Wednesday, March 25, 2015

Tingginya Harga Beras Dipasaran

Ciamis (LawuNews) Kenaikan harga beras yang melambung tinggi dinilai Pengamat Ekonomi Universitas Siliwangi, Prof. Kartawan men­jadi harga tertinggi. "Sepe­ngamatan saya, ini memang harga tertinggi. Dari yang bi­asanya di pasaran ini hanya berkisar sembilan ribu rupiah, "ungkapnya yang dihubungi beberapa waktu lalu.

Menurut dia, ada banyak faktor yang mempengaruhi kenaikan harga yang fantastis tersebut. Misalnya, banyak sentra-sentra beras yang dilanda kebanjiran seperti di Kecamatan Banjarsari. Belum lagi, beberapa daerah yang terserang hama wereng, dinilai menjadi faktor pen­dorong panen padi yang hari ini melesu. Ongkos transportasi yang mahal, masih mengikuti tariff  paska BBM naik pun menjadi kemungkinan dari mahalnya harga beras di pasaran sekarang ini. Di samping kemungkinan, ada yang menyetok beras.

"Masalah pangan itu permintaannya pasti stabil, di tambah mayoritas masyarakat kita menjadikan beras sebagai makanan pokok. Masalahnya sekarangkan, pasokannya kurang, harga naik, seperti hu­kum ekonomi, "tutur Kar­tawan.

Kartawan menghimbau agar masyarakat tak perlu panik, karena ketika kenaikan sudah mencapai tiga puluh persen pasti akan dilakukan intervesi dengan operasi pasar. "Sebaik­nya masyarakat kita juga perlu melakukan diversifikasi pan­gan, jangan terpatok pada par­adigma tidak kenyang sebelum makan nasi. Toh, secara medis pun beras terbukti memberikan kontribusi besar pada penyakit gula. Apa salahnya kembali kearifan lokal, seperti konsumsi umbi-umbian? "paparnya. Ia pun menyoroti, kebiasaan stok beras ini harus dikurangi, kare­na akan mengganggu mekanis­me pasar. "Ya yang punya stok melimpah, itu dikeluarkan seka­rang, "kata dia. Pihak terkait seperti dinas pertanian sudah se­mestinya mengendalikan musim panen yang merata dan serem­pak, sehingga faktor pendorong seperti gangguan hama dapat di minimalisasi.

Ditempat terpisah, Ketua KTNA Kabupaten Ciamis, H. Awan Setiawan men­gungkapkan keprihatinannya atas kenaikan harga yang fan­tastis. Menurutnya, petani yang harusnya bersorak gembira kare­na harga jual mahal justru seba­liknya. "Petani ini juga kan makan beras, tentu akan amat memberatkan. Ditambah, fakta petani hanya penggarap saja, ”kata dia. Pihak pemerintah, katanya, seharusnya tidak sebatas menghi­tung produksi di atas kertas.

Wakil Bupati Sidak
Tingginya harga beras di pasaran saat ini membuat Wakil Bupati Ciamis, H. Jeje Wiradinata tercengang. Melihat itu ia langsung turun tangan melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di pasar Manis Ciamis dan gudang bulog Pamalayan beberapa waktu lalu. Di Pasar Manis Ciamis ke­naikan harga beras mencapai Rp. 300 per minggunya. Jenis beras biasa dijual RP 9.000-­9.500 medium 9.500-10.000 dan premium Rp. 11.000 - 11.500. Harga beras tersebut jauh lebih tinggi harga eceran terendah (HET) yang seharusnya Rp 7.400. "Hasil pantauan harga beras di pasar memang sudah terlalu tinggi. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Ciamis akan se­cepatnya melakukan intervensi agar tidak terjadi inflasi, "ujar H. Jeje didampingi Kadis Perta­nian Tanaman Pangan, Ir. Kus­tini dan Kabid Perdagangan Di­nas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan H. Idang Dahlan.

Untuk mengendalikan harga beras, kata H. Jeje, Pemkab Ci­amis akan segera melakukan operasi pasar dengan harga beras sesuai HET RP 7.400. Teknis operasi pasar sudah di­bicarakan dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre Ciamis yang saat ini masih memiliki stok beras cukup.

Menurutnya, penyebab ting­ginya harga beras di pasaran karena hampir semua lahan sawah di daerah masih dalam proses tanam belum masuk masa panen. Sehingga mengakibatkan naiknya harga Gabah Kering Giling (GKG) yang berkisar an­tara Rp. 5.700 sampai Rp 6.300. "Sebagian lahan sawah di Kabupaten Ciamis memang sudah panen, tapi masih sedikit tidak sebanding dengan kebutuhan. Puncaknya masa panen diperkirakan Maret dan April. Makanya, operasi pasar akan digelar hingga Maret nanti, "ujar H. Jeje.

Kadis Pertanian dan Tana­man Pangan, Ir. Kustini menambahkan, pada bulan Februari ini lahan sawah yang panen hanya sekitar 1.000 hektar, Maret 8.000 hektare dan April seki­tar 17.000 hektare. Keterlambatan musim tanam ini, kata Kustini, musim kema­rau baru berakhir Oktober 2014 lalu sehingga para kebanyakan petani baru menanam padi pada bulan Nopember 2014. "Panen pada Februari ini atau panen di luar musim, seperti di Kecamatan Sukamantri sekitar 395 hektar itu karena kondisi airnya bagus dan memiliki lumbung yang tidak terpengaruh kemarau. Namun belum bisa mencukupi kebutuhan pasar, “ujarnya.

Guna mengendalikan harga beras, Pemerintah Kabupaten Ciamis bersama Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre Ci­amis sepakat menggelar Ope­rasi Pasar Murah (OPM). Beras yang akan dijual den­gan kualitas medium Rp. 7.400 yang saat ini di pasar di jual dengan harga antara Rp 9.000 sampai Rp 9.500.

Demikian terungkap dalam Rapat Koordinasi pelaksanaan OPM yang dipimpin langsung Wakil Bupati Kabupaten Camis, H. Jeje Wiradinata di Aula Bulog Subdivre Ciamis, beberapa waktu lalu. Pada kesempatan itu, H. Jeje meminta bulog menyiapkan beras sesuai dengan kebutuhan para pedagang yang saat ini sedang kesulitan mendapatkan beras. “OPM akan digelar pasar di seluruh Kecamatan di Kabupat­en Ciamis. Tentu dengan pen­gawasan yang ketat agar pedagang menjual beras OPM sesuai dengan HET dan kualitas be­rasnya medium, "ujar H. Jeje.

H. Jeje, mengatakan, OPM beras akan dilakukan secepatnya maksimal akhir pekan ini. Selain OPM, untuk mengurangi kebutuhan beras di pasar, penyaluran Raskin akan lebih dipercepat sehingga sebagian kebutuhan beras bisa ditanggula­ngi. "Untuk mempercepat penya­luran Raskin, otomatis, desa tidak boleh ada lagi yang me­nunggak. Apalagi Raskin saat ini hanya Rp 800 jauh di atas harga pasar yang mencapai Rp 11.000, aneh kalau masih ada yang nunggak, ”ujarnya.

Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Pelayanan Umum Bulog Subdivre Kabupaten Ciamis, Apep Suryana mengatakan, stok Beras Bulog cukup untuk 3 bulan ke depan atau sekitar 82.000 ton. Termasuk beras yang tengah diangkut dari Jawa Tengah. "Gudang Bulog yang ada di Kabupaten Ciamis, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ga­rut masih banyak. Kapanpun Pemkab Ciamis membutuhkan beras untuk OPM kami siap sampai gejolak harga beras di pasar bisa kembali stabil, "ujarnya.

Untuk Penyaluran Raskin, kata Apep, memang lebih diper­cepat, untuk Februari ini saja sudah disalurkan sekitar 453 ton, dari total penyaluraan sek­itar 740 ton. Namun, sejumah desa masih nunggak pembayaran raskin yang masih di kisaran Rp 1,94 Miliar. "Kalau Tunggakan raskin ce­pat dilunasi, pendistribusian raskin untuk bulan Maret pun akan lebih cepat disalurkan," ujarnya. (mamay)

No comments:

Koprasi Warga Cimahi Mandiri Menggelar RAT Tepat Waktu

Cimahi (LawuPost)  Koperasi yang sehat dan baik adalah Koperasi yang mampu melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) tepat waktu, dan Rap...