Pangandaran (LawuNews) Maraknya kecelakaan laut yang dialami wisatawan, baik korban selamat maupun sampai meninggal dunia karena terseret arus laut saat beraktifitas renang di pantai barat Pangandaran, rata-rata faktor human eror dari pengunjung itu sendiri.
Pengunjung yang beraktifitas berenang di laut, tidak mengabaikan keselamatan diri, baik tidak menggunakan alat pengaman seperti boggy maupun alat renang lainnya. Selain itu, pengunjung pun kerap mengabaikan rambu-rambu larangan berenang. Padahal lokasi tersebut merupakan kawasan berbahaya.
Dikonfirmasi terkait maraknya kecelakaan laut di objek wisata pantai Pangandaran Provinsi Jabar, Kepala Bidang Humas Polisi Daerah Jawa Barat Komisaris Besar Sulistiyo Pudjo Hartono kepada tim Lawunews.com, Kamis, (12/2) beberapa waktu lalu melalui saluran telepon mengatakan, sesuai dengan arahan dari Kepala Polisi Daerah Jawa Barat, memerintahkan pemantauan di objek wisata itu melekat terhadap para wisatawan, khususnya di lokasi wisata Pantai Pangandaran dan sekitarnya. Dan bagi pemantauan yang dilakukan oleh petugas, tidak hanya pada saat-saat hari libur atau kunjungan wisatawan sedang padat, tetapi juga pada hari-hari biasa dengan jumlah kekuatan yang disesuaikan," ungkap Kombes Sulistiyo.
Untuk menjaga keselamatan jiwa pengunjung wisatawan yang menggunakan peralatan air seperti perahu, kano, bugi dan lainnya kata Kombes Sulistiyo, diwajibkan untuk menggunakan alat keselamatan, salah satunya life jacket. "Apabila pengunjung tidak bersedia menggunakannya atau tidak disediakan alat safety itu, maka pengunjung dilarang beraktifitas di laut, baik berenang maupun berlayar dengan perahu wisata. Ini yang namanya pemantauan keselamatan pun melekat pada diri pengunjung itu sendiri," tuturnya.
Agar objek wisata di Kabupaten Pangandaran betul-betul zero accident, maka perlu adanya koordinasi dari semua lintas sektor, termasuk para pebisnis. Mereka bisa menyediakan jasa alat keselamatan jiwa pengunjung yang akan beraktifitas berenang, sementara pengunjung diingatkan akan wajibnya memakai alat keselamatan jiwa tersebut.
"Termasuk memuat tulisan di spanduk atau banner yang berisi himbauan dan larangan bagi para wisatawan berkaitan dengan keselamatan di laut. Dan apabila dalam pelaksanaannya petugas setempat kewalahan dalam mengawasi keselamatan pengunjung, agar jangan segan meminta bantuan ke Mapolres bila memerlukan tambahan kekuatan personel, "ucapnya.
Basarnas
Dilain tempat Badan Search And Rescue (SAR) memberikan pelatihan potensi Bantuan sarana Nasional (Basarnas) kepada 77 peserta dari setiap perwakilan daerah, khususnya daerah rawan bencana termasuk Kabupaten Pangandaran.
Demikian disampaikan BPBD (Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Pangandaran, H. Nana Ruhena. Menurutnya, peserta yang hadir dalam pelatihan SAR tersebut terdiri dari berbagai unsur. "Seperti dari para relawan /masyarakat, anggota Balawista dan dinas dari berbagai daerah, seperti Tasikmalaya, Bandung dan Pangandaran sebagai tuan rumah, "ucapnya. Adapun tujuan kegiatan pelatihan ini dikatakan Nana, untuk menyiapkan SDM dalam penanggulangan bencana dan pemberian pertolongan kepada korban bencana. Fokusnya kata dia, dalam perihal pencarian dan pertolongan korban.
H. Nana mengungkapkan, pelaksanaan pelatihan Basarnas dan kerja sama dengan Pemkab Pangandaran merupakan keuntungan bagi masyarakat Pangandaran. Sehingga akan lebih banyak relawan yang sudah terdidik dan siap terjun. Disinggung kelengkapan sarana dan prasarana, pihak BPBD Kabupaten Pangandaran ucapnya sudah berupaya untuk penambahan sarana dan prasarana penunjang dalam pelaksanaan tugas, namun secara bertahap.
Di tempat yang sama Kasi Penyelenggaraan Diklat Basarnas Pusat Sudarmadi mengatakan, materi yang disampaikan dalam pelatihan tersebut yakni water rescue, basic madicel, tehnik pertolongan di perairan, serta pelatihan penguatan fisik dan mental bagi peserta. "Sasaran kita dalam pelatihan ini adalah untuk menambah potensi Basarnas di daerah-daerah yang rawan musibah dan rawan kecelakaan, seperti bencana alam dan bencana lainnya, "ungkapnya.
Sementara ditambahkan Kasi Potensi Basarnas Pusat Andi Suherly, sebenarnya untuk pengajuan pendirian Pos SAR di Kabupaten Pangandaran sudah lama direncanakan. Namun pengusulan Kepala Badan yang langsung ditujukan ke Kemenpan sampai saat ini belum terealisasikan. "Dikarenakan Pangandaran akan membangun bandar udara, pelabuhan samudera dan stasiun kereta api, maka sebagai perpanjangan kantor SAR akan dipusatkan kantor Basarnasnya di Parigi. Kami akan terus berupaya mendorong ke Kemempan.
Seperti diketahui, objek wisata pantai barat Pangandaran kerap menelan korban pengunjung yang terseret arus. Korban tersebut ada yang berhasil diselamatkan, maupun tak jarang ditemukan sudah dalam kondisi tak bernyawa, seperti yang terjadi pada korban Hasan Nurdin (19), karyawan rumah makan Ampera di Dayeuhkolot Bandung baru-baru ini.
Ia ditemukan mengambang tak bernyawa oleh seorang nelayan yang sedang menangkap ikan di pantai barat Pangandaran beberapa waktu lalu. Akhirnya jasad korban yang merupakan warga Kampung Cipeuteuy RT 01/07 Desa Sukamaju Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut dibawa ke Puskesmas Pangandaran dengan menggunakan kendaraan ambulan Balawista. (mamay)
Pengunjung yang beraktifitas berenang di laut, tidak mengabaikan keselamatan diri, baik tidak menggunakan alat pengaman seperti boggy maupun alat renang lainnya. Selain itu, pengunjung pun kerap mengabaikan rambu-rambu larangan berenang. Padahal lokasi tersebut merupakan kawasan berbahaya.
Dikonfirmasi terkait maraknya kecelakaan laut di objek wisata pantai Pangandaran Provinsi Jabar, Kepala Bidang Humas Polisi Daerah Jawa Barat Komisaris Besar Sulistiyo Pudjo Hartono kepada tim Lawunews.com, Kamis, (12/2) beberapa waktu lalu melalui saluran telepon mengatakan, sesuai dengan arahan dari Kepala Polisi Daerah Jawa Barat, memerintahkan pemantauan di objek wisata itu melekat terhadap para wisatawan, khususnya di lokasi wisata Pantai Pangandaran dan sekitarnya. Dan bagi pemantauan yang dilakukan oleh petugas, tidak hanya pada saat-saat hari libur atau kunjungan wisatawan sedang padat, tetapi juga pada hari-hari biasa dengan jumlah kekuatan yang disesuaikan," ungkap Kombes Sulistiyo.
Untuk menjaga keselamatan jiwa pengunjung wisatawan yang menggunakan peralatan air seperti perahu, kano, bugi dan lainnya kata Kombes Sulistiyo, diwajibkan untuk menggunakan alat keselamatan, salah satunya life jacket. "Apabila pengunjung tidak bersedia menggunakannya atau tidak disediakan alat safety itu, maka pengunjung dilarang beraktifitas di laut, baik berenang maupun berlayar dengan perahu wisata. Ini yang namanya pemantauan keselamatan pun melekat pada diri pengunjung itu sendiri," tuturnya.
Agar objek wisata di Kabupaten Pangandaran betul-betul zero accident, maka perlu adanya koordinasi dari semua lintas sektor, termasuk para pebisnis. Mereka bisa menyediakan jasa alat keselamatan jiwa pengunjung yang akan beraktifitas berenang, sementara pengunjung diingatkan akan wajibnya memakai alat keselamatan jiwa tersebut.
"Termasuk memuat tulisan di spanduk atau banner yang berisi himbauan dan larangan bagi para wisatawan berkaitan dengan keselamatan di laut. Dan apabila dalam pelaksanaannya petugas setempat kewalahan dalam mengawasi keselamatan pengunjung, agar jangan segan meminta bantuan ke Mapolres bila memerlukan tambahan kekuatan personel, "ucapnya.
Basarnas
Dilain tempat Badan Search And Rescue (SAR) memberikan pelatihan potensi Bantuan sarana Nasional (Basarnas) kepada 77 peserta dari setiap perwakilan daerah, khususnya daerah rawan bencana termasuk Kabupaten Pangandaran.
Demikian disampaikan BPBD (Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Pangandaran, H. Nana Ruhena. Menurutnya, peserta yang hadir dalam pelatihan SAR tersebut terdiri dari berbagai unsur. "Seperti dari para relawan /masyarakat, anggota Balawista dan dinas dari berbagai daerah, seperti Tasikmalaya, Bandung dan Pangandaran sebagai tuan rumah, "ucapnya. Adapun tujuan kegiatan pelatihan ini dikatakan Nana, untuk menyiapkan SDM dalam penanggulangan bencana dan pemberian pertolongan kepada korban bencana. Fokusnya kata dia, dalam perihal pencarian dan pertolongan korban.
H. Nana mengungkapkan, pelaksanaan pelatihan Basarnas dan kerja sama dengan Pemkab Pangandaran merupakan keuntungan bagi masyarakat Pangandaran. Sehingga akan lebih banyak relawan yang sudah terdidik dan siap terjun. Disinggung kelengkapan sarana dan prasarana, pihak BPBD Kabupaten Pangandaran ucapnya sudah berupaya untuk penambahan sarana dan prasarana penunjang dalam pelaksanaan tugas, namun secara bertahap.
Di tempat yang sama Kasi Penyelenggaraan Diklat Basarnas Pusat Sudarmadi mengatakan, materi yang disampaikan dalam pelatihan tersebut yakni water rescue, basic madicel, tehnik pertolongan di perairan, serta pelatihan penguatan fisik dan mental bagi peserta. "Sasaran kita dalam pelatihan ini adalah untuk menambah potensi Basarnas di daerah-daerah yang rawan musibah dan rawan kecelakaan, seperti bencana alam dan bencana lainnya, "ungkapnya.
Sementara ditambahkan Kasi Potensi Basarnas Pusat Andi Suherly, sebenarnya untuk pengajuan pendirian Pos SAR di Kabupaten Pangandaran sudah lama direncanakan. Namun pengusulan Kepala Badan yang langsung ditujukan ke Kemenpan sampai saat ini belum terealisasikan. "Dikarenakan Pangandaran akan membangun bandar udara, pelabuhan samudera dan stasiun kereta api, maka sebagai perpanjangan kantor SAR akan dipusatkan kantor Basarnasnya di Parigi. Kami akan terus berupaya mendorong ke Kemempan.
Seperti diketahui, objek wisata pantai barat Pangandaran kerap menelan korban pengunjung yang terseret arus. Korban tersebut ada yang berhasil diselamatkan, maupun tak jarang ditemukan sudah dalam kondisi tak bernyawa, seperti yang terjadi pada korban Hasan Nurdin (19), karyawan rumah makan Ampera di Dayeuhkolot Bandung baru-baru ini.
Ia ditemukan mengambang tak bernyawa oleh seorang nelayan yang sedang menangkap ikan di pantai barat Pangandaran beberapa waktu lalu. Akhirnya jasad korban yang merupakan warga Kampung Cipeuteuy RT 01/07 Desa Sukamaju Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut dibawa ke Puskesmas Pangandaran dengan menggunakan kendaraan ambulan Balawista. (mamay)
No comments:
Post a Comment