Bandung (Lawunews.Com) Guru tidak perlu galau mengenai kebijakan kurikulum. Apapun kurikulum yang berlaku, guru tidak semestinya terbebani, karena justeru kunci keberhasilan pendidikan itu adalah guru bukan kurikulum. Apalagi, para guru yang mengikuti program pelatihan guru USAID PRIORITAS akan senantiasa siap melaksanakan kurikulum apapun dalam proses pembelajaran yang baik.
Demikian dikatakan oleh Diding Gusutardi, Kasi Pembinaan SD Disdik Jawa Barat, saat membuka pelatihan fasilitator daerah (Fasda) tingkat Jawa Barat di Bandung (9-14/1). Pelatihan yang diselenggarakan USAID bekerjasama dengan pemerintah Jawa Barat ini diikuti oleh enam puluh orang calon Fasda dari empat daerah mitra USAID PRIORITAS. Diding menaruh apresiasi kepada para peserta yang, menurutnya, merupakan fasilitator pilihan. Mereka akan memfasilitasi serangkaian pelatihan menyebarluaskan praktik yang baik di Kabupaten Bekasi, Cirebon, Kuningan, dan Tasikmalaya.
“Manfaatkanlah forum pelatihan ini sebaik-baiknya untuk kemajuan pendidikan di daerah. Ini adalah kesempatan langka di tengah kebijakan pemerintah untuk melakukan efisiensi anggaran,” pesan Diding kepada para peserta, sambil ia juga menitipkan kepada USAID semua guru peserta pelatihan yang ia sebut sebagai sejawatnya.
Para fasilitator daerah yang dilatih tersebut dipersiapkan untuk melatih para guru di kabupaten/kota dan mendampingi sekolah mitra dalam mengimplementasikan praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen sekolah. “Kami memberikan keterampilan praktis kepada peserta mengenai pembelajaran aktif dan manajemen sekolah. Pendekatan praktis kiranya dapat memfasilitasi guru untuk menjalankan tugasnya dengan mudah dan baik,” kata Erna Irnawati, Koordinator Program USAID PRIORITAS Jawa Barat.
Erna menjelaskan program ini kompatibel dengan kurikulum apapun sehingga guru tetap siap memfasilitasi pembelajaran aktif baik dengan KTSP maupun K-13. Erna juga menegaskan paket pelatihan kedua ini fokus pada peningkatan literasi, kemampuan membaca dengan pemahaman, melayani perbedaan siswa. “Paket pelatihan pertama tahun lalu sudah menunjukkan dampak positif di sekolah. Paket kedua ini diharapkan lebih berhasil lagi,” harap Erna.
Kurniati, peserta dari Kuningan, menggambarkan dampak positif paket pelatihan pertama di daerahnya. Ia menuturkan, “Siswa kini terbiasa aktif berdiskusi dan bekerjasama dalam kelompok. Para guru tampak senang memfasilitasi dan mendampingi siswa belajar secara aktif dan kreatif.”
Sunaja Dulhadi, Fasda Cirebon, juga mengafirmasi dampak positif paket satu USAID PRIORITAS. Ia menggambarkan, “Siswa memainkan peran dominan dalam pembelajaran. Pajangan karya siswa menghiasi ruang kelas. Sudut baca ada di setiap sudut sekolah. Berbagai pihak di sekolah bermitra secara solid.”
Mengenai dampak positif program USAID PRIORITAS, Diding Gusutardi juga menyampaikan pengakuan dan penghargaan. “Keberhasilan Jawa Barat meraih juara umum pada Lomba Mutu Nasional tahun 2014 tidak lepas dari sentuhan USAID PRIORITAS di sekolah-sekolah yang mewakili Jawa Barat,” ujar Diding, seraya menyampaikan kembali penghargaan dan ucapan terima kasih kepada USAID. [ds]
Demikian dikatakan oleh Diding Gusutardi, Kasi Pembinaan SD Disdik Jawa Barat, saat membuka pelatihan fasilitator daerah (Fasda) tingkat Jawa Barat di Bandung (9-14/1). Pelatihan yang diselenggarakan USAID bekerjasama dengan pemerintah Jawa Barat ini diikuti oleh enam puluh orang calon Fasda dari empat daerah mitra USAID PRIORITAS. Diding menaruh apresiasi kepada para peserta yang, menurutnya, merupakan fasilitator pilihan. Mereka akan memfasilitasi serangkaian pelatihan menyebarluaskan praktik yang baik di Kabupaten Bekasi, Cirebon, Kuningan, dan Tasikmalaya.
“Manfaatkanlah forum pelatihan ini sebaik-baiknya untuk kemajuan pendidikan di daerah. Ini adalah kesempatan langka di tengah kebijakan pemerintah untuk melakukan efisiensi anggaran,” pesan Diding kepada para peserta, sambil ia juga menitipkan kepada USAID semua guru peserta pelatihan yang ia sebut sebagai sejawatnya.
Para fasilitator daerah yang dilatih tersebut dipersiapkan untuk melatih para guru di kabupaten/kota dan mendampingi sekolah mitra dalam mengimplementasikan praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen sekolah. “Kami memberikan keterampilan praktis kepada peserta mengenai pembelajaran aktif dan manajemen sekolah. Pendekatan praktis kiranya dapat memfasilitasi guru untuk menjalankan tugasnya dengan mudah dan baik,” kata Erna Irnawati, Koordinator Program USAID PRIORITAS Jawa Barat.
Erna menjelaskan program ini kompatibel dengan kurikulum apapun sehingga guru tetap siap memfasilitasi pembelajaran aktif baik dengan KTSP maupun K-13. Erna juga menegaskan paket pelatihan kedua ini fokus pada peningkatan literasi, kemampuan membaca dengan pemahaman, melayani perbedaan siswa. “Paket pelatihan pertama tahun lalu sudah menunjukkan dampak positif di sekolah. Paket kedua ini diharapkan lebih berhasil lagi,” harap Erna.
Kurniati, peserta dari Kuningan, menggambarkan dampak positif paket pelatihan pertama di daerahnya. Ia menuturkan, “Siswa kini terbiasa aktif berdiskusi dan bekerjasama dalam kelompok. Para guru tampak senang memfasilitasi dan mendampingi siswa belajar secara aktif dan kreatif.”
Sunaja Dulhadi, Fasda Cirebon, juga mengafirmasi dampak positif paket satu USAID PRIORITAS. Ia menggambarkan, “Siswa memainkan peran dominan dalam pembelajaran. Pajangan karya siswa menghiasi ruang kelas. Sudut baca ada di setiap sudut sekolah. Berbagai pihak di sekolah bermitra secara solid.”
Mengenai dampak positif program USAID PRIORITAS, Diding Gusutardi juga menyampaikan pengakuan dan penghargaan. “Keberhasilan Jawa Barat meraih juara umum pada Lomba Mutu Nasional tahun 2014 tidak lepas dari sentuhan USAID PRIORITAS di sekolah-sekolah yang mewakili Jawa Barat,” ujar Diding, seraya menyampaikan kembali penghargaan dan ucapan terima kasih kepada USAID. [ds]
No comments:
Post a Comment