Banjar
(Lawunews.Com)
Baru saja beberapa hari dilantik, unsur pimpinan DPRD Kota
Banjar langsung mendapatkan sorotan dari sejumlah masyarakat. Hal itu menyusul
rencana pembelian mobil dinas baru bagi ketiga orang unsur pimpinan DPRD Banjar
tersebut. Meski hal
tersebut merupakan hak mereka untuk mendapatkan fasilitas penunjang kerja,
namun hal itu dianggap berlebihan. Pasalnya uang rakyat yang disedot untuk
membeli 3 unit kendaraan roda empat itu lebih dari angka Rp 1 miliar.“Lagi
pula mobil dinas yang saat ini digunakan masih layak, sehingga jika mereka keukeuh
beli mobil baru artinya mereka sama sekali tidak memiliki sense of crisis
terhadap kondisi masyarakat kita yang banyak mengalami kesusahan, “kata Ketua
LSM Laskar Merah Putih Kota Banjar, Yudi Rasdian beberapa waktu lalu. Dia menambahkan, ironis apabila merujuk
kepada kinerja DPRD yang bisa dibilang keteteran. “Dua bulan setelah dilantik
mereka makan gaji buta, karena tarik menarik kepentingan politik telah
menyebabkan molornya agenda penyusunan alat kelengkapan dewan, “kata Yudi.Dia
berharap pimpinan DPRD bisa menahan diri dan lebih fokus kepada kinerja
terlebih dahulu.
Sehingga tidak akan muncul kesan, bekerja belum tapi sudah
minta ini dan itu. “Jika mereka memaksakan, itu akan melukai hati masyarakat
Banjar, “katanya. Yudi
menambahkan jika pengadaan mobil dinas unsur pimpinan itu dilakukan, maka para
anggota DPRD atau unsur pimpinan kondisi dan fraksi pasti akan menuntut hal
yang sama. Sehingga akan semakin banyak anggaran yang disedot untuk membeli
mobil dinas di DPRD.Hal
senada diungkapkan aktivis mahasiswa Kota Banjar, Gery GM. Menurut dia,
pimpinan DPRD sebaiknya mengikuti langkah Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang
menunda pembeliannya. “Lihat saja Wali Kota Banjar masih memakai mobil dinas
yang bisa dibilang alakadarnya, masa pimpinan DPRD sudah mau yang baru. Baiklah
itu merupakan hak dan tidak melanggar hukum, namun harus ditakar dulu
urgensinya, “kata Gery.Dia
juga mengatakan kalaupun hendak membeli mobil dinas baru, sebaiknya mencari
sumber anggaran lain alias jangan dari APBD Kota Banjar.
Seperti pembelian
mobil dinas Kepala Desa dan Kelurahan yang bersumber dari bantuan pemerintah
Provinsi Jawa Barat. “Uang satu miliar itu cukup untuk membiayai renovasi 200
unit rumah tak layak huni. Uang sebanyak itu juga akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi
jika disebar kepada pelaku usaha kecil sebagai bantuan modal. Artinya masih ada
yang lebih penting ketimbang membeli kendaraan, “katanya.Dihubungi
terpisah, Sekretariat DPRD Kota Banjar, H. Ruswa Sumarna membenarkan bahwa
dalam APBD tahun ini sudah dialokasikan anggaran sekitar Rp 1 miliar untuk
membeli mobil dinas pimpinan DPRD. “Anggarannya sudah siap, namun proses
pengadaannya belum kami lakukan, “kata Ruswa. Ruswa mengatakan mobil dinas
memang diperlukan untuk menunjang kinerja serta telah menjadi hak anggota DPRD
sebagaimana digariskan dalam aturan. “Jadi kenapa anggarannya tergolng besar,
itu karena untuk Ketua DPRD mobil dinasnya harus yang berkapasitas 2.500 cc
karena setara dengan Wali Kota, sementara untuk Wakil Ketua DPRD mesinnya harus
berkapasitas 2.000 cc, “kata Ruswa.Dia
mengaku tidak tahu menahu jika pengadaan mobil dinas tersebut menuai protes
dari sebagian kalangan masyarakat. “Kalau kami terserah yang mau menggunakan,
kalau memang dilanjut ya akan kami proses pengadaannya. Kalau memang mau
ditunda, ya akan kami kembalikan ke kas daerah, “ujarnya.
Gelombang
Protes
Rencana
pemerintah untuk membeli 3 unit mobil dinas bagi unsur pimpinan DPRD Kota
Banjar, terus menuai protes dari berbagai kalangan. Pengadaan mobil dinas yang
akan menghabiskan anggaran lebih dari Rp 1 miliar itu dinilai tak memiliki
urgensi serta sebagai salah satu bentuk pemborosan anggaran. ‘Kami
berharap pimpinan DPRD berpikir kembali sebelum menyerap anggaran tersebut.
Karena masih banyak kepentingan rakyat yang terabaikan padahal itu penting,
“kata Hasan Albana, aktivis mahasiswa dari Stisip BP Banjar beberapa waktu
lalu. Aktifis yang cukup sering memimpin aksi turun ke jalan itu mengatakan
pihaknya siap turun ke jalan seandainya, pimpinan DPRD keukeuh ingin membeli
mobi baru tersebut.
“Pembelian
mobil dinas pimpinan DPRD ini otomatis akan memicu pembelian mobil pimpinan
komisi dan fraksi yang baru. Kami sudah mendengar wacana itu, “katanya. Dia
berharap wakil rakyat di Kota Banjar tahu diri apalagi mobil dinas yang ada
saat ini dipandang masih memadai. “Lagi pula mereka juga sudah memiliki mobil
pribadi, jangan terlalu memaksakanlah, “ujarnya.Disamping
itu dia juga menyoroti mengenai mekanisme lelang mobil dinas yang dilakukan Pemkot Banjar.
Menurut dia, proses dump atau lelang mobil dinas itu sebaiknya dilakukan secara
transparan sehingga penjualannya bisa mendapatkan harga jual
setinggi-tingginya. “Kalau
merujuk yang sudah-sudah, proses dump mobil dinas bekas itu terkesan
sembunyi-sembunyi. Tahu-tahu menghilang saja, tanpa ada transparansi. Padahal
itu aset negara, “ujarnya. (Mamay)
No comments:
Post a Comment