Sunday, November 2, 2014

Pengusaha Asal Pangandaran Jadi Menteri dalam Kabinet Kerja Jokowi-JK

Pangandaran (Lawunews.Com) 
Sejumlah tokoh dan warga Kabupaten Pangandaran sempat tercengang menyaksikan Susi Puji Astuti menjadi bagian orang terpilih berkemeja putih di Istana Merdeka, Minggu (26/10). Susi dilantik menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan pada “Kabinet Kerja” yang akan membantu roda pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden, Jokowi-JK. Namun kekagetan para tokoh dan masyarakat berganti menjadi kebanggaan. Pasalnya, satu diantara jutaan warga Kabupaten Pangandaran terpilih menjadi menteri membantu kerja Presiden RI dalam mengelola Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Ya, awalnya kami tercengang saat menyaksikan ditelevisi, ibu Susi dipanggil pak Jokowi untuk menjadi menteri perikanan dan kelautan. Tetapi rasa kaget kami langsung berubah menjadi bangga karena ada salah satu putra daerah terbaik asal Pangandaran menjadi menteri. Dan itu menjadi sejarah baru di Kabupaten Pangandaran, baik saat bersama Kabupaten Ciamis apalagi sudah menjadi DOB Kabupaten Pangandaran, “kata Ketua Presedium DOB Pangandaran, H. Supratman saat dimintai pendapatnya terkait pelantikan menteri Jokowi-JK.

 Kekagetan juga tampak terpancar di wajah Pj. Bupati Kabupaten Pangandaran, H. Endjang Naffandy dan tokoh Presedium, H. Iyos Rosby serta sejumlah tokoh lainnya. Namun akhirnya mereka mengaku bangga karena ada putra daerah yang terpilih membantu Presiden RI.  “Kami sangat bangga dengan dilantiknya Ibu Susi menjadi menteri. Kami mengucapkan selamat buat beliau, mudah-mudahan sebagai putra daerah bisa melaksanakan tugas sebaik-baiknya, “kata H. Endjang. Ucapan selamat pun disampaikan, H. Iyos Rosby. Mereka pun berharap agar Susi Puji Astuti bisa mengangkat nasib dan perekonomian khususnya nelayan Kabupaten Pangandaran yang saat ini kesejahteraanya masih terbilang minim. “Ya, kami berharap Ibu Susi bisa mengangkat derajat kehidupan nelayan Pangandaran. Dan diharapkan dermaga untuk nelayan pun bisa lebih ditingkatkan dan reprensentatif. Selamat bekerja buat beliau, “ujar H. Iyos.

Susi Pudji Astuti
Susi Puji Astuti lahir 15 Januari 1965 di Pangandaran, Ciamis ibu: Hj. Suwuh Lasminah ayah: H. Ahmad Karlan meninggal 2007 suami: Christian von Strombeck(suami ke 3) anak: Panji Hilmansyah, Nadine Pascale, Alvy Xavier Susi Puji Astuti adalah anak sulung dari 3 bersaudara. Kakek buyutnya yang berasal dari Jawa Tengah, Haji Ireng, berdagang sapi dan kerbau di Jawa Barat. Haji Ireng lalu menetap di Pangandaran. Orangtua Susi adalah generasi ke 5 dan mempunyai banyak tanah, antara lain kolam-kolam ikan dan kebun kelapa untuk dipanen dan dijual kopranya. Ayahnya juga mengusahakan beberapa buah perahu untuk para nelayan mencari ikan dengan sistem bagi hasil. 

Meskipun sudah dikenal sebagai salah satu objek wisata, dulu pantai Pangandaran masih sepi pengunjung. Pada akhir pekan atau hari libur pun jarang ada wisatawan yang datang. Pasar di dekat rumahnya, dulu cuma ramai hingga pukul 9 pagi. Susi bersekolah di SD Negeri 8 Pangandaran tahun 1972-1977 lalu ke SMP Negeri 1 Pangandaran tahun 1978-1980 lalu ke SMA Negeri 1 Yogyakarta. Cuma Tamatan SMP, Kini Punya Belasan Pesawat Carteran ~Mengaku asli Jawa, ia memang fasih berbahasa Jawa. Hanya saja karena bertahun-tahun membangun bisnis di kawasan Pangandaran, ia juga luwes berbahasa Sunda. Perjalanan kemudian, karena sering melayani pelanggan manca negara, bahkan mengemudikan sendiri pesawat terbangnya, iapun fasih pula berbahasa Inggris. Tetapi siapa sangka jika wanita berkulit gelap itu sekadar tamatan SMP dengan ke sehariannya berprofesi sebagai pedagang ikan laut. Itulah dia Susi Pudjiastuti. Berbekal Rp 750.000,- hasil menjual gelang, kalung, dan cincin miliknya, Susi mulai jadi pengepul ikan pada 1983. Waktu itu ia baru sanggup membeli 1 kg, besoknya 2 kg, lusa 5 kg. Begitu seterusnya.

Dalam tempo setahun, ia berhasil memasuki pasar Cilacap. Makin majunya usaha, menuntun Susi mulai menyewakan perahu untuk nelayan mencari ikan dan mobil untuk pengiriman. Kini ia punya ratusan perahu dan puluhan truk. Ia pun kemudian menjadi penyalur tetap hasil laut ke beberapa pabrik besar di Jakarta. Tiaphari, pukul 15.00, ia meluncur ke Jakarta untuk setor. Di tengah jalan, ia mampir ke Cikampek untuk mengambil katak. Setelah urusan bisnisnya usai, malam hari pun ia langsung balik ke Pangandaran. “Begitulah keseharian saya,” tuturnya. 

Harga ikan dan udang yang fresh sampai ke Jepang kurang dari 24 jam, bisa dua kali lipat lebih mahal. Itu sebabnya ia tak segan-segan membeli pesawat terbang Cessna agar ikan atau udang yang diekspor bisa tiba kurang dari 24 jam. Ia tahu, semakin murni ikan itu dari bahan pengawet, semakin banyak diburu penggemarnya. Maka ia pun membuat pabrik pengolahan ikan tanpa bahan kimia. Bermetamorfosa Maka pabrik ikannya pun dibangun mirip mal, dengan investasi lumayan besar. Jangan tanya teori kepadanya, sebab ia pasti akan menggeleng. Jadi ketika ditanya apa resep suksesnya, ia tak mampu menjawab. “Menurut saya ilmu ekonomi itu alamiah. Kalau orang mau berdagang, ya sediakan barang yang bagus, kasih harga yang bagus, begitu saja.” Ia memang tidak belajar secara akademis. ”Saya hanya berijazah SMP, kalau ngelamar kerja jadi apa?” ujarnya merendah. 

Susi Dimata Rekan
From zero to hero, ungkapan itu sangat cocok kepada Susi Puji Astuti putra asli Pangandaran yang kini menjabat sebagai Menteri Perikanan dan Kelautan Republik Indonesia. Bagi teman sepermainan semasa kecil prestasi Susi saat ini cukup membuat bangga teman-temannya meskipun mereka berbeda nasib dengan Susi yang masih tetap menjadi bakul ikan di Pangandaran, seperti yang disampaikan Ponirah (50) warga Dusun Karangsalam Rt04/05 Desa Pananjung Kecamatan/Kabupaten Pangandaran. Ponirah mengaku, dirinya adalah teman sepermainan Susi sejak kecil dari mulai jenjang SD sampai SMP hingga pernah membantu Susi menjadi bakul ikan. 

Ponirah yang akrab dipanggil Yuk Pni mengawali kisahnya saat ditemui tim Media Bangsa di pelelangan ikan Pantai Timur Pangandaran. Setiap hari Yuk Pni mengantarkan Susi berangkat sekolah di SDN 8 Pangandaran yang saat ini menjadi SDN 4 Pangandaran. “Orang tua ibu Susi, yakni almarhum H. Karlan mengangkat saya sebagai anak angkatnya karena saat itu saya sudah yatim. Tidak hanya menjadikan saya anak angkat, bahkan beliau menyekolahkan saya agar bisa menemani beliau (Susi) ke sekolah dan bermain. Beliau (Susi) paling suka main boneka, “ucap Yuk Pni sambil matanya menerawang kosong.

Yuk Pni kembali mengisahkan, Susi merupakan anak cikal dari empat bersaudara buah pasangan H. Karlan dan ibu Suwuh. Karena anak cikal kata dia, Susi memiliki adik yakni Yuad, Taufik dan almarhum Oji berada dalam keluarga yang kerja keras membuat sosok Susi menjadi pribadi yang pekerja ulet dan tentu pintar. “Orangnya pintar mas, dia itu dari SD hingga sekolah di SMPN 1 Pangandaran selalu ranking pertama dan sempat pindah ke Bandung serta melanjutkan sekolah SMA di Yogyakarta, “Yuk Pni.

Dengan telah dipilihnya sebagai menteri RI, Yuk Pni berpesan kepada Susi agar tidak lupa akan kampung halamannya. Ia pun mengingatkan Susi untuk menolong orang-orang kecil di Pangandaran khususnya para nelayan dan bakul ikan. “Mba Susi, kami berharap bukan tipe kacang lupa kulitnya. Mba Susi dulu dekat dengan wong cilik dan saat ini sudah menjadi sukses jangan sukses dan harus tetap dekat dengan orang kecil, “harapnya. (Mamay)

No comments:

Koprasi Warga Cimahi Mandiri Menggelar RAT Tepat Waktu

Cimahi (LawuPost)  Koperasi yang sehat dan baik adalah Koperasi yang mampu melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) tepat waktu, dan Rap...