Tasikmalaya (Lawunews.Com)
Masih banyaknya masyarakat yang belum masuk dalam program Keluarga Berencana (KB) bakal menjadi "PR" bagi Pemkab Tasikmalaya di tahun 2014 ini. Setidaknya terdata masih ada sekitar 68.000 pasangan suami istri belum menjadi peserta KB, namun mereka berkeinginan membatasi jumlah anak dengan cara konvensional. Setidaknya 19 persen dari mereka diharapkan bisa terangkul dan ikut program KB di tahun ini.
Dijelaskan Kepala Bidang Keluarga Berencana pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (BPMKB) Kabupaten Tasikmalaya, Yayan Supriadi, pihaknya telah melakukan Rakerda Program Kependudukan dan KB tahun 2014 sebagai acuan rencana operasional yang bakal ditempuh Pemkab Tasikmalaya.
Jika tahun lalu pihaknya menargetkan 64 persen dari jumlah pasangan Kabupaten Tasikmalaya ikut program KB, maka di tahun ini target tersebut meningkat menjadi 65 persen. "Kami diminta untuk terus menambah peserta KB baru. Masih banyak pasangan yang tidak mau memakai alat kontrasepsi dan hanya memakai cara konvensional, padahal mereka juga tidak ingin menambah anak lagi," jelas Yayan.
Meski skala prioritas menambah peserta KB baru, namun pihaknya pun diharap tidak melupakan peserta KB lama. Pembinaan KB aktif diharapkan lebih baik agar mereka konsinten pada program pemerintah tersebut. Dari data kependudukan pasangan usia subur 391.221, tercatat yang menjadi peserta KB aktif sebanyak 253.954.
Sementara itu Sekretaris BPMKB Kabupaten Tasikmalaya, HR Agus Bachtiar, mengatakan, laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Tasikmalaya masih cukup tinggi, yakni mencapai 1,3 persen. Hal ini berdampak pada angka rata-rata ibu melahirkan tidak beranjak turun dari 2,5 persen.
Guna mengejar ketertinggalan tersebut maka perlu kebijakan dan strategi lebih mendasar dalam program kependudukan dan KB di Kabupaten Tasikmalaya. "Perlu komitmen yang lebih kuat pada seluruh lapisan stakeholder dan lapisan masyarakat dalam pelaksanaan operasional program kependudukan dan KB," jelas dia.
Pelayanan KB dipastikan sudah bisa dilaksanakan di seluruh pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) se-Kabupaten Tasikmalaya. Hal itu untuk jenis kontrasepsi pil, IUD, implan dan suntik. Sementara metode kontrasepsi jangka panjang hanya bisa dilakukan di tempat khusus, seperti rumah sakit yang ditunjuk dinas kesehatan. (Mamay/Yoga)
Dijelaskan Kepala Bidang Keluarga Berencana pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (BPMKB) Kabupaten Tasikmalaya, Yayan Supriadi, pihaknya telah melakukan Rakerda Program Kependudukan dan KB tahun 2014 sebagai acuan rencana operasional yang bakal ditempuh Pemkab Tasikmalaya.
Jika tahun lalu pihaknya menargetkan 64 persen dari jumlah pasangan Kabupaten Tasikmalaya ikut program KB, maka di tahun ini target tersebut meningkat menjadi 65 persen. "Kami diminta untuk terus menambah peserta KB baru. Masih banyak pasangan yang tidak mau memakai alat kontrasepsi dan hanya memakai cara konvensional, padahal mereka juga tidak ingin menambah anak lagi," jelas Yayan.
Meski skala prioritas menambah peserta KB baru, namun pihaknya pun diharap tidak melupakan peserta KB lama. Pembinaan KB aktif diharapkan lebih baik agar mereka konsinten pada program pemerintah tersebut. Dari data kependudukan pasangan usia subur 391.221, tercatat yang menjadi peserta KB aktif sebanyak 253.954.
Sementara itu Sekretaris BPMKB Kabupaten Tasikmalaya, HR Agus Bachtiar, mengatakan, laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Tasikmalaya masih cukup tinggi, yakni mencapai 1,3 persen. Hal ini berdampak pada angka rata-rata ibu melahirkan tidak beranjak turun dari 2,5 persen.
Guna mengejar ketertinggalan tersebut maka perlu kebijakan dan strategi lebih mendasar dalam program kependudukan dan KB di Kabupaten Tasikmalaya. "Perlu komitmen yang lebih kuat pada seluruh lapisan stakeholder dan lapisan masyarakat dalam pelaksanaan operasional program kependudukan dan KB," jelas dia.
Pelayanan KB dipastikan sudah bisa dilaksanakan di seluruh pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) se-Kabupaten Tasikmalaya. Hal itu untuk jenis kontrasepsi pil, IUD, implan dan suntik. Sementara metode kontrasepsi jangka panjang hanya bisa dilakukan di tempat khusus, seperti rumah sakit yang ditunjuk dinas kesehatan. (Mamay/Yoga)
No comments:
Post a Comment