Ciamis (LawuNews) Kenaikan harga beras yang melambung tinggi dinilai Pengamat Ekonomi Universitas Siliwangi, Prof. Kartawan menjadi harga tertinggi. "Sepengamatan saya, ini memang harga tertinggi. Dari yang biasanya di pasaran ini hanya berkisar sembilan ribu rupiah, "ungkapnya yang dihubungi beberapa waktu lalu.
Menurut dia, ada banyak faktor yang mempengaruhi kenaikan harga yang fantastis tersebut. Misalnya, banyak sentra-sentra beras yang dilanda kebanjiran seperti di Kecamatan Banjarsari. Belum lagi, beberapa daerah yang terserang hama wereng, dinilai menjadi faktor pendorong panen padi yang hari ini melesu. Ongkos transportasi yang mahal, masih mengikuti tariff paska BBM naik pun menjadi kemungkinan dari mahalnya harga beras di pasaran sekarang ini. Di samping kemungkinan, ada yang menyetok beras.
"Masalah pangan itu permintaannya pasti stabil, di tambah mayoritas masyarakat kita menjadikan beras sebagai makanan pokok. Masalahnya sekarangkan, pasokannya kurang, harga naik, seperti hukum ekonomi, "tutur Kartawan.
Kartawan menghimbau agar masyarakat tak perlu panik, karena ketika kenaikan sudah mencapai tiga puluh persen pasti akan dilakukan intervesi dengan operasi pasar. "Sebaiknya masyarakat kita juga perlu melakukan diversifikasi pangan, jangan terpatok pada paradigma tidak kenyang sebelum makan nasi. Toh, secara medis pun beras terbukti memberikan kontribusi besar pada penyakit gula. Apa salahnya kembali kearifan lokal, seperti konsumsi umbi-umbian? "paparnya. Ia pun menyoroti, kebiasaan stok beras ini harus dikurangi, karena akan mengganggu mekanisme pasar. "Ya yang punya stok melimpah, itu dikeluarkan sekarang, "kata dia. Pihak terkait seperti dinas pertanian sudah semestinya mengendalikan musim panen yang merata dan serempak, sehingga faktor pendorong seperti gangguan hama dapat di minimalisasi.
Ditempat terpisah, Ketua KTNA Kabupaten Ciamis, H. Awan Setiawan mengungkapkan keprihatinannya atas kenaikan harga yang fantastis. Menurutnya, petani yang harusnya bersorak gembira karena harga jual mahal justru sebaliknya. "Petani ini juga kan makan beras, tentu akan amat memberatkan. Ditambah, fakta petani hanya penggarap saja, ”kata dia. Pihak pemerintah, katanya, seharusnya tidak sebatas menghitung produksi di atas kertas.
Wakil Bupati Sidak
Tingginya harga beras di pasaran saat ini membuat Wakil Bupati Ciamis, H. Jeje Wiradinata tercengang. Melihat itu ia langsung turun tangan melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di pasar Manis Ciamis dan gudang bulog Pamalayan beberapa waktu lalu. Di Pasar Manis Ciamis kenaikan harga beras mencapai Rp. 300 per minggunya. Jenis beras biasa dijual RP 9.000-9.500 medium 9.500-10.000 dan premium Rp. 11.000 - 11.500. Harga beras tersebut jauh lebih tinggi harga eceran terendah (HET) yang seharusnya Rp 7.400. "Hasil pantauan harga beras di pasar memang sudah terlalu tinggi. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Ciamis akan secepatnya melakukan intervensi agar tidak terjadi inflasi, "ujar H. Jeje didampingi Kadis Pertanian Tanaman Pangan, Ir. Kustini dan Kabid Perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan H. Idang Dahlan.
Untuk mengendalikan harga beras, kata H. Jeje, Pemkab Ciamis akan segera melakukan operasi pasar dengan harga beras sesuai HET RP 7.400. Teknis operasi pasar sudah dibicarakan dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre Ciamis yang saat ini masih memiliki stok beras cukup.
Menurutnya, penyebab tingginya harga beras di pasaran karena hampir semua lahan sawah di daerah masih dalam proses tanam belum masuk masa panen. Sehingga mengakibatkan naiknya harga Gabah Kering Giling (GKG) yang berkisar antara Rp. 5.700 sampai Rp 6.300. "Sebagian lahan sawah di Kabupaten Ciamis memang sudah panen, tapi masih sedikit tidak sebanding dengan kebutuhan. Puncaknya masa panen diperkirakan Maret dan April. Makanya, operasi pasar akan digelar hingga Maret nanti, "ujar H. Jeje.
Kadis Pertanian dan Tanaman Pangan, Ir. Kustini menambahkan, pada bulan Februari ini lahan sawah yang panen hanya sekitar 1.000 hektar, Maret 8.000 hektare dan April sekitar 17.000 hektare. Keterlambatan musim tanam ini, kata Kustini, musim kemarau baru berakhir Oktober 2014 lalu sehingga para kebanyakan petani baru menanam padi pada bulan Nopember 2014. "Panen pada Februari ini atau panen di luar musim, seperti di Kecamatan Sukamantri sekitar 395 hektar itu karena kondisi airnya bagus dan memiliki lumbung yang tidak terpengaruh kemarau. Namun belum bisa mencukupi kebutuhan pasar, “ujarnya.
Guna mengendalikan harga beras, Pemerintah Kabupaten Ciamis bersama Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre Ciamis sepakat menggelar Operasi Pasar Murah (OPM). Beras yang akan dijual dengan kualitas medium Rp. 7.400 yang saat ini di pasar di jual dengan harga antara Rp 9.000 sampai Rp 9.500.
Demikian terungkap dalam Rapat Koordinasi pelaksanaan OPM yang dipimpin langsung Wakil Bupati Kabupaten Camis, H. Jeje Wiradinata di Aula Bulog Subdivre Ciamis, beberapa waktu lalu. Pada kesempatan itu, H. Jeje meminta bulog menyiapkan beras sesuai dengan kebutuhan para pedagang yang saat ini sedang kesulitan mendapatkan beras. “OPM akan digelar pasar di seluruh Kecamatan di Kabupaten Ciamis. Tentu dengan pengawasan yang ketat agar pedagang menjual beras OPM sesuai dengan HET dan kualitas berasnya medium, "ujar H. Jeje.
H. Jeje, mengatakan, OPM beras akan dilakukan secepatnya maksimal akhir pekan ini. Selain OPM, untuk mengurangi kebutuhan beras di pasar, penyaluran Raskin akan lebih dipercepat sehingga sebagian kebutuhan beras bisa ditanggulangi. "Untuk mempercepat penyaluran Raskin, otomatis, desa tidak boleh ada lagi yang menunggak. Apalagi Raskin saat ini hanya Rp 800 jauh di atas harga pasar yang mencapai Rp 11.000, aneh kalau masih ada yang nunggak, ”ujarnya.
Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Pelayanan Umum Bulog Subdivre Kabupaten Ciamis, Apep Suryana mengatakan, stok Beras Bulog cukup untuk 3 bulan ke depan atau sekitar 82.000 ton. Termasuk beras yang tengah diangkut dari Jawa Tengah. "Gudang Bulog yang ada di Kabupaten Ciamis, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Garut masih banyak. Kapanpun Pemkab Ciamis membutuhkan beras untuk OPM kami siap sampai gejolak harga beras di pasar bisa kembali stabil, "ujarnya.
Untuk Penyaluran Raskin, kata Apep, memang lebih dipercepat, untuk Februari ini saja sudah disalurkan sekitar 453 ton, dari total penyaluraan sekitar 740 ton. Namun, sejumah desa masih nunggak pembayaran raskin yang masih di kisaran Rp 1,94 Miliar. "Kalau Tunggakan raskin cepat dilunasi, pendistribusian raskin untuk bulan Maret pun akan lebih cepat disalurkan," ujarnya. (mamay)
Menurut dia, ada banyak faktor yang mempengaruhi kenaikan harga yang fantastis tersebut. Misalnya, banyak sentra-sentra beras yang dilanda kebanjiran seperti di Kecamatan Banjarsari. Belum lagi, beberapa daerah yang terserang hama wereng, dinilai menjadi faktor pendorong panen padi yang hari ini melesu. Ongkos transportasi yang mahal, masih mengikuti tariff paska BBM naik pun menjadi kemungkinan dari mahalnya harga beras di pasaran sekarang ini. Di samping kemungkinan, ada yang menyetok beras.
"Masalah pangan itu permintaannya pasti stabil, di tambah mayoritas masyarakat kita menjadikan beras sebagai makanan pokok. Masalahnya sekarangkan, pasokannya kurang, harga naik, seperti hukum ekonomi, "tutur Kartawan.
Kartawan menghimbau agar masyarakat tak perlu panik, karena ketika kenaikan sudah mencapai tiga puluh persen pasti akan dilakukan intervesi dengan operasi pasar. "Sebaiknya masyarakat kita juga perlu melakukan diversifikasi pangan, jangan terpatok pada paradigma tidak kenyang sebelum makan nasi. Toh, secara medis pun beras terbukti memberikan kontribusi besar pada penyakit gula. Apa salahnya kembali kearifan lokal, seperti konsumsi umbi-umbian? "paparnya. Ia pun menyoroti, kebiasaan stok beras ini harus dikurangi, karena akan mengganggu mekanisme pasar. "Ya yang punya stok melimpah, itu dikeluarkan sekarang, "kata dia. Pihak terkait seperti dinas pertanian sudah semestinya mengendalikan musim panen yang merata dan serempak, sehingga faktor pendorong seperti gangguan hama dapat di minimalisasi.
Ditempat terpisah, Ketua KTNA Kabupaten Ciamis, H. Awan Setiawan mengungkapkan keprihatinannya atas kenaikan harga yang fantastis. Menurutnya, petani yang harusnya bersorak gembira karena harga jual mahal justru sebaliknya. "Petani ini juga kan makan beras, tentu akan amat memberatkan. Ditambah, fakta petani hanya penggarap saja, ”kata dia. Pihak pemerintah, katanya, seharusnya tidak sebatas menghitung produksi di atas kertas.
Wakil Bupati Sidak
Tingginya harga beras di pasaran saat ini membuat Wakil Bupati Ciamis, H. Jeje Wiradinata tercengang. Melihat itu ia langsung turun tangan melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di pasar Manis Ciamis dan gudang bulog Pamalayan beberapa waktu lalu. Di Pasar Manis Ciamis kenaikan harga beras mencapai Rp. 300 per minggunya. Jenis beras biasa dijual RP 9.000-9.500 medium 9.500-10.000 dan premium Rp. 11.000 - 11.500. Harga beras tersebut jauh lebih tinggi harga eceran terendah (HET) yang seharusnya Rp 7.400. "Hasil pantauan harga beras di pasar memang sudah terlalu tinggi. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Ciamis akan secepatnya melakukan intervensi agar tidak terjadi inflasi, "ujar H. Jeje didampingi Kadis Pertanian Tanaman Pangan, Ir. Kustini dan Kabid Perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan H. Idang Dahlan.
Untuk mengendalikan harga beras, kata H. Jeje, Pemkab Ciamis akan segera melakukan operasi pasar dengan harga beras sesuai HET RP 7.400. Teknis operasi pasar sudah dibicarakan dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre Ciamis yang saat ini masih memiliki stok beras cukup.
Menurutnya, penyebab tingginya harga beras di pasaran karena hampir semua lahan sawah di daerah masih dalam proses tanam belum masuk masa panen. Sehingga mengakibatkan naiknya harga Gabah Kering Giling (GKG) yang berkisar antara Rp. 5.700 sampai Rp 6.300. "Sebagian lahan sawah di Kabupaten Ciamis memang sudah panen, tapi masih sedikit tidak sebanding dengan kebutuhan. Puncaknya masa panen diperkirakan Maret dan April. Makanya, operasi pasar akan digelar hingga Maret nanti, "ujar H. Jeje.
Kadis Pertanian dan Tanaman Pangan, Ir. Kustini menambahkan, pada bulan Februari ini lahan sawah yang panen hanya sekitar 1.000 hektar, Maret 8.000 hektare dan April sekitar 17.000 hektare. Keterlambatan musim tanam ini, kata Kustini, musim kemarau baru berakhir Oktober 2014 lalu sehingga para kebanyakan petani baru menanam padi pada bulan Nopember 2014. "Panen pada Februari ini atau panen di luar musim, seperti di Kecamatan Sukamantri sekitar 395 hektar itu karena kondisi airnya bagus dan memiliki lumbung yang tidak terpengaruh kemarau. Namun belum bisa mencukupi kebutuhan pasar, “ujarnya.
Guna mengendalikan harga beras, Pemerintah Kabupaten Ciamis bersama Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre Ciamis sepakat menggelar Operasi Pasar Murah (OPM). Beras yang akan dijual dengan kualitas medium Rp. 7.400 yang saat ini di pasar di jual dengan harga antara Rp 9.000 sampai Rp 9.500.
Demikian terungkap dalam Rapat Koordinasi pelaksanaan OPM yang dipimpin langsung Wakil Bupati Kabupaten Camis, H. Jeje Wiradinata di Aula Bulog Subdivre Ciamis, beberapa waktu lalu. Pada kesempatan itu, H. Jeje meminta bulog menyiapkan beras sesuai dengan kebutuhan para pedagang yang saat ini sedang kesulitan mendapatkan beras. “OPM akan digelar pasar di seluruh Kecamatan di Kabupaten Ciamis. Tentu dengan pengawasan yang ketat agar pedagang menjual beras OPM sesuai dengan HET dan kualitas berasnya medium, "ujar H. Jeje.
H. Jeje, mengatakan, OPM beras akan dilakukan secepatnya maksimal akhir pekan ini. Selain OPM, untuk mengurangi kebutuhan beras di pasar, penyaluran Raskin akan lebih dipercepat sehingga sebagian kebutuhan beras bisa ditanggulangi. "Untuk mempercepat penyaluran Raskin, otomatis, desa tidak boleh ada lagi yang menunggak. Apalagi Raskin saat ini hanya Rp 800 jauh di atas harga pasar yang mencapai Rp 11.000, aneh kalau masih ada yang nunggak, ”ujarnya.
Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Pelayanan Umum Bulog Subdivre Kabupaten Ciamis, Apep Suryana mengatakan, stok Beras Bulog cukup untuk 3 bulan ke depan atau sekitar 82.000 ton. Termasuk beras yang tengah diangkut dari Jawa Tengah. "Gudang Bulog yang ada di Kabupaten Ciamis, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Garut masih banyak. Kapanpun Pemkab Ciamis membutuhkan beras untuk OPM kami siap sampai gejolak harga beras di pasar bisa kembali stabil, "ujarnya.
Untuk Penyaluran Raskin, kata Apep, memang lebih dipercepat, untuk Februari ini saja sudah disalurkan sekitar 453 ton, dari total penyaluraan sekitar 740 ton. Namun, sejumah desa masih nunggak pembayaran raskin yang masih di kisaran Rp 1,94 Miliar. "Kalau Tunggakan raskin cepat dilunasi, pendistribusian raskin untuk bulan Maret pun akan lebih cepat disalurkan," ujarnya. (mamay)
No comments:
Post a Comment