Sedikitnya 5000 orang
terdiri dari TNI, Polri, relawan dan unsur masyarakat, Badan Penanggulangan
Bencana Daerah dan unsur pemerintah daerah terkait terlibat dalam acara latihan
dan simulasi evakuasi penanggulangan bencana alam tsunami di bukit Cieksel
Kampung Citanggok Desa Teluk Kecamatan Labuan, Kamis (30/10/2014), yang juga
merupakan penutupan kegiatan Puncak Latihan Penanggulangan Bencana Alam yang
telah diselenggarakan sejak tanggal 23 Oktober 2014.
Pangdam III Siliwangi,
Mayor Jendral TNI Dedi Kusnadi Thamim mengatakan, dengan kegiatan latihan
penanggulangan bencana alam yang dilakukan, diharapkan masyarakat memahami cara
evakuasi tsunami dan tanda-tanda terjadinya bencana
tsunami itu sendiri, dan
nantinya jika saat terjadi bencana mereka sudah mengetahui cara dan kemana
harus menyelamatkan diri.

"Tentunya harapan
yang kita inginkan warga yang dilatih evakuasi penanggulangan bencana ini dapat
memahaminya, karena ini juga sangat penting bagi mereka,"ungkap Pangdam."Yang paling
penting adalah bagaimana masyarakat untuk bisa sadar dalam melakukan evakusi
jika terjadi bencana, dan cepat menyelamatkan diri ke tempat yang sudah
disediakan oleh Pemerintah," lanjutnya.
Penanggulangan bencana
memang bukan tugas utama TNI, namun demikian kewajiban TNI adalah melindungi
masyarakat, diantaranya melindungi dan membantu rakyat saat menghadapi bencana
alam. "Upaya TNI dalam melindungi masyarakat, diantaranya adalah
ketika melaksanakan tempur dan ketika menghadapi bencana," katanya Dedi.
Lanjut kata Dedi,
simulasi evakuasi penanggulangan bencana selain memberikan pengetahuan bagi
masyarakat tentang mengadapi bencana alam, disisi lain bagi prajurit TNI latihan yang dilakukan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam
rangka mengasah, memelihara dan meningkatkan kemampuan, sehingga benar-benar
siap dalam melaksanakan berbagai tugas yang diembannya. Pada sambutannya Pangdam
mengingatkan kepada seluruh peserta
bahwa bekal pengetahuan yang telah
diterima selama mengikuti latihan, masih memerlukan pembuktian di lapangan
secara realistis, mengingat situasi dan kondisi yang diskenariokan dalam
latihan tentunya bisa saja tidak sama dengan situasi nyata yang dihadapi. “Masih banyak hal-hal yang perlu dievaluasi
nantinya oleh pihak terkait, karena masih ada beberapa sarana yang belum
sempurna, diantaranya sarana infrastruktur menuju tempat evakuasi yang belum
menunjang, serta kelengkapan logistik” ungkapnya.
Sedangkan menurut Plt
Gubernur Banten Rano Karno, penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab
bersama antara pemerintah TNI, Polri, Instansi terkait masyarakat dan dunia
usaha. Untuk itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten, mempersiapkan tentang
segala kemungkinannya. Sebab, penanggulangan bencana merupakan sebuah
kebutuhan." Mari kita semua
harus sadar bencana. Sebab, bencana itu tidak bisa diprediksi kedatangannya
Karena itu, latihan menghadapi bencana (drill) pada saat siaga bencana sangat
penting, dalam menentukan langkah dan tindakan saat tanggap darurat ditetapkan.
Pelatihan bencana ini pula merupakan upaya penanaman kesadaran masyarakat
nantinya terhadap bencana," ujar Rano.
Hadir dalam acara
tersebut Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Plt Gubernur Banten Rano Karno,
Kasdam III/Siliwangi Brigjen TNI Suyatno, Kapolda Jawa Banten Brigjen Pol M.
Zulkarnaen, Komandan Korem (Danrem) 064/My Kolonel Inf Anna Supriyatna, Forum
Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) Provinsi Banten, Bupati Pandeglang Erwan Kurtubi,
para Dan/Ka Satbalak Jajaran Kodam III/Siliwangi, anggota FKPD Kabupaten
Pandeglang dan tokoh masyarakat setempat. (Pendam III/Siliwangi/Rega)
No comments:
Post a Comment