Afrika (Lawunews.Com)
Untuk mendukung kelancaran jalannya Misi MINUSCA (United Nations Multi-Dimensional Integrated Stabilization Mission in Central African Republic) atau misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Central African Republic (CAR), tersedianya Rumah Sakit sebagai rujukan pelayanan kesehatan bagi seluruh komponen personel United Nations (UN) baik sipil maupun militer yang terlibat didalam misi merupakan hal yang sangat penting keberadaannya.
Jumlah komponen yang terlibat hingga mencapai ribuan dan datang dari berbagai negara, tentunya perlu mendapatkan pelayanan serta tindakan yang cepat jika terjadi sesuatu yang berkaitan dengan kesehatan ataupun hal lain yang memerlukan bantuan medis.
Kondisi negara CAR yang masih dalam masa transisi setelah gejolak politik dan kondisi keamanan yang masih belum stabil, membuat sarana dan prasarana publik termasuk Rumah Sakit rujukan tidak memadai, baik untuk rakyat CAR sendiri maupun untuk personel PBB, terlebih saat ini ancaman virus Ebola masih menjadi penyakit yang sangat mematikan di Benua Afrika.
Kondisi negara CAR yang masih dalam masa transisi setelah gejolak politik dan kondisi keamanan yang masih belum stabil, membuat sarana dan prasarana publik termasuk Rumah Sakit rujukan tidak memadai, baik untuk rakyat CAR sendiri maupun untuk personel PBB, terlebih saat ini ancaman virus Ebola masih menjadi penyakit yang sangat mematikan di Benua Afrika.
Untuk itu, setelah dibukanya Misi pada 15 September 2014 lalu, Mission Support Centre melalui Direkturnya Michael Ranahan memutuskan untuk membangun Rumah Sakit Level II bagi keperluan personel UN yang berada di CAR.
Prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Kompi Zeni (Satgas Kizi) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXVII-A/Minusca dibawah pimpinan Letkol Czi Alfius Navirinda K. selaku Komandan Satgas (Dansatgas) yang merupakan pasukan perdamaian Zeni Indonesia mendapat kehormatan dan kepercayaan untuk menjadi pelaksana pembangunan Rumah Sakit yang didirikan di tengah kota Ibu Kota CAR, Bangui tersebut. Sebagaimana diketahui bahwa terdapat 3 kontingen Pasukan Zeni yang terlibat pada misi di Minusca yaitu Indonesia, Kamboja serta Pakistan.
Pekerjaan yang dimulai sejak awal November 2014 seluruhnya dibiayai oleh PBB dengan menggunakan lahan seluas 0,5 ha berlokasi di wilayah Berthlemy Bouganda KM 4,5 Bangui. Prajurit Perdamaian Kizi TNI melakukan pekerjaan dengan penuh semangat. Mengingat apa yang mereka kerjakaan saat ini merupakan karya yang berguna untuk orang banyak.
“Pekerjaan yang dilaksanakan dimulai pembukaan lahan, membangun 40 ruangan peruntukan bagi operasional rumah sakit termasuk ruang kantor dan rawat inap, 6 buah fasilitas ablution serta dapur dan juga pekerjaan listrik dan air. Saat ini pekerjaan sudah sampai pembuatan keramik lantai dan pada akhir Januari 2015 pekerjaan direncanakan selesai”, ujar Dansatgas.
Lebih lanjut Dansatgas mengatakan bahwa, Rumah Sakit Level II milik UN ini nantinya akan dioperasionalkan kontingen dari Serbia yang mengirimkan kontingen kesehatannya sejumlah 64 orang yang terdiri dari unsur dokter umum, dokter spesialis, paramedis serta pendukungnya. “Level II hospital nantinya akan memiliki fasilitas ruang inap, bedah umum, laboratorium, klinik gigi, dan ruang isolasi jika hal terburuk terjadi berkaitan dengan Ebola”, kata Letkol Czi Alfius.
Jarak lokasi pekerjaan yang berada 7 km dari Camp Garuda dimana pasukan berada, dengan situasi keamanan yang belum stabil serta tidak dapat diduga, sewaktu-waktu masih terdengar suara letusan senjata dari pihak yang bertikai, tidak menyurutkan semangat para prajurit untuk menegakkan merah putih dalam kancah Internasional sebagai pasukan perdamaian dibawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Authentikasi :
Perwira Penerangan Konga XXXVII-A/MINUSCA, Mayor Kav Eddy Wijaya, S.Sos.
Prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Kompi Zeni (Satgas Kizi) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXVII-A/Minusca dibawah pimpinan Letkol Czi Alfius Navirinda K. selaku Komandan Satgas (Dansatgas) yang merupakan pasukan perdamaian Zeni Indonesia mendapat kehormatan dan kepercayaan untuk menjadi pelaksana pembangunan Rumah Sakit yang didirikan di tengah kota Ibu Kota CAR, Bangui tersebut. Sebagaimana diketahui bahwa terdapat 3 kontingen Pasukan Zeni yang terlibat pada misi di Minusca yaitu Indonesia, Kamboja serta Pakistan.
Pekerjaan yang dimulai sejak awal November 2014 seluruhnya dibiayai oleh PBB dengan menggunakan lahan seluas 0,5 ha berlokasi di wilayah Berthlemy Bouganda KM 4,5 Bangui. Prajurit Perdamaian Kizi TNI melakukan pekerjaan dengan penuh semangat. Mengingat apa yang mereka kerjakaan saat ini merupakan karya yang berguna untuk orang banyak.
“Pekerjaan yang dilaksanakan dimulai pembukaan lahan, membangun 40 ruangan peruntukan bagi operasional rumah sakit termasuk ruang kantor dan rawat inap, 6 buah fasilitas ablution serta dapur dan juga pekerjaan listrik dan air. Saat ini pekerjaan sudah sampai pembuatan keramik lantai dan pada akhir Januari 2015 pekerjaan direncanakan selesai”, ujar Dansatgas.
Lebih lanjut Dansatgas mengatakan bahwa, Rumah Sakit Level II milik UN ini nantinya akan dioperasionalkan kontingen dari Serbia yang mengirimkan kontingen kesehatannya sejumlah 64 orang yang terdiri dari unsur dokter umum, dokter spesialis, paramedis serta pendukungnya. “Level II hospital nantinya akan memiliki fasilitas ruang inap, bedah umum, laboratorium, klinik gigi, dan ruang isolasi jika hal terburuk terjadi berkaitan dengan Ebola”, kata Letkol Czi Alfius.
Jarak lokasi pekerjaan yang berada 7 km dari Camp Garuda dimana pasukan berada, dengan situasi keamanan yang belum stabil serta tidak dapat diduga, sewaktu-waktu masih terdengar suara letusan senjata dari pihak yang bertikai, tidak menyurutkan semangat para prajurit untuk menegakkan merah putih dalam kancah Internasional sebagai pasukan perdamaian dibawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Authentikasi :
Perwira Penerangan Konga XXXVII-A/MINUSCA, Mayor Kav Eddy Wijaya, S.Sos.
No comments:
Post a Comment