Ciamis (Lawunews.Com)
Keberadaan Sekolah Negeri yang lokasinya berdekatan dengan lingkungan masyarakat Jelat kurang lebih 6 KM, serta tidak masuknya kendaraan umum dan mahalnya transportasi ojek untuk bersekolah ke SMP induk/SMP lainnya, menjadi pendorong masyarakat Jelat dan sekitarnya mendesak ke pemerintah untuk mengadakan 'Unit Sekolah Baru (USB) didaerahnya.
Pasalnya, untuk biaya transportasi saja sampai menghabiskan Rp. 10.000 -Rp. 15.000 per harinya, belum bila ketinggalan angkot atau karena penuh mengingat angkot yang masuk ke wilayah Desa Jelat terbatas sehingga harus naik ojek yang ongkosnya lebih besar. Atas dasar itulah masyarakat Desa Jelat dan disekitarnya membentuk panitia Penerimaan Siswa Baru (PSB) SMP kelas jauh Desa Jelat yang lokasinya berada di Desa Jelat Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis dengan dukungan sekolah SD Negeri 1, 2 dan 3 Jelat, SD Negeri 1 Pusakanagara, SD Negeri 1 Karangampel dan 2 MI yaitu MI Pusakanagara dan MI Karangampel.
Di awal pendirian tahun ajaran 2013/2014 sebagai bentuk dukungan langsung ditanda tangani oleh Kepala Desa Jelat Wasman, Kepala Desa Pusakanagara H. Abdul Rojak, Kepala Desa Karangampel Dana, tokoh masyarakat Desa Jelat Hj. Titi Sutianah, S.IP, tokoh masyarakat Desa Pusakanagara Pidin, tokoh masyarakat Desa Karangampel Syahrudi serta tokoh pemuda Desa Jelat Darsono, tokoh pemuda Desa Pusakanagara Jaja, tokoh pemuda Desa Karangampel Tatang Sartono dan dukungan masyarakat di tiga desa di wilayah Kecamatan Baregbeg.
Hal itu diutarakan ketua panitia pendirian sekolah kelas jauh Makhruf Alibsyah melalui sekretaris panitia pendirian sekolah kelas jauh H. Abdul Rohman, S.Pd. Menurutnya, maksud dibukanya kelas jauh yang merupakan rintisan dibukanya unit sekolah baru SMP Negeri 3 Baregbeg Ciamis ini bertujuan menampung siswa lulusan SD usia 12 s/d 15 tahun yang rawan DO di wajar Dikdas 9 tahun mulai tahun 2013/2014.
Penasehat pendirian kelas jauh SMPN 1 Baregbeg, Sarif Sutiarsa, S.Ip yang merupakan anggota DPRD Kabupaten Ciamis dari fraksi PDIP, mengatakan, sudah saatnya di Desa Jelat berdiri sebuah sekolah SMP Negeri untuk menampung para siswa setiap tahun ajaran baru dari lima SD dan dua MI yang setiap tahunnya kesulitan untuk melanjutkan ke jenjang SMP. karena faktor transportasi, sehingga berdampak kepada program wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan oleh Pemerintah dengan rawannya angka DO.
SK Dirjen
Pasalnya, untuk biaya transportasi saja sampai menghabiskan Rp. 10.000 -Rp. 15.000 per harinya, belum bila ketinggalan angkot atau karena penuh mengingat angkot yang masuk ke wilayah Desa Jelat terbatas sehingga harus naik ojek yang ongkosnya lebih besar. Atas dasar itulah masyarakat Desa Jelat dan disekitarnya membentuk panitia Penerimaan Siswa Baru (PSB) SMP kelas jauh Desa Jelat yang lokasinya berada di Desa Jelat Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis dengan dukungan sekolah SD Negeri 1, 2 dan 3 Jelat, SD Negeri 1 Pusakanagara, SD Negeri 1 Karangampel dan 2 MI yaitu MI Pusakanagara dan MI Karangampel.
Di awal pendirian tahun ajaran 2013/2014 sebagai bentuk dukungan langsung ditanda tangani oleh Kepala Desa Jelat Wasman, Kepala Desa Pusakanagara H. Abdul Rojak, Kepala Desa Karangampel Dana, tokoh masyarakat Desa Jelat Hj. Titi Sutianah, S.IP, tokoh masyarakat Desa Pusakanagara Pidin, tokoh masyarakat Desa Karangampel Syahrudi serta tokoh pemuda Desa Jelat Darsono, tokoh pemuda Desa Pusakanagara Jaja, tokoh pemuda Desa Karangampel Tatang Sartono dan dukungan masyarakat di tiga desa di wilayah Kecamatan Baregbeg.
Hal itu diutarakan ketua panitia pendirian sekolah kelas jauh Makhruf Alibsyah melalui sekretaris panitia pendirian sekolah kelas jauh H. Abdul Rohman, S.Pd. Menurutnya, maksud dibukanya kelas jauh yang merupakan rintisan dibukanya unit sekolah baru SMP Negeri 3 Baregbeg Ciamis ini bertujuan menampung siswa lulusan SD usia 12 s/d 15 tahun yang rawan DO di wajar Dikdas 9 tahun mulai tahun 2013/2014.
Penasehat pendirian kelas jauh SMPN 1 Baregbeg, Sarif Sutiarsa, S.Ip yang merupakan anggota DPRD Kabupaten Ciamis dari fraksi PDIP, mengatakan, sudah saatnya di Desa Jelat berdiri sebuah sekolah SMP Negeri untuk menampung para siswa setiap tahun ajaran baru dari lima SD dan dua MI yang setiap tahunnya kesulitan untuk melanjutkan ke jenjang SMP. karena faktor transportasi, sehingga berdampak kepada program wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan oleh Pemerintah dengan rawannya angka DO.
SK Dirjen
Saat ini dari pantauan Media Bangsa perjuangan masyarakat Jelat untuk mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak berbuah manis dengan turunnya SK Dirjen pembinaan SMP untuk bangunan Unit Sekolah Baru (USB). Menurut tokoh masyarakat H. Makhruf, lahan yang dipersiapkan untuk rintisan SMP Negeri 3 Baregbeg seluas 6700 m2 merupakan bantuan dari anggota DPRD Ciamis, Sarif Sutiarsa dan saat ini lahan seluas tersebut dalam proses pemerataan.
Kepala Sekolah SMPN 1 Baregbeg Drs. Kamil, M.Pd. menyambut baik dengan turunnya SK dari Dirjen Pembinaan SMP. “Sebagai induk dari fillial class SMPN 3 Baregbeg, pihaknya terus mensupport kebutuhan sarana dan prasarana dengan bersumber dari dana BOS. Untuk keberlangsungan proses KBM atas kesepakatan bersama antara panitia pendirian fillial class SMPN 3 Baregbeg dari Komite untuk lebih memprioritaskan lulusan-lulusan yang berdekatan langsung dengan SMPN 3 Baregbeg,” kata Kamil.
PLh Kepala Sekolah SMPN 3 Baregbeg Herni, S.Pd merasa bersyukur bahwa perjuangan masyarakat Jelat dalam rangka menekan angka DO mulai menampakan titik terang. “Saat ini Kirka untuk tahun ajaran 2014/2015 bisa mencapai 58 siswa dari SD pendukung di sekitaran SMPN 3 Baregbeg. Kami dari warga sekolah menjelang PPDB siap menyambut siswa-siswi untuk menimba ilmu dan mereka pantas mendapatkan pendidikan yang layak, bukan hanya asal sekolah,” haru Herni.
Salah satu orang tua murid, Ujang Satar merasa bersyukur dengan dibukanya sekolah diwilayahnya (Jelat). Menurutnya, meskipun sekolah jenjang SMP gratis tapi untuk transportasi dan kebutuhan anaknya untuk bersekolah masih terasa memberatkan dirinya yang pekerjaannya cuman seorang buruh tani. Tadinya, anaknya tidak akan melanjutkan ke sekolah karena faktor pembiayaan. "Anak saya disuruh bunta-bantu saya di ladang dari pada main yang tidak karuan. Dengan adanya sekolah meskipun statusnya kelas jauh, saya bersyukur anak saya bisa mengenyam pendidikan meskipun hanya setingkat SLTP," katanya dengan bibir yang bergemetar. (Mamay/Dian)
Kepala Sekolah SMPN 1 Baregbeg Drs. Kamil, M.Pd. menyambut baik dengan turunnya SK dari Dirjen Pembinaan SMP. “Sebagai induk dari fillial class SMPN 3 Baregbeg, pihaknya terus mensupport kebutuhan sarana dan prasarana dengan bersumber dari dana BOS. Untuk keberlangsungan proses KBM atas kesepakatan bersama antara panitia pendirian fillial class SMPN 3 Baregbeg dari Komite untuk lebih memprioritaskan lulusan-lulusan yang berdekatan langsung dengan SMPN 3 Baregbeg,” kata Kamil.
PLh Kepala Sekolah SMPN 3 Baregbeg Herni, S.Pd merasa bersyukur bahwa perjuangan masyarakat Jelat dalam rangka menekan angka DO mulai menampakan titik terang. “Saat ini Kirka untuk tahun ajaran 2014/2015 bisa mencapai 58 siswa dari SD pendukung di sekitaran SMPN 3 Baregbeg. Kami dari warga sekolah menjelang PPDB siap menyambut siswa-siswi untuk menimba ilmu dan mereka pantas mendapatkan pendidikan yang layak, bukan hanya asal sekolah,” haru Herni.
Salah satu orang tua murid, Ujang Satar merasa bersyukur dengan dibukanya sekolah diwilayahnya (Jelat). Menurutnya, meskipun sekolah jenjang SMP gratis tapi untuk transportasi dan kebutuhan anaknya untuk bersekolah masih terasa memberatkan dirinya yang pekerjaannya cuman seorang buruh tani. Tadinya, anaknya tidak akan melanjutkan ke sekolah karena faktor pembiayaan. "Anak saya disuruh bunta-bantu saya di ladang dari pada main yang tidak karuan. Dengan adanya sekolah meskipun statusnya kelas jauh, saya bersyukur anak saya bisa mengenyam pendidikan meskipun hanya setingkat SLTP," katanya dengan bibir yang bergemetar. (Mamay/Dian)

No comments:
Post a Comment