Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat, baik pada tingkat provinsi maupun nasional. (Riskesdas, 2007) Angka kematian dan kesakitan bayi dipengaruhi berbagai faktor, salah satu faktor yang mempengaruhi adalah keadaan pada waktu bayi tersebut dilahirkan. Penyebab kematian tertinggi pada bayi usia 0-7 hari disebabkan karena komplikasi penyakit akibat prematur dan berat badan lahir rendah (35%), disusul oleh asfiksia (gangguan pada pernafasan) waktu lahir (33,6%) (Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2007).
Jumlah bayi prematur pada saat sekarang ini semakin meningkat. Data yang diungkapkan oleh WHO menyebutkan bahwa terdapat satu dari sepuluh kelahiran adalah bayi prematur. Prematur adalah bayi yang dilahirkan sebelum masa cukup bulan dan memiliki berat badan lahir sesuai masa kehamilan.
Tanda –tanda bayi yang dilahirkan premature : Penampilan umum : sangat kecil dan rapuh, kulit merah sampai merah muda dengan warna vena yang mudah terlihat, rambut tipis dan halus, terdapat rambut-rambut halus pada daerah punggung dan wajah, tidak ada lemak dibawah kulit , kepala lebih besar dari tubuh, sering mengalami masalah dengan saluran pernafasan (Wong, 2004).
Bayi yang lahir prematur rentan mengalami berbagai komplikasi, jika tidak langsung mendapat perawatan yang tepat. Bayi prematur diharuskan dirawat di inkubator, karena bayi belum mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dengan suhu lingkungan, inkubator berguna untuk menjaga suhu bayi supaya tetap stabil, akibat sistem pengaturan suhu dalam tubuh bayi prematur belum sempurna, yang dapat membahayakan kondisi kesehatannya (Mochtar, 2004).
Gangguan yang terjadi pada bayi prematur disebabkan karena belum matangnya semua organ bayi, diantaranya yaitu gangguan susunan saraf pusat dan gangguan ini sering mengakibatkan perdarahan otak, leukomalasia (pengapuran) otak dan henti napas (Whaley & Wong, 2004).
Henti napas adalah bayi mendadak berhenti napasnya karena pengaturan napas di otak dan otot bantu napas pada bayi prematur belum sempurna. Bayi yang lahir prematur juga mempunyai paru-paru yang belum berfungsi dengan baik, sehingga pengembangan paru belum, berkembang dengan baik sehingga biasanya bayi mengalami sesak napas. Jantung pada bayi prematur sering mengalami ketidak sempurnaan penutup pembuluh darahnya atau sering disebut PDA (Paten Ductus Arteriosus) yang dapat menyebabkan denyut jantung semakin cepat, sindroma gawat napas dan gagal jantung (Whaley & Whong, 2004). Hal ini yang bisa mgengakibatkan terjadinya kematian pada bayi.
beberapa metode perawatan bisa diberikan pada bayi prematur dalam upaya mengoptimalkan pertumbuhan bayi diantaranya seperti penerapan metode kanguru, pemberian ASI ekslusif, menghindarkan bayi dari kelelahan fisik serta memberikan terapi massage sebagai bentuk stimulasi bagi bayi prematur. Terapi massage merupakan terapi yang sudah dikenal sejak dulu. Terapi massage di Indonesia sudah diketahui secara turun temurun. Terapi Massage pada bayi merupakan gerakan sentuhan lambat dan lembut.
Study tentang manfaat terapi massage pada bayi prematur pernah dilakukan diantaranya membuktikan bahwa terapi massage pada bayi prematur dapat meningkatkan sistem imun, meningkatkan berat badan dan juga dapat meningkatkan kualitas tidur bayi (Jocelyn at al, 2012; Dieter et al, 2003; Jhon et al 2002).
Penelitian yang dilakukan oleh Wibowo (2013) adalah penelitian kuasi-eksperimen tentang pengaruh terapi massage terhadap perubahan berat badan bayi prematur di ruang perinatologi RSUD Tasikmalaya dengan jumlah sampel sebanyak 32 responden (16 kelompok kontrol dan 16 kelompok intervensi).
Berdasarkan hasil penelitian ada perbedaan yang signifikan rata-rata berat badan bayi prematur pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi, dengan rata-rata kenaikan berat badan pada kelompok kontrol adalah 14,0625, dan rata-rata kenaikan berat badan pada kelompok intervensi adalah 63,6250 gram dengan nilai p value 0,001.
Penulis : Setiawati. SKP, M. Kep.
Dosen Keperawatan STIKES Keperawatan Jenderal Achmad Yani, Cimahi
No comments:
Post a Comment