Ciamis (Lawunews.Com)
Sejumlah pedagang daging sapi di beberapa Pasar Tradisional di Kabupaten Ciamis mengeluhkan banyaknya peredaran daging sapi impor yang harganya lebih murah. Daging sapi impor tersebut diduga sejak lama diperjualbelikan langsung pada masyarakat dan dinilai bisa merugikan pedagang daging lokal.
"Keinginan saya, kalau ke daerah seperti ke Kabupaten Ciamis ini sudahlah jangan diadakan daging sapi impor. Karena daging sapi impor menjatuhkan harga sapi lokal," kata salah seorang pedagang daging di Pasar Manis Ciamis, Hj. Euis. Berdasarkan pantauan Awak Media , daging sapi impor itu didapat langsung dari Jakarta dan hanya beberapa pedagang saja di Pasar Ciamis yang menjual daging sapi impor tersebut.
Adapun selisih harga daging sapi impor dengan lokal berk¬isar antara Rp 15.000 - Rp 20.000 per kilogram. Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Ciamis, H. Wasdi mengatakan, selain meresahkan sekaligus merugikan, peredaran daging sapi impor tersebut menyimpang dari Permentan Nomor 84/Permentan/PD 410/8/2013 bahwa daging impor tidak diperkenankan diperjualbelikan langsung pada masyarakat.
Pihak Dinas, kata H. Wasdi, pernah beberapa kali didatangi para pedagang daging sapi lokal. Mereka pada umumnya mengeluh dan mengadukan beredarnya daging sapi impor di pasar Manis Ciamis. "Memang diduga terdapat beberapa penjual daging sapi impor di pasar Manis Ciamis ini," kata H. Wasdi. Namun menurutnya, siapa dan yang mana pedagangnya, dirinya pun tak mengetahuinya. "Saya juga kurang tahu. Saya belum bisa membuktikan, karena cara penjualannya pun tidak terbuka," kata dia.
H. Wasdi menambahkan, daging sapi produk dalam negeri semula dijual pada kisaran Rp 90.000 - Rp 92 ribu per kilogram. Namun kini menjadi Rp 93 ribu hingga Rp 95 ribu per kilogram. Sedangkan daging sapi impor harganya sempat pada kisaran Rp. 76 ribu - Rp 82 ribu per kilogram.
H. Wasdi mengatakan, beredarnya daging sapi impor itu dapat menuai ketidaknyamanan pada sekitar 80 pedagang daging sapi lokal. Karena terjadi disparitas harga, kata dia, maka kehadiran daging sapi impor ini bisa melibas maupun mematikan pemasaran daging sapi lokal. Menurut H. Wasdi, kualitas daging sapi lokal lebih baik dari daging impor. "Hanya saja harga daging sapi impor lebih murah ketimbang harga daging sa-pi lokal," ujarnya.
Terancam Rugi
Para peternak lokal sapi potong di wilayah Kabupaten Ciamis terancam rugi jutaan rupiah. hal itu terjadi akibat dampak masuknya daging sapi impor pasaran dengan tidak terkendali. Sehingga harga jual daging sapi lokal mengalami penurunan di bawah standar. Padahal para peternak lokal membeli sapi beberapa bulan lalu, saat harga sapi sedang tinggi.
"Yang kami khawatirkan dari dulu ternyata sekarang terbukti. Saat kami membeli sapi untuk penggemukan harganya tinggi, sekarang harus dijual murah karena di pasaran sudah beredar daging sapi impor yang harganya di bawah harga sapi lokal. Oleh karena itu kami dengan tegas menolak sapi impor," ujar Koordinator Peternak Sapi lokal di wilayah Kabupaten Ciamis, Dian Udeng. Menurutnya, peternak sapi mengalami kerugian karena harga daging sapi karkas (daging plus tulang) saat ini RP 76.000 per kilogram daging sapi.
Padahal harga stabil di tingkat peternak sebesar Rp 80.000 per kilogramnya. Sehingga peternak lokal Ciamis mengalami kerugian Rp 4.000 per kilo gram. Jika satu ekor sapi lokal sekitar 250 kg karkas, kata Udeng, kerugian petani bisa mencapai Rp 1 juta per ekor, belum termasuk biaya pemeliharaan selama 3 sampai 5 bulan dan harga pakan yang terus naik. "Jika harga karkas RP 76 ribu, kerugian yang dialami peternak mencapai Rp 3 juta per ekornya. Parahnya mayoritas peternak di Ciamis peternak kecil yang hanya mampu rata-rata memelihara l0 ekor sapi. Ada juga yang yang mencapai 50 ekor tapi hanya sedikit," ujarnya.
Menurutnya, turunnya harga karkas sudah terjadi sebulan lalu. Para peternak memprediksi masa panen sapi itu menjelang puasa dan lebaran tahun ini, sehingga diharapkan harga karkas kembali stabil mencapai Rp 80 ribu. Dia berharap pemerintah pusat tidak jor-joran mengimpor sapi dari Australia, karena bisa membuat harga anjok yang membuat peternak lokal merugi.
Berbeda dengan peternak sapi lokal, salah seorang pedagag bakso, Nano malah mengaku senang. Pasalnya harga daging sapi yang sebelumnya Rp 110 ribu, kini turun menjadi Rp l00 ribu per kilogramnya. "Bagi tukang bakso turun 10 ribu itu anugerah, jangan sampai naik lagi," ujarnya. (Mamay/Dian)
No comments:
Post a Comment