Ciamis (Lawunews.Com)
Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di Kabupaten Ciamis untuk jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) sederajat, digelar pada hari Senin (14/4). Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Ciamis, H. Tatang, S.Ag, M.Pd melalui Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ciamis Hendriawan, S.Pd, saat ditemui di ruang kerjanya Kamis (10/4) mengatakan, peserta UN tahun ini ada 10.607 siswa.
Dengan rincian dari SMA 3.660 SMK 4.299 Madrasah Aliyah 1.887 dan paket C PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) sebanyak 608 dengan penyelenggara sekolah sebanyak 153 sekolah. "Semua akan berlangsung serentak di setiap sekolah masing-masing termasuk untuk paket C juga, maka dari mulai sekarang peserta ujian nasional (UN) harus mempersiapkan dirinya masing-masing," kata Hendriawan.
Kemudian dikatakan Hendriawan, pihaknya sudah meminta kepada pemerintah provinsi agar soal UN datang ke dinas pendidikan Ciamis pada H-2 atau pada Sabtu (13/4), sehingga pihaknya bisa mendistribusikan soal ke setiap titik api yang berjumlah kurang lebih lima titik api pada H-1.
Sekolah yang ditunjuk sebagai titik apa diantaranya SMAN 2 Ciamis, SMAN 1 Kawali, SMAN 1 Cihaurbeuti, SMAN 1 Banjarsari dan SMKN 2 Ciamis. "Jika kedatangan soal lebih cepat maka disini kami bisa lebih leluasa mempunyai waktu menyortir soal untuk ke setiap titik api, begitu juga dengan titik api yang akan menyortir soal untuk didistribusikan kesetiap sekolah, namun kami belum menentukan kesepakatan kapan soal datang," ujar Hendriawan.
Menurut Hendriawan, untuk masalah soal pihaknya juga sudah menyiapkan tempat untuk penyimpanan soal, hanya saja yang dikhawatirkan olehnya adalah kedatangan soal yang telat. "Yang saya khawatirkan adalah jika soal telat datang ke setiap sekolah dan siswa tidak bisa mengerjakan soal, maka kami mengharapkan kedatangan soal pada H-2," ucapnya.
Selanjutnya untuk tugas pengawasan ujian soal tahun ini dengan sistem silang, artinya guru pengawas tidak akan ditugaskan di sekolahnya sendiri melainkan ke sekolah lain. Pengawasan keberlangsungan UN juga dibantu dari Universitas Galuh sebagai pengawas Independen.
Hendriawan menambahkan, ujian nasional saat tahun ini bukan menentukan lulus atau tidaknya siswa SMA, hanya saja UN adalah salah satu indikator untuk menentukan lulusnya seorang siswa. Maka dari itu saya harapkan kepada setiap siswa tetap tenang menghadapi ujian nasional nanti," tutur Dia.
Kemudian ketika ditanya tentang standar nilai standar kelulusan dalam UN, Hendriawan mengatakan, dirinya tidak memikirkan soal rata-rata nilai saat ini, yang paling terpenting menurut dia, adalah dinas pendidikan Ciamis menargetkan seratus persen peserta UN lulus. "Sekarang pokoknya siswa harus terus belajar untuk mengahadapi UN yang soalnya ada enam mata pelajaran, terus latih mata pelajaran yang akan di UN-kan," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 1 Kawali H. Sudarman S.Pd. M.Pd, sebagai salah satu sekolah yang ditunjuk sebagai titik api, mengatakan, jika dirinya sudah siap jika ditunjuk menjadi titik api. Dia juga mengaku sudah melakukan koordinasi dengan sekolah-sekolah yang nantinya akan mengambil soal ke titik api. "Mulai dari ruangan hingga pengamanan kami sudah siapkan, bahkan untuk penyimpanan soal sudah disterilkan, kami sebagai sekolah titik api akan bekerjasama dengan sekolah yang akan menginduk ke sekolah ini," ujarnya.
Salah seorang siswa SMAN 1 Kawali Yudi, mengaku, sudah siap menghadapi UN. "Saya di sekolah bukan hanya mengikuti jam pelajaran tambahan, tetapi jika saya sudah melakukan try out, jadi pada intinya saya siap untuk UN nanti," katanya. (Mamay/Dian)
Dengan rincian dari SMA 3.660 SMK 4.299 Madrasah Aliyah 1.887 dan paket C PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) sebanyak 608 dengan penyelenggara sekolah sebanyak 153 sekolah. "Semua akan berlangsung serentak di setiap sekolah masing-masing termasuk untuk paket C juga, maka dari mulai sekarang peserta ujian nasional (UN) harus mempersiapkan dirinya masing-masing," kata Hendriawan.
Kemudian dikatakan Hendriawan, pihaknya sudah meminta kepada pemerintah provinsi agar soal UN datang ke dinas pendidikan Ciamis pada H-2 atau pada Sabtu (13/4), sehingga pihaknya bisa mendistribusikan soal ke setiap titik api yang berjumlah kurang lebih lima titik api pada H-1.
Sekolah yang ditunjuk sebagai titik apa diantaranya SMAN 2 Ciamis, SMAN 1 Kawali, SMAN 1 Cihaurbeuti, SMAN 1 Banjarsari dan SMKN 2 Ciamis. "Jika kedatangan soal lebih cepat maka disini kami bisa lebih leluasa mempunyai waktu menyortir soal untuk ke setiap titik api, begitu juga dengan titik api yang akan menyortir soal untuk didistribusikan kesetiap sekolah, namun kami belum menentukan kesepakatan kapan soal datang," ujar Hendriawan.
Menurut Hendriawan, untuk masalah soal pihaknya juga sudah menyiapkan tempat untuk penyimpanan soal, hanya saja yang dikhawatirkan olehnya adalah kedatangan soal yang telat. "Yang saya khawatirkan adalah jika soal telat datang ke setiap sekolah dan siswa tidak bisa mengerjakan soal, maka kami mengharapkan kedatangan soal pada H-2," ucapnya.
Selanjutnya untuk tugas pengawasan ujian soal tahun ini dengan sistem silang, artinya guru pengawas tidak akan ditugaskan di sekolahnya sendiri melainkan ke sekolah lain. Pengawasan keberlangsungan UN juga dibantu dari Universitas Galuh sebagai pengawas Independen.
Hendriawan menambahkan, ujian nasional saat tahun ini bukan menentukan lulus atau tidaknya siswa SMA, hanya saja UN adalah salah satu indikator untuk menentukan lulusnya seorang siswa. Maka dari itu saya harapkan kepada setiap siswa tetap tenang menghadapi ujian nasional nanti," tutur Dia.
Kemudian ketika ditanya tentang standar nilai standar kelulusan dalam UN, Hendriawan mengatakan, dirinya tidak memikirkan soal rata-rata nilai saat ini, yang paling terpenting menurut dia, adalah dinas pendidikan Ciamis menargetkan seratus persen peserta UN lulus. "Sekarang pokoknya siswa harus terus belajar untuk mengahadapi UN yang soalnya ada enam mata pelajaran, terus latih mata pelajaran yang akan di UN-kan," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 1 Kawali H. Sudarman S.Pd. M.Pd, sebagai salah satu sekolah yang ditunjuk sebagai titik api, mengatakan, jika dirinya sudah siap jika ditunjuk menjadi titik api. Dia juga mengaku sudah melakukan koordinasi dengan sekolah-sekolah yang nantinya akan mengambil soal ke titik api. "Mulai dari ruangan hingga pengamanan kami sudah siapkan, bahkan untuk penyimpanan soal sudah disterilkan, kami sebagai sekolah titik api akan bekerjasama dengan sekolah yang akan menginduk ke sekolah ini," ujarnya.
Salah seorang siswa SMAN 1 Kawali Yudi, mengaku, sudah siap menghadapi UN. "Saya di sekolah bukan hanya mengikuti jam pelajaran tambahan, tetapi jika saya sudah melakukan try out, jadi pada intinya saya siap untuk UN nanti," katanya. (Mamay/Dian)

No comments:
Post a Comment