Banjar (LawuNnews) Gonjang-ganjing persoalan di tingkat pusat, khususnya yang menyangkut jabatan pucuk pimpinan Polri dan kaitannya dengan KPK, rupanya berdampak pula terhadap keberadaan polisi di daerah. Minimal secara psikologis persoalan itu akan mernpengaruhi seluruh jajaran korps Tri Brata se-Indonesia, termasuk polisi di Kota Banjar.
Sebagai respon dan bentuk kepedulian atas "musibah" tersebut, Jumat (13/2) beberapa waktu lalu jajaran Polres Banjar menggelar doa bersama atau istigosah di aula Mapolres Banjar. Selain dihadiri seluruh anggota Polres Banjar, kegiatan doa bersama juga dihadiri oleh tokoh agama, unsur MUI, ormas Islam, LSM dan kalangan masyarakat lainnya. Tampak hadir pula sejumlah perwira polisi yang mewakili Kapolda Jabar. "Ini merupakan bentuk keprihatinan kami sebagai polisi. Jadi kita doakan supaya permasalahan yang terjadi di tingkat pusat bisa segera selesai dengan jalan keluar yang terbaik," kata Kapolresta Banjar, AKBP Asep Saepudin.
Dia menjelaskan, mesti gaung persoalan KPK dan Polri menasional namun di tingkat daerah dan dampaknya tidak terlalu signifikan terhadap dinamika sosial masyarakat. "Kalau Banjar Insya Allah kondusif," katanya seraya mengatakan kegiatan istigosah ini juga dilakukan di polres-polres lain.
Polisi Saba Sakola
Selain itu, kata Asep, ditengah derasnya sorotan publik terhadap institusi Polri sebagai dampak kegaduhan KPK vs Polri di tingkat pusat, jajaran Polres Kota Banjar semakin fokus melakukan pembinaan dan pendekatan kepada masyarakat. Ada beberapa program yang diluncurkan Polres Banjar terkait upaya preventif dan pembinaan terhadap masyarakat dalam upaya memelihara Kamtibmas. Seperti Polisi Saba Bumi, Polisi Saba Sakola, Polisi Saba Mesjid dan sebagainya. Beragam program itu memiliki pola yang serupa dimana polisi hadir di tengah kalangan tertentu untuk bersilaturahmi serta menyampaikan pesan-pesan Kamtibmas.
Seperti program Polisi Saba Sakola, kegiatan yang dilakukan sebulan sekali itu menerjunkan polisi ke sekolah untuk kemudian menyampaikan sosialisasi yang bertujuan untuk meredam bentuk-bentuk kenakalan remaja. "Intinya kami ingin mendekatkan diri dengan masyarakat. Dengan harapan bisa terjalin kerjasama positif untuk sama-sama menjaga Kamtibmas," tandasnya.
Selain itu agenda pembinaan internal di Polres Banjar juga terus dipertajam. Yang terbaru, Kapolres telah merintis pekan pembinaan bagi jajarannya. Pekan pembinaan ini adalah menentukan tema harian dibagi seluruh jajaran Polres Banjar.
Seperti Senin Anev (Analisa dan evaluasi) yang diwujudkan dalam kegiatan evaluasi seluruh kinerja, Selasa, silaturahmi yang mengharuskan anggota polisi melakukan silaturahmi ke luar atau menambah kenalan baru. Rabu disiplin dimana Propam Polres akan memeriksa kedisiplinan anggota. "Lalu Kamis taqwa, Jumat bersih dan sehat, Sabtu Siaga dan Minggu waspada," kata Asep Saepudin.
Selain yang bersifat umum, Kapolres juga meluncurkan program-program khusus di setiap satuan. Misal di Satreskrim ada program Reskrim Gentayangan yang diwujudkan dalam bentuk menerjunkan anggota Reskrim untuk berkeliling daerah-daerah rawan di malam hari. Ini menjadi tugas tambahan bagi anggota Reskrim agar lebih mengenal wilayah tugas serta mengantisipasi aksi kejahatan. “Wilayah Banjar relatife kecil, kalau anggota kita setiap malam gentayangan, tentu aksi kriminalitas bisa diredam, "katanya. Dia berharap upayanya ini mendapat dukungan dari masyarakat serta berkomitmen melaksanakannya. (mamay)
Sebagai respon dan bentuk kepedulian atas "musibah" tersebut, Jumat (13/2) beberapa waktu lalu jajaran Polres Banjar menggelar doa bersama atau istigosah di aula Mapolres Banjar. Selain dihadiri seluruh anggota Polres Banjar, kegiatan doa bersama juga dihadiri oleh tokoh agama, unsur MUI, ormas Islam, LSM dan kalangan masyarakat lainnya. Tampak hadir pula sejumlah perwira polisi yang mewakili Kapolda Jabar. "Ini merupakan bentuk keprihatinan kami sebagai polisi. Jadi kita doakan supaya permasalahan yang terjadi di tingkat pusat bisa segera selesai dengan jalan keluar yang terbaik," kata Kapolresta Banjar, AKBP Asep Saepudin.
Dia menjelaskan, mesti gaung persoalan KPK dan Polri menasional namun di tingkat daerah dan dampaknya tidak terlalu signifikan terhadap dinamika sosial masyarakat. "Kalau Banjar Insya Allah kondusif," katanya seraya mengatakan kegiatan istigosah ini juga dilakukan di polres-polres lain.
Polisi Saba Sakola
Selain itu, kata Asep, ditengah derasnya sorotan publik terhadap institusi Polri sebagai dampak kegaduhan KPK vs Polri di tingkat pusat, jajaran Polres Kota Banjar semakin fokus melakukan pembinaan dan pendekatan kepada masyarakat. Ada beberapa program yang diluncurkan Polres Banjar terkait upaya preventif dan pembinaan terhadap masyarakat dalam upaya memelihara Kamtibmas. Seperti Polisi Saba Bumi, Polisi Saba Sakola, Polisi Saba Mesjid dan sebagainya. Beragam program itu memiliki pola yang serupa dimana polisi hadir di tengah kalangan tertentu untuk bersilaturahmi serta menyampaikan pesan-pesan Kamtibmas.
Seperti program Polisi Saba Sakola, kegiatan yang dilakukan sebulan sekali itu menerjunkan polisi ke sekolah untuk kemudian menyampaikan sosialisasi yang bertujuan untuk meredam bentuk-bentuk kenakalan remaja. "Intinya kami ingin mendekatkan diri dengan masyarakat. Dengan harapan bisa terjalin kerjasama positif untuk sama-sama menjaga Kamtibmas," tandasnya.
Selain itu agenda pembinaan internal di Polres Banjar juga terus dipertajam. Yang terbaru, Kapolres telah merintis pekan pembinaan bagi jajarannya. Pekan pembinaan ini adalah menentukan tema harian dibagi seluruh jajaran Polres Banjar.
Seperti Senin Anev (Analisa dan evaluasi) yang diwujudkan dalam kegiatan evaluasi seluruh kinerja, Selasa, silaturahmi yang mengharuskan anggota polisi melakukan silaturahmi ke luar atau menambah kenalan baru. Rabu disiplin dimana Propam Polres akan memeriksa kedisiplinan anggota. "Lalu Kamis taqwa, Jumat bersih dan sehat, Sabtu Siaga dan Minggu waspada," kata Asep Saepudin.
Selain yang bersifat umum, Kapolres juga meluncurkan program-program khusus di setiap satuan. Misal di Satreskrim ada program Reskrim Gentayangan yang diwujudkan dalam bentuk menerjunkan anggota Reskrim untuk berkeliling daerah-daerah rawan di malam hari. Ini menjadi tugas tambahan bagi anggota Reskrim agar lebih mengenal wilayah tugas serta mengantisipasi aksi kejahatan. “Wilayah Banjar relatife kecil, kalau anggota kita setiap malam gentayangan, tentu aksi kriminalitas bisa diredam, "katanya. Dia berharap upayanya ini mendapat dukungan dari masyarakat serta berkomitmen melaksanakannya. (mamay)
No comments:
Post a Comment