahaman kepada masyarakat. (tim)
No comments:
Post a Comment