Tuesday, March 24, 2015

Maraknya Kecelakaan Laut Akibat Human Eror dari Wisatawan itu sendiri

Pangandaran (LawuNews) Maraknya kecelakaan laut yang dialami wisatawan, baik korban selamat maupun sam­pai meninggal dunia karena terseret arus laut saat berak­tifitas renang di pantai barat Pangandaran, rata-rata fak­tor human eror dari pengun­jung itu sendiri.

Pengunjung yang berakti­fitas berenang di laut, tidak mengabaikan keselamatan diri, baik tidak menggunakan alat pengaman seperti boggy maupun alat renang lainnya. Selain itu, pengunjung pun kerap mengabaikan rambu-rambu larangan berenang. Padahal lokasi tersebut merupakan kawasan berbahaya.

Dikonfirmasi terkait mar­aknya kecelakaan laut di ob­jek wisata pantai Pangan­daran Provinsi Jabar, Kepala Bidang Humas Polisi Daerah Jawa Barat Komisaris Besar Sulistiyo Pudjo Hartono kepa­da tim Lawunews.com, Kamis, (12/­2) beberapa waktu lalu melalui saluran tele­pon mengatakan, sesuai den­gan arahan dari Kepala Polisi Daerah Jawa Barat, memer­intahkan pemantauan di objek wisata itu melekat terha­dap para wisatawan, khusus­nya di lokasi wisata Pantai Pangandaran dan sekitarnya. Dan bagi pemantauan yang dilakukan oleh petugas, tidak hanya pada saat-saat hari libur atau kunjungan wisatawan sedang padat, tetapi juga pada hari-hari biasa dengan jumlah kekuatan yang disesuaikan," ungkap Kombes Sulistiyo.

Untuk menjaga kesela­matan jiwa pengunjung wisatawan yang menggunakan peralatan air seperti perahu, kano, bugi dan lainnya kata Kombes Sulistiyo, diwajibkan untuk menggunakan alat ke­selamatan, salah satunya life jacket. "Apabila pengunjung tidak bersedia menggunakannya atau tidak disediakan alat safety itu, maka pengunjung dilarang beraktifitas di laut, baik berenang maupun berla­yar dengan perahu wisata. Ini yang namanya pemantauan keselamatan pun melekat pada diri pengunjung itu sendiri," tuturnya.

Agar objek wisata di Kabu­paten Pangandaran betul­-betul zero accident, maka perlu adanya koordinasi dari semua lintas sektor, termasuk para pebisnis. Mereka bisa menyediakan jasa alat keselamatan  jiwa pengunjung yang akan beraktifitas bere­nang, sementara pengunjung diingatkan akan wajibnya memakai alat keselamatan jiwa tersebut.

"Termasuk memuat tulisan di spanduk atau ban­ner yang berisi himbauan dan larangan bagi para wisatawan berkaitan dengan kesela­matan di laut. Dan apabila dalam pelaksanaannya petu­gas setempat kewalahan dalam mengawasi kesela­matan pengunjung, agar jan­gan segan meminta bantuan ke Mapolres bila memerlukan tambahan kekuatan person­el, "ucapnya.

Basarnas
Dilain tempat Badan Search And Rescue (SAR) memberikan pelatihan poten­si Bantuan sarana Nasional (Basarnas) kepada 77 peserta dari setiap perwakilan daerah, khususnya daerah rawan bencana termasuk Kabupaten Pa­ngandaran.

Demikian disampaikan BP­BD (Kepala Badan Penanggu­langan Bencana Daerah) Kabu­paten Pangandaran, H. Nana Ruhena. Menurutnya, peserta yang hadir dalam pelatihan SAR tersebut terdiri dari berbagai unsur. "Seperti dari para relawan /masyarakat, anggota Balawista dan dinas dari berbagai daer­ah, seperti Tasikmalaya, Bandung dan Pangandaran sebagai tuan rumah, "ucapnya. Adapun tujuan kegiatan pelatihan ini dikatakan Nana, untuk menyiapkan SDM dalam penanggulangan bencana dan pemberian pertolongan kepa­da korban bencana. Fokusnya kata dia, dalam perihal pencari­an dan pertolongan korban.

H. Nana mengungkapkan, pe­laksanaan pelatihan Basarnas dan kerja sama dengan Pemkab Pangandaran merupakan keun­tungan bagi masyarakat Pa­ngandaran. Sehingga akan lebih banyak relawan yang sudah terdidik dan siap terjun. Disinggung kelengkapan sa­rana dan prasarana, pihak BPBD Kabupaten Pangandaran ucapnya sudah berupaya untuk penambahan sarana dan pra­sarana penunjang dalam pelaksanaan tugas, namun secara bertahap.

Di tempat yang sama Kasi Pe­nyelenggaraan Diklat Basarnas Pusat Sudarmadi mengatakan, materi yang disampaikan dalam pelatihan tersebut yakni water rescue, basic madicel, tehnik pertolongan di perairan, serta pelatihan penguatan fisik dan mental bagi peserta. "Sasaran kita dalam pelatihan ini adalah untuk menambah potensi Basarnas di daerah­-daerah yang rawan musibah dan rawan kecelakaan, seperti bencana alam dan bencana lain­nya, "ungkapnya.

Sementara ditambahkan Kasi Potensi Basarnas Pusat Andi Suherly, sebenarnya untuk pengajuan pendirian Pos SAR di Kabupaten Pangandaran sudah lama diren­canakan. Namun pengusulan Kepala Badan yang langsung di­tujukan ke Kemenpan sampai saat ini belum terealisasikan. "Dikarenakan Pangandaran akan membangun bandar udara, pelabuhan samudera dan stasiun kereta api, maka sebagai perpanjangan kantor SAR akan dipusatkan kantor Basarnasnya di Parigi. Kami akan terus berupaya men­dorong ke Kemempan.

Seperti diketahui, objek wisata pantai barat Pangan­daran kerap menelan korban pengunjung yang terseret arus. Korban tersebut ada yang berhasil diselamatkan, maupun tak jarang ditemu­kan sudah dalam kondisi tak bernyawa, seperti yang terja­di pada korban Hasan Nur­din (19), karyawan rumah makan Ampera di Dayeuh­kolot Bandung baru-baru ini.

Ia ditemukan mengambang  tak bernyawa oleh seorang nelayan yang sedang menangkap ikan di pantai barat Pangandaran beberapa waktu lalu. Akhirnya jasad korban yang merupakan warga Kam­pung Cipeuteuy RT 01/07 Desa Sukamaju Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut dibawa ke Puskesmas Pa­ngandaran dengan menggu­nakan kendaraan ambulan Balawista. (mamay)

No comments:

Koprasi Warga Cimahi Mandiri Menggelar RAT Tepat Waktu

Cimahi (LawuPost)  Koperasi yang sehat dan baik adalah Koperasi yang mampu melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) tepat waktu, dan Rap...